29.8 C
Jember
Thursday, 23 March 2023

Sehari Bisa Pindah 13 Lokasi, Kadang Terkendala Penerangan

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Tak hanya memerlukan fisik yang prima, petugas pemakaman jenazah pasien Covid-19 juga harus memiliki mental baja. Karena mereka mengemban tugas yang cukup berat. Bahkan dalam sehari, mereka bisa berpindah dari satu lokasi pemakaman ke tempat lain. Selain itu, juga rentan tertular virus korona.

Para petugas pemakaman ini berada di bawah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember yang saat ini jumlahnya ada 52 personel. Mereka bekerja 24 jam dan terbagi dalam beberapa kelompok. Tiap tim minimal beranggotakan tujuh orang.

“Satu hari kami bisa memakamkan jenazah Covid-19 hingga 13 kali. Pindah dari satu kecamatan ke kecamatan lain,” ungkap Muhammad Fariz Fadil, salah seorang petugas pemakaman jenazah Covid-19.

Mobile_AP_Rectangle 2

Ia menceritakan, di musim penghujan seperti sekarang, tantangan petugas kian bertambah. Tidak itu saja, terkadang ban juga meletus usai memakamkan jenazah Covid-19 di malam hari. Terlebih, lokasinya jauh dari perkampungan penduduk. “Jadi terpaksa ban harus dilepas lalu mencari tambal ban dengan berjalan kaki,” ujar Fadil.

Pengalaman serupa juga dialami Agus Safarudin, petugas pemakamanan jenazah Covid-19 yang lain. Dia mengaku, seringkali lokasi penguburan terletak cukup jauh dari akses jalan dan tidak ada lampu penerangan. “Terpaksa peti mati itu dipanggul ramai-ramai oleh petugas melewati persawahan atau jalanan sempit,” ucapnya.

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Tak hanya memerlukan fisik yang prima, petugas pemakaman jenazah pasien Covid-19 juga harus memiliki mental baja. Karena mereka mengemban tugas yang cukup berat. Bahkan dalam sehari, mereka bisa berpindah dari satu lokasi pemakaman ke tempat lain. Selain itu, juga rentan tertular virus korona.

Para petugas pemakaman ini berada di bawah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember yang saat ini jumlahnya ada 52 personel. Mereka bekerja 24 jam dan terbagi dalam beberapa kelompok. Tiap tim minimal beranggotakan tujuh orang.

“Satu hari kami bisa memakamkan jenazah Covid-19 hingga 13 kali. Pindah dari satu kecamatan ke kecamatan lain,” ungkap Muhammad Fariz Fadil, salah seorang petugas pemakaman jenazah Covid-19.

Ia menceritakan, di musim penghujan seperti sekarang, tantangan petugas kian bertambah. Tidak itu saja, terkadang ban juga meletus usai memakamkan jenazah Covid-19 di malam hari. Terlebih, lokasinya jauh dari perkampungan penduduk. “Jadi terpaksa ban harus dilepas lalu mencari tambal ban dengan berjalan kaki,” ujar Fadil.

Pengalaman serupa juga dialami Agus Safarudin, petugas pemakamanan jenazah Covid-19 yang lain. Dia mengaku, seringkali lokasi penguburan terletak cukup jauh dari akses jalan dan tidak ada lampu penerangan. “Terpaksa peti mati itu dipanggul ramai-ramai oleh petugas melewati persawahan atau jalanan sempit,” ucapnya.

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Tak hanya memerlukan fisik yang prima, petugas pemakaman jenazah pasien Covid-19 juga harus memiliki mental baja. Karena mereka mengemban tugas yang cukup berat. Bahkan dalam sehari, mereka bisa berpindah dari satu lokasi pemakaman ke tempat lain. Selain itu, juga rentan tertular virus korona.

Para petugas pemakaman ini berada di bawah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember yang saat ini jumlahnya ada 52 personel. Mereka bekerja 24 jam dan terbagi dalam beberapa kelompok. Tiap tim minimal beranggotakan tujuh orang.

“Satu hari kami bisa memakamkan jenazah Covid-19 hingga 13 kali. Pindah dari satu kecamatan ke kecamatan lain,” ungkap Muhammad Fariz Fadil, salah seorang petugas pemakaman jenazah Covid-19.

Ia menceritakan, di musim penghujan seperti sekarang, tantangan petugas kian bertambah. Tidak itu saja, terkadang ban juga meletus usai memakamkan jenazah Covid-19 di malam hari. Terlebih, lokasinya jauh dari perkampungan penduduk. “Jadi terpaksa ban harus dilepas lalu mencari tambal ban dengan berjalan kaki,” ujar Fadil.

Pengalaman serupa juga dialami Agus Safarudin, petugas pemakamanan jenazah Covid-19 yang lain. Dia mengaku, seringkali lokasi penguburan terletak cukup jauh dari akses jalan dan tidak ada lampu penerangan. “Terpaksa peti mati itu dipanggul ramai-ramai oleh petugas melewati persawahan atau jalanan sempit,” ucapnya.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca