JEMBER, RADARJEMBER.ID – Tidak hanya keju yang dipanaskan lalu bisa berubah menjadi tekstur yang lumer. Namun, durian yang dibakar juga bisa jadi lumer. Bagi pencinta durian, Rumah Durian Bakar Mbak Ika sangat direkomendasikan. Terutama yang ingin menjajal sensasi baru makan durian. Yakni dengan cara dibakar. Bukan rumahnya, tetapi duriannya. Lho, kok bisa?
Buah durian dibakar di atas arang atau api kompor gas. Pembakarannya membutuhkan waktu yang lama, antara 30 menit hingga 1 jam. Biasanya durian yang memiliki kulit tebal dan ukuran jumbo bisa memakan waktu hingga 1 jam.
Proses pembakarannya dilakukan merata. Sampai seluruh permukaan kulit gosong merata hingga bagian ujung. Lalu, durian bakar akan diangkat dan disajikan ketika kulit durian ujungnya mulai pecah.
Jika dibuka, daging durian akan tampak lebih kuning matang. Daging durian akan mengeluarkan asap yang mengepul, aromanya menjadi lebih pekat dari sebelum mengalami proses pembakaran. Daging durian yang sudah dibakar ini makin maknyus jika disantap ketika dalam kondisi panas dan asap yang mengepul. “Kalau masih panas, ada asapnya makin enak. Rasa durian bakarnya makin terasa,” kata Ika.
Sajian durian bakar ini makin banyak diminati manakala musim hujan. Pengunjung semakin banyak datang kala musim hujan. Para pengunjung yang datang tidak hanya dari Jember, sebagian besar dari luar Jember, misalnya dari Situbondo, Bondowoso, hingga Bali. “Kalau musim hujan itu banyak peminatnya,” cerita Azizah, salah satu pekerja di Rumah Durian Bakar Mbak Ika.
Durian yang memiliki ukuran kulit tebal ini biasanya adalah durian yang berasal dari Bali. Sementara, durian yang memiliki kulit tipis umumnya adalah durian dari Banyuwangi, durian Sidomukti, dan Sumberjambe.
Selama ini, pengunjung yang datang bakal menikmati sajian durian bakar di tempat. Tujuannya agar aroma pembakarannya masih melekat.
Jurnalis: Dian Cahyani
Fotografer: Dian Cahyani
Editor: Lintang Anis Bena Kinanti