Mobile_AP_Rectangle 1
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Tanah pekarangan milik warga di Dusun Sulakdoro, Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, terus terkikis air saat terjadi banjir. Akibatnya, sungai semakin melebar. Tanah dan tanaman ambrol. Kondisi ini tentu akan membahayakan bila tidak ada tindakan konkret yang dilakukan pemerintah.
Ambrolnya tanah pekarangan terjadi setiap kali hujan deras, Saat air Sungai Bedadung banjir. Pekarangan terus berkurang dan sebagian tanaman pohon sengon dan jati raib terbawa arus. Akibatnya, sebagian lahan yang dulu kerap dijadikan tempat memancing, kini telah tiada. “Biasanya di sekitar sungai itu menjadi tempat orang mancing, karena lokasinya nyaman dan dingin,” kata Samsul, warga Karanganyar, Kecamatan Ambulu.
Dia pun sering memancing di lokasi itu karena dikenal cukup sejuk dan banyak ikan. “Intensitas hujan yang cukup tinggi membuat sungai semakin lebar. Dulunya, sungai ada di sebelah barat. Karena terus terkikis, alirannya pindah ke sisi timur,” kata Samsul.
Mobile_AP_Rectangle 2
Tanah yang terkikis salah satunya di lahan milik Bahroji. Ambrolnya tanah pekarangan tersebut karena lokasinya tepat berada di aliran yang menikung. Akibatnya, saat sungai banjir karena hujan, langsung menghantam tanah pekarangan. “Dulu banyak tanaman pohon jati dan sengon, sekarang banyak yang hilang” timpal Slamet, warga lainnya.
Pantauan Jawa Pos Radar Jember, ambrolnya pekarangan juga sudah mendekati jalan desa. Jika bibir sungai terus ambrol, maka jalan desa akan terancam putus. Bahkan ada warung dan rumah yang tidak jauh dari lokasi juga terancam.
Jurnalis : Jumai
Fotografer : Jumai
Redaktur : Nur Hariri
- Advertisement -
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Tanah pekarangan milik warga di Dusun Sulakdoro, Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, terus terkikis air saat terjadi banjir. Akibatnya, sungai semakin melebar. Tanah dan tanaman ambrol. Kondisi ini tentu akan membahayakan bila tidak ada tindakan konkret yang dilakukan pemerintah.
Ambrolnya tanah pekarangan terjadi setiap kali hujan deras, Saat air Sungai Bedadung banjir. Pekarangan terus berkurang dan sebagian tanaman pohon sengon dan jati raib terbawa arus. Akibatnya, sebagian lahan yang dulu kerap dijadikan tempat memancing, kini telah tiada. “Biasanya di sekitar sungai itu menjadi tempat orang mancing, karena lokasinya nyaman dan dingin,” kata Samsul, warga Karanganyar, Kecamatan Ambulu.
Dia pun sering memancing di lokasi itu karena dikenal cukup sejuk dan banyak ikan. “Intensitas hujan yang cukup tinggi membuat sungai semakin lebar. Dulunya, sungai ada di sebelah barat. Karena terus terkikis, alirannya pindah ke sisi timur,” kata Samsul.
Tanah yang terkikis salah satunya di lahan milik Bahroji. Ambrolnya tanah pekarangan tersebut karena lokasinya tepat berada di aliran yang menikung. Akibatnya, saat sungai banjir karena hujan, langsung menghantam tanah pekarangan. “Dulu banyak tanaman pohon jati dan sengon, sekarang banyak yang hilang” timpal Slamet, warga lainnya.
Pantauan Jawa Pos Radar Jember, ambrolnya pekarangan juga sudah mendekati jalan desa. Jika bibir sungai terus ambrol, maka jalan desa akan terancam putus. Bahkan ada warung dan rumah yang tidak jauh dari lokasi juga terancam.
Jurnalis : Jumai
Fotografer : Jumai
Redaktur : Nur Hariri
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Tanah pekarangan milik warga di Dusun Sulakdoro, Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, terus terkikis air saat terjadi banjir. Akibatnya, sungai semakin melebar. Tanah dan tanaman ambrol. Kondisi ini tentu akan membahayakan bila tidak ada tindakan konkret yang dilakukan pemerintah.
Ambrolnya tanah pekarangan terjadi setiap kali hujan deras, Saat air Sungai Bedadung banjir. Pekarangan terus berkurang dan sebagian tanaman pohon sengon dan jati raib terbawa arus. Akibatnya, sebagian lahan yang dulu kerap dijadikan tempat memancing, kini telah tiada. “Biasanya di sekitar sungai itu menjadi tempat orang mancing, karena lokasinya nyaman dan dingin,” kata Samsul, warga Karanganyar, Kecamatan Ambulu.
Dia pun sering memancing di lokasi itu karena dikenal cukup sejuk dan banyak ikan. “Intensitas hujan yang cukup tinggi membuat sungai semakin lebar. Dulunya, sungai ada di sebelah barat. Karena terus terkikis, alirannya pindah ke sisi timur,” kata Samsul.
Tanah yang terkikis salah satunya di lahan milik Bahroji. Ambrolnya tanah pekarangan tersebut karena lokasinya tepat berada di aliran yang menikung. Akibatnya, saat sungai banjir karena hujan, langsung menghantam tanah pekarangan. “Dulu banyak tanaman pohon jati dan sengon, sekarang banyak yang hilang” timpal Slamet, warga lainnya.
Pantauan Jawa Pos Radar Jember, ambrolnya pekarangan juga sudah mendekati jalan desa. Jika bibir sungai terus ambrol, maka jalan desa akan terancam putus. Bahkan ada warung dan rumah yang tidak jauh dari lokasi juga terancam.
Jurnalis : Jumai
Fotografer : Jumai
Redaktur : Nur Hariri