JEMBER, RADARJEMBER.ID – Akhir pekan Sabtu (5/4) dimanfaatkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Timur menggelontor minyak goreng curah untuk warga Jember. Kegiatan itu sendiri ditempatkan di distributor minyak di Jalan Cokroaminoto, Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates.
Harga minyak yang dijual sesuai dengan harga minyak pada normalnya, sebelum mengalami kelangkaan, yakni Rp 11.500 per kilogram. Pada kesempatan itu, warga boleh membeli minyak dengan jumlah sesuai keinginan, namun dengan batasan maksimal. Dimana tidak boleh lebih dari 20 kilogram.
“Setiap orang ketika hendak membeli minyak, harus bisa menunjukan kupon dan kupon dibagi saat berada di lokasi,” kata Hariyanto Ketua RW setempat.
Karena baru pertama kali digelar, pasar murah ini tentu tidak disia-disiakan oleh masyarakat Jember. Bahkan sejak pagi hari mereka telah memadati tempat tersebut sambil membawa jirigen, galon plastik dan ember. Mereka rela mengantre, menunggu giliran untuk mendapatkan minyak, bahkan tidak memperdulikan sengatan sinar matahari. Kendati pasar murah minyak ditempatkan di Jalan Cokroaminoto, bukan berarti masyarakat lain tidak boleh membeli minyak curah tersebut.
Ia menambahkan, agar pasar murah ini berlangsung tertib, sengaja pembelian minyak goreng curah ini dibagi dalam dua tahap. Pertama mulai pukul 09.00 WIB untuk 60 orang pembeli, tahap kedua untuk 90 orang, sehingga pembelian bisa untuk 150 orang.
“Apabila stok minyak curah ini mencukupi, maka akan diadakan penambahan kuota,” ujarnya.
Siti Jamilah, salah satu diantara puluhan warga yang ikut mengantre minyak goreng. Tidak tanggung-tanggung, istri penjual bakso keliling itu dari rumah sengaja membawa empat jerigen minyak goreng berukuran sedang dan sebuah botol. Ia mengakui, minyak goreng tersebut bakal digunakan untuk menggoreng tahu bakso jualannya.
“Setiap hari saya dan suami butuh dua kilo minyak untuk membuat bakso, mumpung ada pasar murah makanya saya datang kesini dan tahu dari saudara dan tetangga. Tadi berangkat pukul delapan itu pun sampai disini sudah penuh orang, terpaksa harus mengantre,” katanya.
Jurnalis: Winardyasto
Fotografer: Delfi Nihayah
Editor: Delfi Nihayah