22.8 C
Jember
Tuesday, 21 March 2023

Tertantang Taklukkan Perbukitan Jember dengan Paralayang

Serunya Terbang di Skyland Wuluhan

Mobile_AP_Rectangle 1

TAMANSARI, Radar Jember – Sorak-sorai penonton sore itu terus menyemangati para atlet paralayang berjibaku mengendalikan laju angin. Skill berputar-putar di udara, naik turun, hingga akrobatik kian menambah takjub mata yang melihatnya.

Sore itu, ribuan mata tertuju pada pemandangan para atlet menaklukkan Bukit Skyland di Desa Tamansari, Kecamatan Wuluhan, yang menjadi area takeoff. Dan di sekitar areal persawahan Desa Tamansari sebagai landing-nya. Cukup dekat jaraknya dari puncak Skyland. Namun, tak sedikit atlet yang dibuat repot mencapai finis. Tepat di area titik akhir yang ditentukan. “Ini pengalaman pertama saya menaklukkan Bukit Skyland. Rasanya puas,” aku Ahmad Rizky, atlet paralayang dari TNI AU Malang, yang baru landing.

Mobile_AP_Rectangle 2

Dalam festival paralayang yang diselenggarakan oleh Pemkab Jember tersebut, ada sekitar seratus lebih atlet paralayang yang bergabung. “Festival ini dijadwalkan selama empat hari hingga Senin (10/1) mendatang. Dan menampilkan atlet paralayang terbaik dari berbagai daerah se-Indonesia,” kata Mahmud Rizal, Ketua Panitia Festival.

Selama tiga hari ke depan, lanjut Rizal, mereka terbang secara bergantian. Menunjukkan skill terbaiknya di hadapan dewan juri dan menghibur masyarakat Jember. “Di hari pertama, para atlet terbang untuk penyesuaian atau uji coba. Tapi mereka tetap dinilai,” jelasnya.

Sementara pada hari kedua dan ketiga, para atlet akan terbang dengan target sampai tiga ron atau ukuran satu atlet hingga tiga kali terbang. Para atlet dengan kemampuan khusus juga menampilkan pertunjukan secara tandem atau membonceng orang. “Nah, pada momen ini, masyarakat bisa ikut tandem bareng atlet profesional,” imbuh pria yang juga Ketua Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) Pengcab Jember ini.

Dia berharap, olahraga dirgantara tersebut dapat menjadi daya tarik masyarakat. Terlebih, olahraga itu terbilang baru di Jember. Hal itu juga didukung dengan potensi pariwisata yang disuguhkan di perbukitan Skyland. Jangka panjangnya, muncul atlet profesional untuk regional, nasional, maupun internasional. “Ini bisa menggairahkan olahraga dirgantara ini. Sekaligus mengoptimalkan potensi pariwisata Skyland. Ini untuk memutar perekonomian,” harapnya.

Atlet dari berbagai kelas hampir semua ada di sana. Dari kelas dasar, pemula atau siswa, lalu kelas junior, senior, tandem, hingga TNI/Polri, semua ada. Mereka juga datang dari berbagai daerah seluruh penjuru Nusantara. Seperti Kabupaten Ngawi, Lumajang, Bondowoso, Banyuwangi, Solo, Ponorogo, dan beberapa daerah luar pulau Jawa. “Baru pertama ke Skyland ini. Menurut saya sangat potensial. Tidak hanya potensi olahraga dirgantaranya, namun juga pariwisatanya,” tambah Joko Nugroho, ofisial sekaligus pelatih paralayang asal Kabupaten Ngawi yang datang bersama enam atletnya.

Sorak dan tepuk tangan penonton kian menambah semarak event olahraga dirgantara perdana di awal 2022 ini. Tak sedikit masyarakat yang hadir membawa sanak famili atau keluarganya. Supriyadi, misalnya, pengunjung asal Ambulu yang saat itu datang bersama keluarganya. Dia mengaku senang karena ada olahraga tersebut di Jember. “Baru kali ini lihat paralayang. Biasanya lihatnya di TV-TV,” pungkasnya. (mau/c2/rus)

- Advertisement -

TAMANSARI, Radar Jember – Sorak-sorai penonton sore itu terus menyemangati para atlet paralayang berjibaku mengendalikan laju angin. Skill berputar-putar di udara, naik turun, hingga akrobatik kian menambah takjub mata yang melihatnya.

Sore itu, ribuan mata tertuju pada pemandangan para atlet menaklukkan Bukit Skyland di Desa Tamansari, Kecamatan Wuluhan, yang menjadi area takeoff. Dan di sekitar areal persawahan Desa Tamansari sebagai landing-nya. Cukup dekat jaraknya dari puncak Skyland. Namun, tak sedikit atlet yang dibuat repot mencapai finis. Tepat di area titik akhir yang ditentukan. “Ini pengalaman pertama saya menaklukkan Bukit Skyland. Rasanya puas,” aku Ahmad Rizky, atlet paralayang dari TNI AU Malang, yang baru landing.

Dalam festival paralayang yang diselenggarakan oleh Pemkab Jember tersebut, ada sekitar seratus lebih atlet paralayang yang bergabung. “Festival ini dijadwalkan selama empat hari hingga Senin (10/1) mendatang. Dan menampilkan atlet paralayang terbaik dari berbagai daerah se-Indonesia,” kata Mahmud Rizal, Ketua Panitia Festival.

Selama tiga hari ke depan, lanjut Rizal, mereka terbang secara bergantian. Menunjukkan skill terbaiknya di hadapan dewan juri dan menghibur masyarakat Jember. “Di hari pertama, para atlet terbang untuk penyesuaian atau uji coba. Tapi mereka tetap dinilai,” jelasnya.

Sementara pada hari kedua dan ketiga, para atlet akan terbang dengan target sampai tiga ron atau ukuran satu atlet hingga tiga kali terbang. Para atlet dengan kemampuan khusus juga menampilkan pertunjukan secara tandem atau membonceng orang. “Nah, pada momen ini, masyarakat bisa ikut tandem bareng atlet profesional,” imbuh pria yang juga Ketua Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) Pengcab Jember ini.

Dia berharap, olahraga dirgantara tersebut dapat menjadi daya tarik masyarakat. Terlebih, olahraga itu terbilang baru di Jember. Hal itu juga didukung dengan potensi pariwisata yang disuguhkan di perbukitan Skyland. Jangka panjangnya, muncul atlet profesional untuk regional, nasional, maupun internasional. “Ini bisa menggairahkan olahraga dirgantara ini. Sekaligus mengoptimalkan potensi pariwisata Skyland. Ini untuk memutar perekonomian,” harapnya.

Atlet dari berbagai kelas hampir semua ada di sana. Dari kelas dasar, pemula atau siswa, lalu kelas junior, senior, tandem, hingga TNI/Polri, semua ada. Mereka juga datang dari berbagai daerah seluruh penjuru Nusantara. Seperti Kabupaten Ngawi, Lumajang, Bondowoso, Banyuwangi, Solo, Ponorogo, dan beberapa daerah luar pulau Jawa. “Baru pertama ke Skyland ini. Menurut saya sangat potensial. Tidak hanya potensi olahraga dirgantaranya, namun juga pariwisatanya,” tambah Joko Nugroho, ofisial sekaligus pelatih paralayang asal Kabupaten Ngawi yang datang bersama enam atletnya.

Sorak dan tepuk tangan penonton kian menambah semarak event olahraga dirgantara perdana di awal 2022 ini. Tak sedikit masyarakat yang hadir membawa sanak famili atau keluarganya. Supriyadi, misalnya, pengunjung asal Ambulu yang saat itu datang bersama keluarganya. Dia mengaku senang karena ada olahraga tersebut di Jember. “Baru kali ini lihat paralayang. Biasanya lihatnya di TV-TV,” pungkasnya. (mau/c2/rus)

TAMANSARI, Radar Jember – Sorak-sorai penonton sore itu terus menyemangati para atlet paralayang berjibaku mengendalikan laju angin. Skill berputar-putar di udara, naik turun, hingga akrobatik kian menambah takjub mata yang melihatnya.

Sore itu, ribuan mata tertuju pada pemandangan para atlet menaklukkan Bukit Skyland di Desa Tamansari, Kecamatan Wuluhan, yang menjadi area takeoff. Dan di sekitar areal persawahan Desa Tamansari sebagai landing-nya. Cukup dekat jaraknya dari puncak Skyland. Namun, tak sedikit atlet yang dibuat repot mencapai finis. Tepat di area titik akhir yang ditentukan. “Ini pengalaman pertama saya menaklukkan Bukit Skyland. Rasanya puas,” aku Ahmad Rizky, atlet paralayang dari TNI AU Malang, yang baru landing.

Dalam festival paralayang yang diselenggarakan oleh Pemkab Jember tersebut, ada sekitar seratus lebih atlet paralayang yang bergabung. “Festival ini dijadwalkan selama empat hari hingga Senin (10/1) mendatang. Dan menampilkan atlet paralayang terbaik dari berbagai daerah se-Indonesia,” kata Mahmud Rizal, Ketua Panitia Festival.

Selama tiga hari ke depan, lanjut Rizal, mereka terbang secara bergantian. Menunjukkan skill terbaiknya di hadapan dewan juri dan menghibur masyarakat Jember. “Di hari pertama, para atlet terbang untuk penyesuaian atau uji coba. Tapi mereka tetap dinilai,” jelasnya.

Sementara pada hari kedua dan ketiga, para atlet akan terbang dengan target sampai tiga ron atau ukuran satu atlet hingga tiga kali terbang. Para atlet dengan kemampuan khusus juga menampilkan pertunjukan secara tandem atau membonceng orang. “Nah, pada momen ini, masyarakat bisa ikut tandem bareng atlet profesional,” imbuh pria yang juga Ketua Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) Pengcab Jember ini.

Dia berharap, olahraga dirgantara tersebut dapat menjadi daya tarik masyarakat. Terlebih, olahraga itu terbilang baru di Jember. Hal itu juga didukung dengan potensi pariwisata yang disuguhkan di perbukitan Skyland. Jangka panjangnya, muncul atlet profesional untuk regional, nasional, maupun internasional. “Ini bisa menggairahkan olahraga dirgantara ini. Sekaligus mengoptimalkan potensi pariwisata Skyland. Ini untuk memutar perekonomian,” harapnya.

Atlet dari berbagai kelas hampir semua ada di sana. Dari kelas dasar, pemula atau siswa, lalu kelas junior, senior, tandem, hingga TNI/Polri, semua ada. Mereka juga datang dari berbagai daerah seluruh penjuru Nusantara. Seperti Kabupaten Ngawi, Lumajang, Bondowoso, Banyuwangi, Solo, Ponorogo, dan beberapa daerah luar pulau Jawa. “Baru pertama ke Skyland ini. Menurut saya sangat potensial. Tidak hanya potensi olahraga dirgantaranya, namun juga pariwisatanya,” tambah Joko Nugroho, ofisial sekaligus pelatih paralayang asal Kabupaten Ngawi yang datang bersama enam atletnya.

Sorak dan tepuk tangan penonton kian menambah semarak event olahraga dirgantara perdana di awal 2022 ini. Tak sedikit masyarakat yang hadir membawa sanak famili atau keluarganya. Supriyadi, misalnya, pengunjung asal Ambulu yang saat itu datang bersama keluarganya. Dia mengaku senang karena ada olahraga tersebut di Jember. “Baru kali ini lihat paralayang. Biasanya lihatnya di TV-TV,” pungkasnya. (mau/c2/rus)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca