23.7 C
Jember
Sunday, 26 March 2023

Digitalisasi Bisa Jadi Solusi Pengangguran, Ini Kata Dosen Fisip Unej

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – SEJATINYA, pemerintah daerah memiliki banyak peluang yang bisa dimanfaatkan untuk mengurangi angka pengangguran. Meningkatnya sektor digitalisasi, misalnya, bisa menjadi salah satu solusi. Namun, pemerintah harus mampu mendorong masyarakat agar memanfaatkan pasar digital yang sedang berkembang pesat tersebut.

Kepala Program Doktoral Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jember (Unej) Supranoto menyebut, meski nantinya pandemi sudah reda atau selesai, teknologi digital itu tetap akan besar peranannya bagi kehidupan masyarakat. Ketimbang cuma mengeluh tentang dampak pandemi terhadap ketenagakerjaan, dia menyarankan, lebih baik pemerintah fokus mencari solusi untuk menekan angka pengangguran.

Cara lain, dia menambahkan, pemkab bisa bekerja sama dengan sejumlah kampus di Jember. “Duduk bersama. Lalu, membuat aplikasi yang mudah dikerjakan oleh masyarakat dengan HP mereka,” kata warga yang tinggal di Perumahan Milenia, Kelurahan Mangli, Kecamatan Kaliwates, tersebut.

Mobile_AP_Rectangle 2

Dia juga menilai, berdasarkan pengamatannya di beberapa desa, peluang digitalisasi itu sudah banyak ditangkap oleh masyarakat. Mereka telah melakukan jual beli berbagai macam produk dengan ponsel pintar. “Aplikasi yang tersedia juga banyak. Tinggal pemda bersama stakeholder memilih dan memilah mana yang cocok dikenalkan kepada masyarakat,” tuturnya.

Kalau penggunaan digitalisasi baik, warga juga tak perlu repot-repot tempat usaha dan mengeluarkan modal lebih hanya untuk membangunnya. Namun, cukup memasak di rumah, lalu ditawarkan melalui aplikasi digital. Selain hemat ongkos, hal itu juga menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi tukang ojek daring yang biasa mengantarkan makanan.

Terpisah, pengamat ekonomi Unej, Agus Luthfi, sepakat terkait pentingnya mengoptimalkan digitalisasi demi kemajuan tenaga kerja di Jember. Namun, kata dia, pemerintah harus mengedukasi masyarakat terlebih dulu dengan meningkatkan kreativitas di bidang entrepreneurship melalui sarana digital. “Saya tidak yakin kalau hanya birokrat bisa. Perlu akademisi dan pengusaha yang ditarik untuk meningkatkan kreativitas masyarakat,” ucapnya. Sebab, menurut dia, sudah saatnya pemerintah mengajak masyarakat untuk mengikuti perkembangan teknologi.

Terlepas dari ancaman Covid-19, pemerintah memang tak boleh tinggal diam untuk mengentaskan pengangguran. Pertama, pemkab perlu membuka pekerjaan baru yang bersifat public work. Bukan hanya menggunakan mesin, tetapi yang padat karya. Contohnya, bikin gorong-gorong. Selanjutnya adalah menarik investasi sektor swasta. Sebab, swasta berperan penting mendorong pembangunan daerah. (nen/c2/rus)

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – SEJATINYA, pemerintah daerah memiliki banyak peluang yang bisa dimanfaatkan untuk mengurangi angka pengangguran. Meningkatnya sektor digitalisasi, misalnya, bisa menjadi salah satu solusi. Namun, pemerintah harus mampu mendorong masyarakat agar memanfaatkan pasar digital yang sedang berkembang pesat tersebut.

Kepala Program Doktoral Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jember (Unej) Supranoto menyebut, meski nantinya pandemi sudah reda atau selesai, teknologi digital itu tetap akan besar peranannya bagi kehidupan masyarakat. Ketimbang cuma mengeluh tentang dampak pandemi terhadap ketenagakerjaan, dia menyarankan, lebih baik pemerintah fokus mencari solusi untuk menekan angka pengangguran.

Cara lain, dia menambahkan, pemkab bisa bekerja sama dengan sejumlah kampus di Jember. “Duduk bersama. Lalu, membuat aplikasi yang mudah dikerjakan oleh masyarakat dengan HP mereka,” kata warga yang tinggal di Perumahan Milenia, Kelurahan Mangli, Kecamatan Kaliwates, tersebut.

Dia juga menilai, berdasarkan pengamatannya di beberapa desa, peluang digitalisasi itu sudah banyak ditangkap oleh masyarakat. Mereka telah melakukan jual beli berbagai macam produk dengan ponsel pintar. “Aplikasi yang tersedia juga banyak. Tinggal pemda bersama stakeholder memilih dan memilah mana yang cocok dikenalkan kepada masyarakat,” tuturnya.

Kalau penggunaan digitalisasi baik, warga juga tak perlu repot-repot tempat usaha dan mengeluarkan modal lebih hanya untuk membangunnya. Namun, cukup memasak di rumah, lalu ditawarkan melalui aplikasi digital. Selain hemat ongkos, hal itu juga menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi tukang ojek daring yang biasa mengantarkan makanan.

Terpisah, pengamat ekonomi Unej, Agus Luthfi, sepakat terkait pentingnya mengoptimalkan digitalisasi demi kemajuan tenaga kerja di Jember. Namun, kata dia, pemerintah harus mengedukasi masyarakat terlebih dulu dengan meningkatkan kreativitas di bidang entrepreneurship melalui sarana digital. “Saya tidak yakin kalau hanya birokrat bisa. Perlu akademisi dan pengusaha yang ditarik untuk meningkatkan kreativitas masyarakat,” ucapnya. Sebab, menurut dia, sudah saatnya pemerintah mengajak masyarakat untuk mengikuti perkembangan teknologi.

Terlepas dari ancaman Covid-19, pemerintah memang tak boleh tinggal diam untuk mengentaskan pengangguran. Pertama, pemkab perlu membuka pekerjaan baru yang bersifat public work. Bukan hanya menggunakan mesin, tetapi yang padat karya. Contohnya, bikin gorong-gorong. Selanjutnya adalah menarik investasi sektor swasta. Sebab, swasta berperan penting mendorong pembangunan daerah. (nen/c2/rus)

JEMBER, RADARJEMBER.ID – SEJATINYA, pemerintah daerah memiliki banyak peluang yang bisa dimanfaatkan untuk mengurangi angka pengangguran. Meningkatnya sektor digitalisasi, misalnya, bisa menjadi salah satu solusi. Namun, pemerintah harus mampu mendorong masyarakat agar memanfaatkan pasar digital yang sedang berkembang pesat tersebut.

Kepala Program Doktoral Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jember (Unej) Supranoto menyebut, meski nantinya pandemi sudah reda atau selesai, teknologi digital itu tetap akan besar peranannya bagi kehidupan masyarakat. Ketimbang cuma mengeluh tentang dampak pandemi terhadap ketenagakerjaan, dia menyarankan, lebih baik pemerintah fokus mencari solusi untuk menekan angka pengangguran.

Cara lain, dia menambahkan, pemkab bisa bekerja sama dengan sejumlah kampus di Jember. “Duduk bersama. Lalu, membuat aplikasi yang mudah dikerjakan oleh masyarakat dengan HP mereka,” kata warga yang tinggal di Perumahan Milenia, Kelurahan Mangli, Kecamatan Kaliwates, tersebut.

Dia juga menilai, berdasarkan pengamatannya di beberapa desa, peluang digitalisasi itu sudah banyak ditangkap oleh masyarakat. Mereka telah melakukan jual beli berbagai macam produk dengan ponsel pintar. “Aplikasi yang tersedia juga banyak. Tinggal pemda bersama stakeholder memilih dan memilah mana yang cocok dikenalkan kepada masyarakat,” tuturnya.

Kalau penggunaan digitalisasi baik, warga juga tak perlu repot-repot tempat usaha dan mengeluarkan modal lebih hanya untuk membangunnya. Namun, cukup memasak di rumah, lalu ditawarkan melalui aplikasi digital. Selain hemat ongkos, hal itu juga menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi tukang ojek daring yang biasa mengantarkan makanan.

Terpisah, pengamat ekonomi Unej, Agus Luthfi, sepakat terkait pentingnya mengoptimalkan digitalisasi demi kemajuan tenaga kerja di Jember. Namun, kata dia, pemerintah harus mengedukasi masyarakat terlebih dulu dengan meningkatkan kreativitas di bidang entrepreneurship melalui sarana digital. “Saya tidak yakin kalau hanya birokrat bisa. Perlu akademisi dan pengusaha yang ditarik untuk meningkatkan kreativitas masyarakat,” ucapnya. Sebab, menurut dia, sudah saatnya pemerintah mengajak masyarakat untuk mengikuti perkembangan teknologi.

Terlepas dari ancaman Covid-19, pemerintah memang tak boleh tinggal diam untuk mengentaskan pengangguran. Pertama, pemkab perlu membuka pekerjaan baru yang bersifat public work. Bukan hanya menggunakan mesin, tetapi yang padat karya. Contohnya, bikin gorong-gorong. Selanjutnya adalah menarik investasi sektor swasta. Sebab, swasta berperan penting mendorong pembangunan daerah. (nen/c2/rus)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca