29.4 C
Jember
Wednesday, 22 March 2023

Ada Kampung Aswaja di Kalisat Jember

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Cabang Jember membuka Kampung Aswaja (Ahlusunnah Waljamaah) di Dusun Kulon, Desa Sumberketempa, Kecamatan Kalisat, Jember. Pembinaan Kampung Aswaja tersebut dilaunching bersama sejumlah elemen, yang dihadiri oleh sejumlah pengurus Cabang NU Jember, Kamis (6/5) malam.

Sekitar 100 orang lebih, terutama kaum dhuafa, menghadiri pembukaan Kampung Aswaja tersebut. Mereka sekaligus diajak buka bersama berikutnya menerima santunan bingkisan lebaran. “Sebenarnya kami ingin mengundang lebih banyak, tapi karena suasana pandemi Covid-19, sehingga kami batasi,” ujar Ketua PC ISNU Jember, Dr H Hobri Ali Wafa.

Dibentuknya Kampung Aswaja, kata Hobri, untuk menciptakan suasana keagamaan yang damai sesuai ajaran ahlusunnah waljamaah. “Kebetulan mayoritas warga Jember NU,” terangnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Dipilihnya nama Kampung Aswaja, lanjut dosen pascasarjana Unej ini, karena ISNU ingin mendidik warga Binaannya menjadi muslim yang kaffah, termasuk soal tata kehidupan beragama dan berbangsa.

Fenomena identitas kampung Aswaja tersebut, kata Hobri, sebenarnya sudah mulai menggeliat di Jember. Di antaranya Kampung Tilawah, Kampung Dhuafa, Kampus Kreatif dan lain-lain. “Kami pilih Kampung Aswaja, sesuai dengan wawasan dan nuansa organisasi NU,” jelasnya.

Lebih jauh, Hobri mendambakan di desa itu menjadi desa yang penuh dengan suasana damai dan nuansa amaliah Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah. Masyarakat lalu-lalang dan berkumpul di beberapa rumah warga dengan membaca Yasin, al-Barzanji, salawat, khotmil Quran, majelis manakib, Ratib Al-Haddad, dan lain-lain. Lingkungan juga terlihat asri karena kebersihan terjaga dan pekarangan dimanfaatkan dengan baik.

Juga, kata dia, keamanan terjamin. Tidak ada warga yang kemalingan dan pertikaian yang berujung kepada kekerasan. Dalam segi ekonomi, masyarakat bisa berdaya, mandiri dan tidak lagi tergantung kepada rentenir. Demikian juga, lanjut dia, kesehatan masyarakat juga terjaga. Angka stunting pada anak, misalnya, bisa terus ditekan sampai habis. Rumah tangga harmonis, angka perceraian menjadi sekecil mungkin. “Anak-anak memperoleh pendidikan yang berkualitas, khususnya di bidang keagamaan,” jelasnya lagi.

Sementara Arifin Nurbudiono, Msi, salah seorang pengurus ISNU yang menjadi penggagas Kampung Aswaja menyampaikan, beberapa program Kampung Aswaja adalah pengembangan ekonomi, pengembangan SDM, pemberdayaan perempuan dan anak, dan penguatan akidah ahlussunah wal jamaah. “Kami juga akan bina penguatan tradisi, seni dan budaya Ahlussunnah wal jamaah, serta advokasi masalah-masalah sosial dan kependudukan,” kata Arifin.

Dalam kerja-kerja ke depan, pihaknya akan bekerja sama dengan berbagai pihak. Mulai dari pemerintah desa sampai kabupaten, Kemenag, Lembaga Amil Zakat (Lazisnu), pengusaha yang peduli. “Juga terus membuka diri kepada pihak manapun yang se-visi dan se-ide dengan kami,” pungkasnya.

Jumlah penduduk di Dusun Kulon tersebut, menurut Kades Sumberketempa, Ertin Budi Rahayu, mencapai 5.000 orang lebih, 2000 diantaranya berada di Dusun Kulon. “Saya menyambut baik adanya Kampung Aswaja yang digagas ISNU,” ujar kepala desa perempuan ini.

Redaktur: Sholikhul Huda

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Cabang Jember membuka Kampung Aswaja (Ahlusunnah Waljamaah) di Dusun Kulon, Desa Sumberketempa, Kecamatan Kalisat, Jember. Pembinaan Kampung Aswaja tersebut dilaunching bersama sejumlah elemen, yang dihadiri oleh sejumlah pengurus Cabang NU Jember, Kamis (6/5) malam.

Sekitar 100 orang lebih, terutama kaum dhuafa, menghadiri pembukaan Kampung Aswaja tersebut. Mereka sekaligus diajak buka bersama berikutnya menerima santunan bingkisan lebaran. “Sebenarnya kami ingin mengundang lebih banyak, tapi karena suasana pandemi Covid-19, sehingga kami batasi,” ujar Ketua PC ISNU Jember, Dr H Hobri Ali Wafa.

Dibentuknya Kampung Aswaja, kata Hobri, untuk menciptakan suasana keagamaan yang damai sesuai ajaran ahlusunnah waljamaah. “Kebetulan mayoritas warga Jember NU,” terangnya.

Dipilihnya nama Kampung Aswaja, lanjut dosen pascasarjana Unej ini, karena ISNU ingin mendidik warga Binaannya menjadi muslim yang kaffah, termasuk soal tata kehidupan beragama dan berbangsa.

Fenomena identitas kampung Aswaja tersebut, kata Hobri, sebenarnya sudah mulai menggeliat di Jember. Di antaranya Kampung Tilawah, Kampung Dhuafa, Kampus Kreatif dan lain-lain. “Kami pilih Kampung Aswaja, sesuai dengan wawasan dan nuansa organisasi NU,” jelasnya.

Lebih jauh, Hobri mendambakan di desa itu menjadi desa yang penuh dengan suasana damai dan nuansa amaliah Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah. Masyarakat lalu-lalang dan berkumpul di beberapa rumah warga dengan membaca Yasin, al-Barzanji, salawat, khotmil Quran, majelis manakib, Ratib Al-Haddad, dan lain-lain. Lingkungan juga terlihat asri karena kebersihan terjaga dan pekarangan dimanfaatkan dengan baik.

Juga, kata dia, keamanan terjamin. Tidak ada warga yang kemalingan dan pertikaian yang berujung kepada kekerasan. Dalam segi ekonomi, masyarakat bisa berdaya, mandiri dan tidak lagi tergantung kepada rentenir. Demikian juga, lanjut dia, kesehatan masyarakat juga terjaga. Angka stunting pada anak, misalnya, bisa terus ditekan sampai habis. Rumah tangga harmonis, angka perceraian menjadi sekecil mungkin. “Anak-anak memperoleh pendidikan yang berkualitas, khususnya di bidang keagamaan,” jelasnya lagi.

Sementara Arifin Nurbudiono, Msi, salah seorang pengurus ISNU yang menjadi penggagas Kampung Aswaja menyampaikan, beberapa program Kampung Aswaja adalah pengembangan ekonomi, pengembangan SDM, pemberdayaan perempuan dan anak, dan penguatan akidah ahlussunah wal jamaah. “Kami juga akan bina penguatan tradisi, seni dan budaya Ahlussunnah wal jamaah, serta advokasi masalah-masalah sosial dan kependudukan,” kata Arifin.

Dalam kerja-kerja ke depan, pihaknya akan bekerja sama dengan berbagai pihak. Mulai dari pemerintah desa sampai kabupaten, Kemenag, Lembaga Amil Zakat (Lazisnu), pengusaha yang peduli. “Juga terus membuka diri kepada pihak manapun yang se-visi dan se-ide dengan kami,” pungkasnya.

Jumlah penduduk di Dusun Kulon tersebut, menurut Kades Sumberketempa, Ertin Budi Rahayu, mencapai 5.000 orang lebih, 2000 diantaranya berada di Dusun Kulon. “Saya menyambut baik adanya Kampung Aswaja yang digagas ISNU,” ujar kepala desa perempuan ini.

Redaktur: Sholikhul Huda

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Cabang Jember membuka Kampung Aswaja (Ahlusunnah Waljamaah) di Dusun Kulon, Desa Sumberketempa, Kecamatan Kalisat, Jember. Pembinaan Kampung Aswaja tersebut dilaunching bersama sejumlah elemen, yang dihadiri oleh sejumlah pengurus Cabang NU Jember, Kamis (6/5) malam.

Sekitar 100 orang lebih, terutama kaum dhuafa, menghadiri pembukaan Kampung Aswaja tersebut. Mereka sekaligus diajak buka bersama berikutnya menerima santunan bingkisan lebaran. “Sebenarnya kami ingin mengundang lebih banyak, tapi karena suasana pandemi Covid-19, sehingga kami batasi,” ujar Ketua PC ISNU Jember, Dr H Hobri Ali Wafa.

Dibentuknya Kampung Aswaja, kata Hobri, untuk menciptakan suasana keagamaan yang damai sesuai ajaran ahlusunnah waljamaah. “Kebetulan mayoritas warga Jember NU,” terangnya.

Dipilihnya nama Kampung Aswaja, lanjut dosen pascasarjana Unej ini, karena ISNU ingin mendidik warga Binaannya menjadi muslim yang kaffah, termasuk soal tata kehidupan beragama dan berbangsa.

Fenomena identitas kampung Aswaja tersebut, kata Hobri, sebenarnya sudah mulai menggeliat di Jember. Di antaranya Kampung Tilawah, Kampung Dhuafa, Kampus Kreatif dan lain-lain. “Kami pilih Kampung Aswaja, sesuai dengan wawasan dan nuansa organisasi NU,” jelasnya.

Lebih jauh, Hobri mendambakan di desa itu menjadi desa yang penuh dengan suasana damai dan nuansa amaliah Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah. Masyarakat lalu-lalang dan berkumpul di beberapa rumah warga dengan membaca Yasin, al-Barzanji, salawat, khotmil Quran, majelis manakib, Ratib Al-Haddad, dan lain-lain. Lingkungan juga terlihat asri karena kebersihan terjaga dan pekarangan dimanfaatkan dengan baik.

Juga, kata dia, keamanan terjamin. Tidak ada warga yang kemalingan dan pertikaian yang berujung kepada kekerasan. Dalam segi ekonomi, masyarakat bisa berdaya, mandiri dan tidak lagi tergantung kepada rentenir. Demikian juga, lanjut dia, kesehatan masyarakat juga terjaga. Angka stunting pada anak, misalnya, bisa terus ditekan sampai habis. Rumah tangga harmonis, angka perceraian menjadi sekecil mungkin. “Anak-anak memperoleh pendidikan yang berkualitas, khususnya di bidang keagamaan,” jelasnya lagi.

Sementara Arifin Nurbudiono, Msi, salah seorang pengurus ISNU yang menjadi penggagas Kampung Aswaja menyampaikan, beberapa program Kampung Aswaja adalah pengembangan ekonomi, pengembangan SDM, pemberdayaan perempuan dan anak, dan penguatan akidah ahlussunah wal jamaah. “Kami juga akan bina penguatan tradisi, seni dan budaya Ahlussunnah wal jamaah, serta advokasi masalah-masalah sosial dan kependudukan,” kata Arifin.

Dalam kerja-kerja ke depan, pihaknya akan bekerja sama dengan berbagai pihak. Mulai dari pemerintah desa sampai kabupaten, Kemenag, Lembaga Amil Zakat (Lazisnu), pengusaha yang peduli. “Juga terus membuka diri kepada pihak manapun yang se-visi dan se-ide dengan kami,” pungkasnya.

Jumlah penduduk di Dusun Kulon tersebut, menurut Kades Sumberketempa, Ertin Budi Rahayu, mencapai 5.000 orang lebih, 2000 diantaranya berada di Dusun Kulon. “Saya menyambut baik adanya Kampung Aswaja yang digagas ISNU,” ujar kepala desa perempuan ini.

Redaktur: Sholikhul Huda

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca