27.8 C
Jember
Friday, 31 March 2023

Reaktivasi Pasar Mangkrak Tidak Beroperasi Tunggu Perubahan APBD

Mobile_AP_Rectangle 1

SUMBERSARI, RADARJEMBER.ID – Pemkab Jember di era Bupati Jember Faida sempat memprogram proyek revitalisasi pasar tradisional pada sejumlah titik di beberapa kecamatan. Namun, proyek yang menelan anggaran APBD Jember hingga puluhan miliar itu justru mangkrak. Alias tidak beroperasi.
Hal itu kemudian disayangkan. Padahal banyak masyarakat selaku pedagang ketika awal pasar direnovasi harus berpindah lokasi. Dan ketika pasar sudah selesai berganti baju baru, justru tidak ditempati.
Kepada Dinas Perdagangan (Disperindag) Jember Bambang Saputro membenarkan demikian. Menurutnya, beberapa pasar yang telah direnovasi namun belum ditempati itu karena ada sejumlah kendala teknis. Mulai dari Pasar Petung, Pasar Tegalboto, dan Pasar Menampu. “Seperti di pasar Petung, belum bisa beroperasi karena ada kendala. Masih ada lapak masyarakat di depan pasar, sehingga tidak bisa dilalui untuk pintu masuk,” beber Bambang.
Masih adanya bangunan kios atau lapak pedagang di depan pasar itu memunculkan keengganan masyarakat untuk menempati pasar. Karena alasan nyerimpeti.
Namun demikian, lanjut dia, Pemkab Jember menjanjikan bakal menyikapi sejumlah kendala teknis tersebut. Termasuk jika dimungkinkan, akan dilakukan pembongkaran terhadap sejumlah kios pasar yang lama. “Kami sudah petakan, pasar-pasar yang akan diprioritaskan untuk beroperasi lagi. Kami upayakan melalui kemampuan anggaran yang ada, di Perubahan APBD tahun ini, atau di APBD tahun depan,” sebutnya.
Ketua Komisi B DPRD Jember Siswono sempat mengutarakan bahwa sejatinya pemerintah daerah harus jeli melihat sejumlah program pemerintah yang belum berjalan optimal di masa sebelumnya.
Apalagi yang berkaitan dengan sektor strategis di tengah masyarakat seperti pasar tersebut. “Mau bagaimanapun, pemerintah mesti hadir, menangkap apa yang jadi kebutuhan masyarakat dan menyikapinya dalam bentuk kebijakan,” pinta Siswono kala pembahasan Pansus Raperda Gedung Bangunan, beberapa hari kemarin.
Sebenarnya, ada beberapa pasar yang masuk dalam program revitalisasi pasar tradisional era Bupati Faida yang sudah direnovasi dan telah beroperasi. Seperti Pasar Balung dan beberapa pasar lainnya. Kendati begitu, mangkraknya pasar tersebut terkesan ada pembiaran. Padahal, dari pasar-pasar tradisional tersebut, terjadi perputaran perekonomian masyarakat menengah ke bawah. (mau/c2/nur)

- Advertisement -

SUMBERSARI, RADARJEMBER.ID – Pemkab Jember di era Bupati Jember Faida sempat memprogram proyek revitalisasi pasar tradisional pada sejumlah titik di beberapa kecamatan. Namun, proyek yang menelan anggaran APBD Jember hingga puluhan miliar itu justru mangkrak. Alias tidak beroperasi.
Hal itu kemudian disayangkan. Padahal banyak masyarakat selaku pedagang ketika awal pasar direnovasi harus berpindah lokasi. Dan ketika pasar sudah selesai berganti baju baru, justru tidak ditempati.
Kepada Dinas Perdagangan (Disperindag) Jember Bambang Saputro membenarkan demikian. Menurutnya, beberapa pasar yang telah direnovasi namun belum ditempati itu karena ada sejumlah kendala teknis. Mulai dari Pasar Petung, Pasar Tegalboto, dan Pasar Menampu. “Seperti di pasar Petung, belum bisa beroperasi karena ada kendala. Masih ada lapak masyarakat di depan pasar, sehingga tidak bisa dilalui untuk pintu masuk,” beber Bambang.
Masih adanya bangunan kios atau lapak pedagang di depan pasar itu memunculkan keengganan masyarakat untuk menempati pasar. Karena alasan nyerimpeti.
Namun demikian, lanjut dia, Pemkab Jember menjanjikan bakal menyikapi sejumlah kendala teknis tersebut. Termasuk jika dimungkinkan, akan dilakukan pembongkaran terhadap sejumlah kios pasar yang lama. “Kami sudah petakan, pasar-pasar yang akan diprioritaskan untuk beroperasi lagi. Kami upayakan melalui kemampuan anggaran yang ada, di Perubahan APBD tahun ini, atau di APBD tahun depan,” sebutnya.
Ketua Komisi B DPRD Jember Siswono sempat mengutarakan bahwa sejatinya pemerintah daerah harus jeli melihat sejumlah program pemerintah yang belum berjalan optimal di masa sebelumnya.
Apalagi yang berkaitan dengan sektor strategis di tengah masyarakat seperti pasar tersebut. “Mau bagaimanapun, pemerintah mesti hadir, menangkap apa yang jadi kebutuhan masyarakat dan menyikapinya dalam bentuk kebijakan,” pinta Siswono kala pembahasan Pansus Raperda Gedung Bangunan, beberapa hari kemarin.
Sebenarnya, ada beberapa pasar yang masuk dalam program revitalisasi pasar tradisional era Bupati Faida yang sudah direnovasi dan telah beroperasi. Seperti Pasar Balung dan beberapa pasar lainnya. Kendati begitu, mangkraknya pasar tersebut terkesan ada pembiaran. Padahal, dari pasar-pasar tradisional tersebut, terjadi perputaran perekonomian masyarakat menengah ke bawah. (mau/c2/nur)

SUMBERSARI, RADARJEMBER.ID – Pemkab Jember di era Bupati Jember Faida sempat memprogram proyek revitalisasi pasar tradisional pada sejumlah titik di beberapa kecamatan. Namun, proyek yang menelan anggaran APBD Jember hingga puluhan miliar itu justru mangkrak. Alias tidak beroperasi.
Hal itu kemudian disayangkan. Padahal banyak masyarakat selaku pedagang ketika awal pasar direnovasi harus berpindah lokasi. Dan ketika pasar sudah selesai berganti baju baru, justru tidak ditempati.
Kepada Dinas Perdagangan (Disperindag) Jember Bambang Saputro membenarkan demikian. Menurutnya, beberapa pasar yang telah direnovasi namun belum ditempati itu karena ada sejumlah kendala teknis. Mulai dari Pasar Petung, Pasar Tegalboto, dan Pasar Menampu. “Seperti di pasar Petung, belum bisa beroperasi karena ada kendala. Masih ada lapak masyarakat di depan pasar, sehingga tidak bisa dilalui untuk pintu masuk,” beber Bambang.
Masih adanya bangunan kios atau lapak pedagang di depan pasar itu memunculkan keengganan masyarakat untuk menempati pasar. Karena alasan nyerimpeti.
Namun demikian, lanjut dia, Pemkab Jember menjanjikan bakal menyikapi sejumlah kendala teknis tersebut. Termasuk jika dimungkinkan, akan dilakukan pembongkaran terhadap sejumlah kios pasar yang lama. “Kami sudah petakan, pasar-pasar yang akan diprioritaskan untuk beroperasi lagi. Kami upayakan melalui kemampuan anggaran yang ada, di Perubahan APBD tahun ini, atau di APBD tahun depan,” sebutnya.
Ketua Komisi B DPRD Jember Siswono sempat mengutarakan bahwa sejatinya pemerintah daerah harus jeli melihat sejumlah program pemerintah yang belum berjalan optimal di masa sebelumnya.
Apalagi yang berkaitan dengan sektor strategis di tengah masyarakat seperti pasar tersebut. “Mau bagaimanapun, pemerintah mesti hadir, menangkap apa yang jadi kebutuhan masyarakat dan menyikapinya dalam bentuk kebijakan,” pinta Siswono kala pembahasan Pansus Raperda Gedung Bangunan, beberapa hari kemarin.
Sebenarnya, ada beberapa pasar yang masuk dalam program revitalisasi pasar tradisional era Bupati Faida yang sudah direnovasi dan telah beroperasi. Seperti Pasar Balung dan beberapa pasar lainnya. Kendati begitu, mangkraknya pasar tersebut terkesan ada pembiaran. Padahal, dari pasar-pasar tradisional tersebut, terjadi perputaran perekonomian masyarakat menengah ke bawah. (mau/c2/nur)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca