SUMBEREJO, RADARJEMBER.ID – Sejak wisata Pantai Watu Ulo dan Papuma digratiskan, banyak pengunjung rame-rame mendatangi dua lokasi wisata yang jadi ikon Kota Jember tersebut. Namun sayangnya, kesadaran akan pentingnya keselamatan, masih diabaikan oleh para pengunjung. Hal itu terlihat masih banyaknya pengunjung yang tetap mandi di laut, tanpa mengenakan alat pelindung diri atau keselamatan yang standar.
Alih-alih berhati-hati menjaga keselamatan, mereka justru menggunakan kesempatan mandi itu sebagai aji mumpung. “Ke Watu Ulo terus tidak mandi rasanya kurang pas. Jadi sekalian datang dan bisa mandi seperti masih kecil dulu,” aku Purwanto, pengunjung Pantai Watu Ulo asal Lamongan yang kebetulan mudik ke Desa Pontang, Kecamatan Ambulu.
Tidak hanya Purwanto, sejumlah pengunjung lain juga mengaku sama. Seperti pengakuan Sugianto, warga Desa Sruni, kecamatan Jenggawah kala datang ke pantai Watu Ulo, dia selalu mandi. Karena, sudah dua tahun tidak pernah datang ke Watu Ulo karena masih Pendemi. “Ke Watu Ulo sekarang gratis, hanya modal uang untuk beli bensin dan buat beli minum sudah bisa datang ke Watu Ulo dan ke Papuma,” katanya.
Pantauan Jawa Pos Radar Jember, rata rata pengunjung yang datang ke Watu Ulo dan Papuma banyak yang langsung mandi. Ada yang hanya mandi di sekitar jembatan dan jauh dari ombak. Namun ada juga yang nekat mandi hingga ke tengah.
Sejak memasuki hari pertama Idul Fitri kemarin, pengunjung wisata laut sudah mulai berdatangan. Baik warga Jember sendiri maupun berasal dari luar kota. Apalagi momen itu bersamaan saat berkunjung di rumah keluarganya yang ada di Jember. Setelah mendengar wisata Watu Ulo dan Papuma digratiskan, banyak yang langsung menyerbu dengan mendatangi lokasi wisata.
Satuan Polisi Air (Satpolair) Polres Jember di Puger, beberapa kali menghimbau agar para pengunjung tempat wisata laut di selatan Jember tidak mandi di pantai. Baik di Pantai Payangan, Watu Ulo, Desa Sumberejo, Ambulu, maupun di Papuma, Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan. Himbauan itu disampaikan karena jumlah wisatawan membeludak setelah pemerintah daerah menggratiskan tiket masuk ke pantai tersebut (Watu Ulo dan Papuma). “Karena saat ini cuaca masih ekstrem, sehingga ombak besar bisa datang dengan tiba-tiba,” ucap Kasatpolair Polres Jember, Iptu M Nai.
Pihaknya juga menegaskan bahwa wisata pantai tidak diperuntukkan sebagai tempat mandi. Menurutnya, ombak laut selatan dikenal sangat ganas. Terlebih, pengunjung wisata pantai, bukan saja warga Jember, namun banyak yang berasal dari kabupaten tetangga yang belum tentu paham keganasan ombak pantai selatan. “Jadi, untuk mencegah terjadinya peristiwa kecelakaan laut, kami mengimbau para pengunjung agar tidak mandi,” pintanya. (jum/mau)
Larangan Mandi di Laut Diabaikan Masyarakat Jember
Pengunjung Membandel, Angel Tuturane Sudah Dihimbau, Tetap Nekat Mandi ke Laut

SUMBEREJO, RADARJEMBER.ID – Sejak wisata Pantai Watu Ulo dan Papuma digratiskan, banyak pengunjung rame-rame mendatangi dua lokasi wisata yang jadi ikon Kota Jember tersebut. Namun sayangnya, kesadaran akan pentingnya keselamatan, masih diabaikan oleh para pengunjung. Hal itu terlihat masih banyaknya pengunjung yang tetap mandi di laut, tanpa mengenakan alat pelindung diri atau keselamatan yang standar.
Alih-alih berhati-hati menjaga keselamatan, mereka justru menggunakan kesempatan mandi itu sebagai aji mumpung. “Ke Watu Ulo terus tidak mandi rasanya kurang pas. Jadi sekalian datang dan bisa mandi seperti masih kecil dulu,” aku Purwanto, pengunjung Pantai Watu Ulo asal Lamongan yang kebetulan mudik ke Desa Pontang, Kecamatan Ambulu.
Tidak hanya Purwanto, sejumlah pengunjung lain juga mengaku sama. Seperti pengakuan Sugianto, warga Desa Sruni, kecamatan Jenggawah kala datang ke pantai Watu Ulo, dia selalu mandi. Karena, sudah dua tahun tidak pernah datang ke Watu Ulo karena masih Pendemi. “Ke Watu Ulo sekarang gratis, hanya modal uang untuk beli bensin dan buat beli minum sudah bisa datang ke Watu Ulo dan ke Papuma,” katanya.
Pantauan Jawa Pos Radar Jember, rata rata pengunjung yang datang ke Watu Ulo dan Papuma banyak yang langsung mandi. Ada yang hanya mandi di sekitar jembatan dan jauh dari ombak. Namun ada juga yang nekat mandi hingga ke tengah.
Sejak memasuki hari pertama Idul Fitri kemarin, pengunjung wisata laut sudah mulai berdatangan. Baik warga Jember sendiri maupun berasal dari luar kota. Apalagi momen itu bersamaan saat berkunjung di rumah keluarganya yang ada di Jember. Setelah mendengar wisata Watu Ulo dan Papuma digratiskan, banyak yang langsung menyerbu dengan mendatangi lokasi wisata.
Satuan Polisi Air (Satpolair) Polres Jember di Puger, beberapa kali menghimbau agar para pengunjung tempat wisata laut di selatan Jember tidak mandi di pantai. Baik di Pantai Payangan, Watu Ulo, Desa Sumberejo, Ambulu, maupun di Papuma, Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan. Himbauan itu disampaikan karena jumlah wisatawan membeludak setelah pemerintah daerah menggratiskan tiket masuk ke pantai tersebut (Watu Ulo dan Papuma). “Karena saat ini cuaca masih ekstrem, sehingga ombak besar bisa datang dengan tiba-tiba,” ucap Kasatpolair Polres Jember, Iptu M Nai.
Pihaknya juga menegaskan bahwa wisata pantai tidak diperuntukkan sebagai tempat mandi. Menurutnya, ombak laut selatan dikenal sangat ganas. Terlebih, pengunjung wisata pantai, bukan saja warga Jember, namun banyak yang berasal dari kabupaten tetangga yang belum tentu paham keganasan ombak pantai selatan. “Jadi, untuk mencegah terjadinya peristiwa kecelakaan laut, kami mengimbau para pengunjung agar tidak mandi,” pintanya. (jum/mau)
SUMBEREJO, RADARJEMBER.ID – Sejak wisata Pantai Watu Ulo dan Papuma digratiskan, banyak pengunjung rame-rame mendatangi dua lokasi wisata yang jadi ikon Kota Jember tersebut. Namun sayangnya, kesadaran akan pentingnya keselamatan, masih diabaikan oleh para pengunjung. Hal itu terlihat masih banyaknya pengunjung yang tetap mandi di laut, tanpa mengenakan alat pelindung diri atau keselamatan yang standar.
Alih-alih berhati-hati menjaga keselamatan, mereka justru menggunakan kesempatan mandi itu sebagai aji mumpung. “Ke Watu Ulo terus tidak mandi rasanya kurang pas. Jadi sekalian datang dan bisa mandi seperti masih kecil dulu,” aku Purwanto, pengunjung Pantai Watu Ulo asal Lamongan yang kebetulan mudik ke Desa Pontang, Kecamatan Ambulu.
Tidak hanya Purwanto, sejumlah pengunjung lain juga mengaku sama. Seperti pengakuan Sugianto, warga Desa Sruni, kecamatan Jenggawah kala datang ke pantai Watu Ulo, dia selalu mandi. Karena, sudah dua tahun tidak pernah datang ke Watu Ulo karena masih Pendemi. “Ke Watu Ulo sekarang gratis, hanya modal uang untuk beli bensin dan buat beli minum sudah bisa datang ke Watu Ulo dan ke Papuma,” katanya.
Pantauan Jawa Pos Radar Jember, rata rata pengunjung yang datang ke Watu Ulo dan Papuma banyak yang langsung mandi. Ada yang hanya mandi di sekitar jembatan dan jauh dari ombak. Namun ada juga yang nekat mandi hingga ke tengah.
Sejak memasuki hari pertama Idul Fitri kemarin, pengunjung wisata laut sudah mulai berdatangan. Baik warga Jember sendiri maupun berasal dari luar kota. Apalagi momen itu bersamaan saat berkunjung di rumah keluarganya yang ada di Jember. Setelah mendengar wisata Watu Ulo dan Papuma digratiskan, banyak yang langsung menyerbu dengan mendatangi lokasi wisata.
Satuan Polisi Air (Satpolair) Polres Jember di Puger, beberapa kali menghimbau agar para pengunjung tempat wisata laut di selatan Jember tidak mandi di pantai. Baik di Pantai Payangan, Watu Ulo, Desa Sumberejo, Ambulu, maupun di Papuma, Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan. Himbauan itu disampaikan karena jumlah wisatawan membeludak setelah pemerintah daerah menggratiskan tiket masuk ke pantai tersebut (Watu Ulo dan Papuma). “Karena saat ini cuaca masih ekstrem, sehingga ombak besar bisa datang dengan tiba-tiba,” ucap Kasatpolair Polres Jember, Iptu M Nai.
Pihaknya juga menegaskan bahwa wisata pantai tidak diperuntukkan sebagai tempat mandi. Menurutnya, ombak laut selatan dikenal sangat ganas. Terlebih, pengunjung wisata pantai, bukan saja warga Jember, namun banyak yang berasal dari kabupaten tetangga yang belum tentu paham keganasan ombak pantai selatan. “Jadi, untuk mencegah terjadinya peristiwa kecelakaan laut, kami mengimbau para pengunjung agar tidak mandi,” pintanya. (jum/mau)