Mobile_AP_Rectangle 1
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Luapan Sungai Kalimayang yang terjadi seusai hujan deras, Jumat (5/2) malam, langsung mengakibatkan banjir. Bukan hanya air sungai, tetapi juga membawa lumpur. Akibatnya, beberapa jukung untuk menambang pasir terbawa arus hingga puluhan meter ke hilir Sungai Kalimayang.
Tak hanya terbawa arus, jukung yang terbuat dari pelat dan kerangka besi itu juga tertimbun lumpur bercampur pasir halus. Seperti jukung untuk menambang milik Jumari, 45, warga setempat, yang hingga terseret puluhan meter dari tempat semula. Jukung berukuran 6 x 2 meter itu nyangsang dan terbalik serta tertimbun lumpur bercampur pasir.
Untuk mengevakuasi, Jumari harus bersusah payah karena setengah badan jukungnya terpendam lumpur. Menggunakan mesin penyedot air, akhirnya lumpur yang menutup sebagian jukungnya itu bisa dikeluarkan. “Yang penting saya keluarkan dulu dari timbunan lumpur. Untuk sementara masih kami ikat agar tidak terbawa banjir lagi,” kata Jumari kepada Jawa Pos Radar Jember.
Mobile_AP_Rectangle 2
Dirinya mengakui, untuk membersihkan lumpur yang menutupi jukung ini terbilang susah. Jumari harus menyemprotnya dengan mesin air. Dia pun berharap hujan yang datang di masa depan tak terlampau deras, agar tak mengakibatkan peningkatan debit air Sungai Kalimayang. “Bukan hanya milik saya yang terseret saat air Sungai Kalimayang ini banjir, tetapi beberapa jukung milik penambang lainnya juga terendam lumpur,” katanya.
Bahkan, ada jukung milik penambang hingga nyaris semuanya tertimbun. “Sama orangnya dibiarkan karena takut ada banjir lagi, yang penting diikat dengan kuat biar aman,” pungkasnya.
- Advertisement -
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Luapan Sungai Kalimayang yang terjadi seusai hujan deras, Jumat (5/2) malam, langsung mengakibatkan banjir. Bukan hanya air sungai, tetapi juga membawa lumpur. Akibatnya, beberapa jukung untuk menambang pasir terbawa arus hingga puluhan meter ke hilir Sungai Kalimayang.
Tak hanya terbawa arus, jukung yang terbuat dari pelat dan kerangka besi itu juga tertimbun lumpur bercampur pasir halus. Seperti jukung untuk menambang milik Jumari, 45, warga setempat, yang hingga terseret puluhan meter dari tempat semula. Jukung berukuran 6 x 2 meter itu nyangsang dan terbalik serta tertimbun lumpur bercampur pasir.
Untuk mengevakuasi, Jumari harus bersusah payah karena setengah badan jukungnya terpendam lumpur. Menggunakan mesin penyedot air, akhirnya lumpur yang menutup sebagian jukungnya itu bisa dikeluarkan. “Yang penting saya keluarkan dulu dari timbunan lumpur. Untuk sementara masih kami ikat agar tidak terbawa banjir lagi,” kata Jumari kepada Jawa Pos Radar Jember.
Dirinya mengakui, untuk membersihkan lumpur yang menutupi jukung ini terbilang susah. Jumari harus menyemprotnya dengan mesin air. Dia pun berharap hujan yang datang di masa depan tak terlampau deras, agar tak mengakibatkan peningkatan debit air Sungai Kalimayang. “Bukan hanya milik saya yang terseret saat air Sungai Kalimayang ini banjir, tetapi beberapa jukung milik penambang lainnya juga terendam lumpur,” katanya.
Bahkan, ada jukung milik penambang hingga nyaris semuanya tertimbun. “Sama orangnya dibiarkan karena takut ada banjir lagi, yang penting diikat dengan kuat biar aman,” pungkasnya.
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Luapan Sungai Kalimayang yang terjadi seusai hujan deras, Jumat (5/2) malam, langsung mengakibatkan banjir. Bukan hanya air sungai, tetapi juga membawa lumpur. Akibatnya, beberapa jukung untuk menambang pasir terbawa arus hingga puluhan meter ke hilir Sungai Kalimayang.
Tak hanya terbawa arus, jukung yang terbuat dari pelat dan kerangka besi itu juga tertimbun lumpur bercampur pasir halus. Seperti jukung untuk menambang milik Jumari, 45, warga setempat, yang hingga terseret puluhan meter dari tempat semula. Jukung berukuran 6 x 2 meter itu nyangsang dan terbalik serta tertimbun lumpur bercampur pasir.
Untuk mengevakuasi, Jumari harus bersusah payah karena setengah badan jukungnya terpendam lumpur. Menggunakan mesin penyedot air, akhirnya lumpur yang menutup sebagian jukungnya itu bisa dikeluarkan. “Yang penting saya keluarkan dulu dari timbunan lumpur. Untuk sementara masih kami ikat agar tidak terbawa banjir lagi,” kata Jumari kepada Jawa Pos Radar Jember.
Dirinya mengakui, untuk membersihkan lumpur yang menutupi jukung ini terbilang susah. Jumari harus menyemprotnya dengan mesin air. Dia pun berharap hujan yang datang di masa depan tak terlampau deras, agar tak mengakibatkan peningkatan debit air Sungai Kalimayang. “Bukan hanya milik saya yang terseret saat air Sungai Kalimayang ini banjir, tetapi beberapa jukung milik penambang lainnya juga terendam lumpur,” katanya.
Bahkan, ada jukung milik penambang hingga nyaris semuanya tertimbun. “Sama orangnya dibiarkan karena takut ada banjir lagi, yang penting diikat dengan kuat biar aman,” pungkasnya.