RADARJEMBER.ID, JEMBER- Puluhan gunungan yang berisi tahu tempe berjajar rapi di sepanjang jalan menuju Balai Desa Wonosari, Puger. Gunungan tersebut dibuat oleh warga dan pengrajin tahu tempe di desa setempat. Selanjutnya, sebanyak 28 gunungan produk berbahan kedelai itu diarak sejauh 800 meter dalam Festival Tahu Tempe yang digelar kemarin (6/7).
Ketua Panitia Acara Kasiono Wibowo mengatakan, agenda yang baru pertama kali digelar itu bertujuan untuk memperkenalkan produk tahu tempe dari desanya. Ini, karena jumlah pengusaha tahu tempe di Desa Wonosari cukup banyak. Produk yang menjadi komoditas terbesar di desanya itu juga merajai produk serupa yang beredar di kawasan Jember selatan.
Bupati Jember Faida, yang hadir di acara itu menyebutkan, festival ini sebenarnya sudah jauh-jauh hari direncanakan. Bahkan saat desa itu dipimpin oleh Totok Hariyanto. Sebelum meninggal, mendiang Totok pernah menyampaikan kepada Faida jika di desanya ada potensi tahu tempe yang bisa dikembangkan.
“Sempat bisik-bisik ke saya mau menyelenggarakan Wonosari Festival. Tujuannya untuk mengangkat produk lokal unggulan tahu dan tempe. Alhamdulillah sekarang bisa terlaksana,” katanya, seusai membuka festival tersebut, Sabtu (6/7).

Untuk itu, bupati berharap, agar apa yang di cita-citakan mendiang kades yang meninggal sebelum jabatannya selesai itu bisa berlanjut, sehingga membawa kesejahteraan bagi masyarakat Wonosari. Ke depan, dirinya juga meminta untuk semua warung atau kantin-kantin di sekolah yang ada di Kecamatan Puger menyediakan tahu tempe dari Wonosari sebagai ciri khas untuk wilayah kecamatan setempat.
Pernyataan yang disampaikan bupati itu mendapat respons positif dari keluarga Totok Hariyanto. Hadi Purnomo, adik mendiang kades tersebut mengatakan, selain untuk mengangkat potensi produk lokal, kegiatan ini dilaksanakan untuk melanjutkan program yang telah digagas kades sebelumnya. “Karena tujuannya memang baik. Jika berhasil, maka bisa menyejahterakan masyarakat di desa kami,” ujarnya.
Oleh karena itu, dia berharap ada sinergi yang baik antara masyarakat, pemerintah desa dan pemerintah tingkat kabupaten agar festival serupa bisa diselenggarakan pada tahun-tahun berikutnya. Bahkan, bisa menjadi agenda tahunan yang masuk dalam daftar kalender event, serta menjadi destinasi wisata budaya di Jember. “Sebagai warga Wonosari, tentu kami akan bangga ketika festival ini dikenal masyarakat luar. Harapannya, produk lokal tahu tempe di desa kami bisa terangkat,” harapnya. (*)