JEMBER, RADARJEMBER.ID – Pohon beringin berukuran besar menjadi salah satu flora yang membuat Situs Beteng menjadi sejuk. Kendati pohon itu ditanam sekitar tahun 1971, namun mampu memberi nuansa bahwa di situ pernah tinggal sejumlah masyarakat di zaman Kerajaan Majapahit.
Keberadaan Situs Beteng memang tak seheboh cerita masa lalu. Di samping barang peninggalan yang menipis, keberadaannya juga telah tersentuh dengan bangunan era sekarang. Kendati demikian, tetap asyik untuk menjadi tempat belajar.
Sebagai juru kunci, Ngadul Gani menyebut, para leluhur di lokasi itu berpesan agar Situs Beteng tetap dijadikan tempat edukasi. Hal itu juga disampaikan sejumlah juru kunci sebelumnya. “Jadi, bukan tempat wisata, tetapi tempat edukasi. Kalau ke sini niat wisata edukasi,” tuturnya.
Situs Beteng yang dulu dijadikan pusat wisata pun, menurutnya, hanya berjalan beberapa saat. Pada saat itu sekitar tahun 2018-2019 sempat ramai. “Kalau wisata saja ya mati, tetapi harus dengan edukasi. Itu sudah dari mereka (para leluhur, Red),” ungkapnya.
Bukan tapa alasan, kawasan Situs Beteng itu dapat dimanfaatkan untuk tempat bersantai. Lokasinya teduh. Sejuk dengan angin sepoi-sepoi.
Gani mengaku, di tempat itu dulu suasana edukasinya pada peninggalan sejarah masih bisa dirasakan oleh banyak orang. Akan tetapi, ulah oknum tak bertanggung jawab membuat banyak barang peninggalan raib.
Bahkan, tanaman pohon beringin pun diduga ada yang mematikan satu pohon. Padahal dahulu ada dua pohon beringin berukuran besar. “Pohon beringinnya sisa satu ini saja,” cetusnya.
Situs Beteng tersebut, menurutnya, telah ditetapkan sebagai cagar budaya. Namun demikian, perawatan terhadap situs itu, menurutnya, masih sangat kurang. “Kalau perawatan maksimal, wisata edukasinya pasti akan bergeliat lagi,” tutur Gani, yang kemudian mengajak melihat satu dari sembilan sumur yang ada.
Jurnalis: Nur Hariri
Fotografer: Jumai
Editor: Lintang Anis Bena Kinanti