JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sengkarut dana bantuan untuk atlet yang mengikuti Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VI 2019 lalu menguak fakta baru. Informasinya, dana transportasi yang seharusnya diberikan kepada atlet itu disunat hingga hampir 50 persen. Sejumlah pengurus cabang olahraga (cabor) pun bertanya-tanya, siapa sebenarnya yang bermain dalam perkara lancung tersebut.
Sekretaris Umum Wushu Indonesia (WI) Jember Harianto mengakui, cabor wushu Jember di Porprov mendapatkan dana dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jember. “Pada waktu itu diberikan di Homestay Podomoro, Lamongan. Lokasi menginap atlet, pelatih, dan ofisial wushu,” jelasnya.
Dia masih ingat yang memberikan adalah Wakil Ketua KONI Jember Indi Naidha pada malam hari. Nilai totalnya, cabor wushu mendapatkan Rp 1.550.000. “Bilang membagikan uang saku. Setiap atlet dan ofisial serta pelatih seratus ribu rupiah. Juga ditambah Rp 250 ribu untuk keperluan operasional,” tuturnya.
Harianto masih ingat dana dari KONI Jember tersebut untuk uang saku, tapi disarankan untuk dibelikan vitamin atau kebutuhan lainnya bagi atlet. Namun, yang membubuhkan tanda tangan pada kuitansi uang tersebut bukan dirinya. Melainkan Lisa, ofisial wushu Jember. “Kalau saya tidak masuk pelatih dan ofisial. Berangkat ke Lamongan juga secara mandiri,” jelasnya.
Pada waktu menandatangani kuitansi tersebut, Harianto paham bahwa kuitansi itu kosong. Alasannya juga masuk akal, karena banyak yang harus diurus. Sementara untuk meterai, dirinya tidak begitu perhatian apakah tertera meterai atau tidak. “Saya lihat memang banyak kuitansi kosong dan telah ditandatangani,” terangnya.
Bila memang benar dalam laporan pertanggungjawaban (LPJ) KONI Jember ke KONI Jatim wushu mendapatkan dana Rp 3.250.000, dia merasa aneh. Sebab, jika mengacu ke jumlah tersebut, maka ada selisih Rp 1,7 juta yang belum diberikan, atau lebih 50 persen. “Kalau memang benar laporannya seperti ini, maka dana lainnya ke mana? Berarti ada hak kami yang belum diterima,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Pusat Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Mujiono juga menuturkan hal serupa. Dia berkata, pihaknya menerima uang bantuan dari KONI Jember dan telah ditandatangani saat Porprov Jatim 2019 lalu. “Waktu itu, kalau tidak salah menerima uang Rp 750 ribu. Kalau tidak Rp 800 ribu,” ucapnya.
Dirinya masih ingat betul, duit itu diberikan saat di lokasi pertandingan di Kabupaten Lamongan. Namun, seingat dirinya, tidak tanda tangan di atas kuitansi. Melainkan di kertas yang juga terdapat tulisan nominal sejumlah uang yang diterima. Sehingga, bila Mujino menerima antara Rp 750 ribu sampai Rp 800 ribu, maka berbeda dengan LPJ KONI Jember yang didapat dari salinan LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) sebesar Rp 1.750.000. “Bunyinya Rp 1.750.000 itu tidak benar,” terangnya.
Menurut Mujiono, alur dana dari KONI Jember itu diserahkan ke cabor yang bertanding di Porprov. Karena itu, dana tersebut terserah cabor yang mengelola untuk dipergunakan sebagai apa.
Sebelumnya, Ketua KONI Jember Abdul Haris Alfianto mengklaim, dana bantuan operasional Porprov Jatim 2019 dari KONI senilai Rp 135,5 juta tersebut telah disalurkan seluruhnya. Bakal dialokasikan untuk apa dalam Porprov itu, disebutnya terserah masing-masing KONI daerah.
Menurutnya, KONI Jember punya rencana terkait penggunaan dana tersebut. Termasuk untuk dibagikan kepada para atlet, pelatih, serta reward. Bantuan untuk atlet, ofisial, dan pelatih itu adalah Rp 100 ribu per kepala dan dikali berapa hari saat berkompetisi.
Jurnalis : Dwi Siswanto
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Mahrus Sholih