22.7 C
Jember
Friday, 9 June 2023

Sulap Perumahan Seperti Tempo Dulu, Diminati Warga untuk Swafoto

Pemandangan mengesankan ditampilkan warga Perumahan Bumi Tegal Besar (BTB). Bukan tarian atau konser. Tapi, nuansa khas kehidupan zaman dulu (jadul). Itu dibuat untuk menyambut Kemerdekaan ke-75 RI. Rupanya, semangat mereka tak terhalang pandemi.

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Angin yang berembus malam itu cukup menusuk tulang. Tetapi, tubuh terhangatkan setelah berjalan melintasi sebuah gang di perumahan BTB, Kelurahan Tegal Besar, Kaliwates. Seketika, mata terbelalak saat melihat suasana gang di perumahan itu. Total ada enam gang di RT 02 RW 18 tersebut. Oleh warga, semuanya disulap dengan tema bermacam-macam.

Satu gang dengan gang lain memiliki nuansa yang berbeda. Ada yang bernuansa jadul. Ada pula sebuah gang yang didesain dengan zaman modern. Itu semua disulap oleh warga setempat sebisanya. Orang-orang pun tampak berjalan menikmati jalan berpaving di lokasi itu.

Dedi Nurdiansyah, Ketua RT setempat, menyebut, gang-gang di tempatnya sudah didesain warga sejak sebelum masuk Agustus lalu. Menurutnya, desain artistik disesuaikan dengan tema yang dipilih oleh warga di gang tersebut. Setelah itu, mereka pun diberi kebebasan berkreasi untuk menghiasi apa pun di depan rumahnya masing-masing.

Mobile_AP_Rectangle 2

“Jadi, kreativitas ini terserah warga di depan rumahnya mau dibuat apa. Tetapi tetap sama dengan tema dalam satu gang,” papar Dedy sambil mengajak Jawa Pos Radar Jember keliling.

Pria ini selanjutnya mengajak masuk ke sebuah gang dengan tema tempo dulu. Saat masuk, di depan gang terdapat pintu yang terbuat dari anyaman bambu, dibukakan oleh dua orang. “Silakan pak,” kata mereka yang mengenakan pakaian adat.

Menapaki jalan berpaving, nuansa jadul begitu terasa. Lantunan gamelan seakan membawa suasana seperti menonton ludruk. Maklum, alunan itu berasal dari radio yang dibuat sebelum tahun 1990-an. Di tempat radio ini, sebuah rumah didesain seperti layaknya hunian zaman dulu.

Pada gedek bambu, sejumlah peralatan masak menjadi bagian ornamen bernilai artistik. Bahkan, emak-emak ada yang menumbuk kopi, sedangkan anak-anak bermain dakon. “Rumah yang didesain seperti nuansa desa ini murni dibuat warga. Pembuatannya tidak boleh membebani, tetapi dilakukan seikhlasnya,” papar Dedy.

Nuansa rumah dan gang tempo dulu seakan lengkap dengan adanya sepeda tua yang diparkir di depan rumah. Bahkan, ada sebuah sumur untuk menimba air. Di situlah, beberapa orang terlihat silih bergantian untuk berswafoto atau ber-selfie ria.

Ada banyak tempat unik yang bisa menjadi jujukan warga. Salah satunya rumah bernuansa tempo dulu tersebut. Bukan itu saja, warga yang hendak berfoto juga disediakan pakaian khas sehingga hasilnya benar-benar kuno. “Ini merupakan salah satu di antara sekian banyak kreativitas warga,” ucap Dedy.

Setelah keluar dari gang kampung jadul ini, Dedy mengajak ke sebuah gang bertema modern. Di sana, warga membuat sejumlah tempat seperti kafe. Sekali pun lokasinya ada di sebuah gang, tetapi desainnya cukup ciamik. Warga pun bisa menikmati secangkir kopi dan bernyanyi. “Mau karaokean juga boleh,” timpal Anik, warga BTB lainnya, yang mengaku iri dengan gang di RT tersebut karena di depan rumahnya tidak demikian.

Berjalan di sana malam-malam sepertinya tak kalah dengan tempat-tempat hiburan lainnya. Sebab, lampu hias pun menjadi salah satu yang ikut mewarnai sejumlah gang. Setelah meneguk kopi di sebuah kafe, Dedy mengajak kembali jalan-jalan. “Ini dilakukan demi menumbuhkan kekompakan warga. Kami ingin, warga tetap guyub dan rukun,” paparnya.

Dedy menyebut, ornamen yang dibikin warga di depan rumah mereka tidaklah memaksa. Warga yang kurang mampu bahkan cukup sekadar membantu tenaga. “Iuran seikhlasnya dikoordinasi ketua gang. Warga yang mampu dan kurang mampu tentu berbeda, tetapi kami sama-sama menyadari demi memperingati agustusan,” ucapnya. (c2/rus/bersambung).

 

 

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Angin yang berembus malam itu cukup menusuk tulang. Tetapi, tubuh terhangatkan setelah berjalan melintasi sebuah gang di perumahan BTB, Kelurahan Tegal Besar, Kaliwates. Seketika, mata terbelalak saat melihat suasana gang di perumahan itu. Total ada enam gang di RT 02 RW 18 tersebut. Oleh warga, semuanya disulap dengan tema bermacam-macam.

Satu gang dengan gang lain memiliki nuansa yang berbeda. Ada yang bernuansa jadul. Ada pula sebuah gang yang didesain dengan zaman modern. Itu semua disulap oleh warga setempat sebisanya. Orang-orang pun tampak berjalan menikmati jalan berpaving di lokasi itu.

Dedi Nurdiansyah, Ketua RT setempat, menyebut, gang-gang di tempatnya sudah didesain warga sejak sebelum masuk Agustus lalu. Menurutnya, desain artistik disesuaikan dengan tema yang dipilih oleh warga di gang tersebut. Setelah itu, mereka pun diberi kebebasan berkreasi untuk menghiasi apa pun di depan rumahnya masing-masing.

“Jadi, kreativitas ini terserah warga di depan rumahnya mau dibuat apa. Tetapi tetap sama dengan tema dalam satu gang,” papar Dedy sambil mengajak Jawa Pos Radar Jember keliling.

Pria ini selanjutnya mengajak masuk ke sebuah gang dengan tema tempo dulu. Saat masuk, di depan gang terdapat pintu yang terbuat dari anyaman bambu, dibukakan oleh dua orang. “Silakan pak,” kata mereka yang mengenakan pakaian adat.

Menapaki jalan berpaving, nuansa jadul begitu terasa. Lantunan gamelan seakan membawa suasana seperti menonton ludruk. Maklum, alunan itu berasal dari radio yang dibuat sebelum tahun 1990-an. Di tempat radio ini, sebuah rumah didesain seperti layaknya hunian zaman dulu.

Pada gedek bambu, sejumlah peralatan masak menjadi bagian ornamen bernilai artistik. Bahkan, emak-emak ada yang menumbuk kopi, sedangkan anak-anak bermain dakon. “Rumah yang didesain seperti nuansa desa ini murni dibuat warga. Pembuatannya tidak boleh membebani, tetapi dilakukan seikhlasnya,” papar Dedy.

Nuansa rumah dan gang tempo dulu seakan lengkap dengan adanya sepeda tua yang diparkir di depan rumah. Bahkan, ada sebuah sumur untuk menimba air. Di situlah, beberapa orang terlihat silih bergantian untuk berswafoto atau ber-selfie ria.

Ada banyak tempat unik yang bisa menjadi jujukan warga. Salah satunya rumah bernuansa tempo dulu tersebut. Bukan itu saja, warga yang hendak berfoto juga disediakan pakaian khas sehingga hasilnya benar-benar kuno. “Ini merupakan salah satu di antara sekian banyak kreativitas warga,” ucap Dedy.

Setelah keluar dari gang kampung jadul ini, Dedy mengajak ke sebuah gang bertema modern. Di sana, warga membuat sejumlah tempat seperti kafe. Sekali pun lokasinya ada di sebuah gang, tetapi desainnya cukup ciamik. Warga pun bisa menikmati secangkir kopi dan bernyanyi. “Mau karaokean juga boleh,” timpal Anik, warga BTB lainnya, yang mengaku iri dengan gang di RT tersebut karena di depan rumahnya tidak demikian.

Berjalan di sana malam-malam sepertinya tak kalah dengan tempat-tempat hiburan lainnya. Sebab, lampu hias pun menjadi salah satu yang ikut mewarnai sejumlah gang. Setelah meneguk kopi di sebuah kafe, Dedy mengajak kembali jalan-jalan. “Ini dilakukan demi menumbuhkan kekompakan warga. Kami ingin, warga tetap guyub dan rukun,” paparnya.

Dedy menyebut, ornamen yang dibikin warga di depan rumah mereka tidaklah memaksa. Warga yang kurang mampu bahkan cukup sekadar membantu tenaga. “Iuran seikhlasnya dikoordinasi ketua gang. Warga yang mampu dan kurang mampu tentu berbeda, tetapi kami sama-sama menyadari demi memperingati agustusan,” ucapnya. (c2/rus/bersambung).

 

 

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Angin yang berembus malam itu cukup menusuk tulang. Tetapi, tubuh terhangatkan setelah berjalan melintasi sebuah gang di perumahan BTB, Kelurahan Tegal Besar, Kaliwates. Seketika, mata terbelalak saat melihat suasana gang di perumahan itu. Total ada enam gang di RT 02 RW 18 tersebut. Oleh warga, semuanya disulap dengan tema bermacam-macam.

Satu gang dengan gang lain memiliki nuansa yang berbeda. Ada yang bernuansa jadul. Ada pula sebuah gang yang didesain dengan zaman modern. Itu semua disulap oleh warga setempat sebisanya. Orang-orang pun tampak berjalan menikmati jalan berpaving di lokasi itu.

Dedi Nurdiansyah, Ketua RT setempat, menyebut, gang-gang di tempatnya sudah didesain warga sejak sebelum masuk Agustus lalu. Menurutnya, desain artistik disesuaikan dengan tema yang dipilih oleh warga di gang tersebut. Setelah itu, mereka pun diberi kebebasan berkreasi untuk menghiasi apa pun di depan rumahnya masing-masing.

“Jadi, kreativitas ini terserah warga di depan rumahnya mau dibuat apa. Tetapi tetap sama dengan tema dalam satu gang,” papar Dedy sambil mengajak Jawa Pos Radar Jember keliling.

Pria ini selanjutnya mengajak masuk ke sebuah gang dengan tema tempo dulu. Saat masuk, di depan gang terdapat pintu yang terbuat dari anyaman bambu, dibukakan oleh dua orang. “Silakan pak,” kata mereka yang mengenakan pakaian adat.

Menapaki jalan berpaving, nuansa jadul begitu terasa. Lantunan gamelan seakan membawa suasana seperti menonton ludruk. Maklum, alunan itu berasal dari radio yang dibuat sebelum tahun 1990-an. Di tempat radio ini, sebuah rumah didesain seperti layaknya hunian zaman dulu.

Pada gedek bambu, sejumlah peralatan masak menjadi bagian ornamen bernilai artistik. Bahkan, emak-emak ada yang menumbuk kopi, sedangkan anak-anak bermain dakon. “Rumah yang didesain seperti nuansa desa ini murni dibuat warga. Pembuatannya tidak boleh membebani, tetapi dilakukan seikhlasnya,” papar Dedy.

Nuansa rumah dan gang tempo dulu seakan lengkap dengan adanya sepeda tua yang diparkir di depan rumah. Bahkan, ada sebuah sumur untuk menimba air. Di situlah, beberapa orang terlihat silih bergantian untuk berswafoto atau ber-selfie ria.

Ada banyak tempat unik yang bisa menjadi jujukan warga. Salah satunya rumah bernuansa tempo dulu tersebut. Bukan itu saja, warga yang hendak berfoto juga disediakan pakaian khas sehingga hasilnya benar-benar kuno. “Ini merupakan salah satu di antara sekian banyak kreativitas warga,” ucap Dedy.

Setelah keluar dari gang kampung jadul ini, Dedy mengajak ke sebuah gang bertema modern. Di sana, warga membuat sejumlah tempat seperti kafe. Sekali pun lokasinya ada di sebuah gang, tetapi desainnya cukup ciamik. Warga pun bisa menikmati secangkir kopi dan bernyanyi. “Mau karaokean juga boleh,” timpal Anik, warga BTB lainnya, yang mengaku iri dengan gang di RT tersebut karena di depan rumahnya tidak demikian.

Berjalan di sana malam-malam sepertinya tak kalah dengan tempat-tempat hiburan lainnya. Sebab, lampu hias pun menjadi salah satu yang ikut mewarnai sejumlah gang. Setelah meneguk kopi di sebuah kafe, Dedy mengajak kembali jalan-jalan. “Ini dilakukan demi menumbuhkan kekompakan warga. Kami ingin, warga tetap guyub dan rukun,” paparnya.

Dedy menyebut, ornamen yang dibikin warga di depan rumah mereka tidaklah memaksa. Warga yang kurang mampu bahkan cukup sekadar membantu tenaga. “Iuran seikhlasnya dikoordinasi ketua gang. Warga yang mampu dan kurang mampu tentu berbeda, tetapi kami sama-sama menyadari demi memperingati agustusan,” ucapnya. (c2/rus/bersambung).

 

 

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca