29.4 C
Jember
Wednesday, 22 March 2023

Tingkatkan Minat Baca, Tiap Kecamatan Ada Perpustakaan

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Minimnya tingkat membaca masyarakat di suatu daerah tentu mempengaruhi kualitas sumberdaya manusia (SDM) dan kemajuan di daerah tersebut. Kabupaten Jember sebagai kota terbesar ketiga se Jawa Timur, tak ingin semakin tertinggal, khususnya dalam hal peningkatan minat membaca atau literasi masyarakat.

Sebagai warga yang juga peduli terhadap problem sosial, Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) yang berdiri sejak 2015, akhirnya dikukuhkan secara resmi oleh pemerintah kabupaten (pemkab) Jember. Ya, tepat pada Sabtu (5/2) sore, FTBM Jember tersebut diresmikan secara langsung oleh Duta Baca Indonesia, Ketua FTBM Jawa Timur, Plt Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsiapan, serta Bunda Literasi Jember Dra Kasih Fajarini.

Dalam kesempatan tersebut Dra Kasih Fajarini yang juga sebagai istri bupati Jember Hendy Siswanto, memberikan apresiasi yang luar biasa atas kreativitas dan ide anggota FTBM dalam meningkatkan minat baca warga Jember. Berkat adanya ide membentuk perpustakaan yang terbuka untuk seluruh warga Jember tersebut, bunda literasi kabupaten Jember ini berencana untuk membuat program pendirian perpustakaan di setiap kecamatan yang tersebar di Jember.

Mobile_AP_Rectangle 2

“Mudah-mudahan bisa kita sebarkuaskan ke 31 kecamatan nantinya, saya akan mengajak ibu-ibu PKK untuk berkolaborasi dengan FTBM,” ungkap Kasih yang juga sebagai ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Jember itu.

Menurutnya, adanya perpustakaan di setiap wilayah, khususnya pinggiran kota memang sangat diperlukan. Hal ini demi mengurangi angka buta huruf yang masih cukup tinggi. Apalagi di era disrupsi yang serba teknologi seperti saat ini, mem­baca buku seperti menjadi hal yang langka di kalangan masyarakat.

“Agar bisa mengurangi buta huruf dan meningkatkan literasi anak. Makanya saya akan meng­angkat bunda literasi di kecamatan, untuk menggerakkan anak, agar mau membaca,” sebutnya.

Sementara itu, Ketua FTBM Jember Prita HW menjelaskan, dirinya merasa sangat bersyukur usai dilaksanakannya pengukuhan tersebut. Meski sebelumnya, organisasi yang dijalankannya telah memiliki badan hukum langsung dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), namun pihaknya tetap membutuhkan garis koordinasi dengan Dinas Pendidikan setempat.

“Kami mempersiapkan supaya Jember ini dinilai cukup mumpuni dan cukup kompeten untuk bersama-sama mewadahi forum,” ungkap wanita berkacamata itu.

Melalui forum tersebut, pihaknya dapat menuai banyak manfaat. Pertama untuk meningkatkan kapasitas keilmuan dan pengalaman anggotanya. Kedua, memberikan akses literasi kepada anak-anak yang ada di Jember. Khususnya bagi anak yang keluarganya memiliki perekonomian menengah ke bawah.

“Yang saya lihat bukan minat baca yang rendah, tapi aksesnya. Beli buku itu mahal, bagi masyarakat marjinal itu susah. Taman baca ini menjadi akses,” tutur pendiri The Jannah Institute itu.

Meski berbentuk perpustakaan membaca, aktivitas belajar yang dikelolan oleh FTBM itu tak hanya sekadar berkutat dengan buku saja. Ada banyak cara yang akan dilakukan nantinya, ada tadarus baca, kemudian diskusi tentang tokoh yang paling menarik, serta bisa juga dengan menonton film di youtube dengan tetap menggunakan buku sebagai referensi utamanya.

FTBM ini sudah tersebar di beberapa tempat, mulai dari wilayah kota seperti di Sumbersari dan Patrang, hingga wilayah pinggiran seperti Jenggawah, Panti, dan Silo. FTBM ini juga boleh diikuti oleh siapapun yang berniat menjadi relawan.

“Kami membuka kesempatan bagi teman-teman di daerah untuk bergabung di taman baca, masyatakat boleh saja daftar. Nanti kita juga akan sosialisasi bareng-bareng,” timpalnya saat ditemui usai pengukuhan FTBM di Kampoeng Batca yang terletak di jalan Nusa Indah, Jemberlor, Patrang.

Di tempat yang sama, Joko Sutriswanto Kepala Bidang Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak  dan Keluarga Berencana (DPPPAKB) menanggapi, adanya FTBM tersebut sangat membantu pemerintah dalam mempertahankan predikat Kabupaten Layak Anak (KLA ). Dimana, salah satu indikator yang harus dipenuhi KLA untuk pengesahan Peraturan Daerah (Perda) Layak Anak harus ada ada Informasi Layak Anak (ILA). Menurutnya, FTBM inilah merupakan salah satu bentuk dari ILA yang memang dia harapkan.

”Ini sangat menggembirakan, dan membantu kita memenuhi salah satu indikator KLA yakni ILA (red: Informasi Layak Anak),” pungkasnya.

Jurnalis: Delfi Nihayah
Fotografer: Delfi Nihayah

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Minimnya tingkat membaca masyarakat di suatu daerah tentu mempengaruhi kualitas sumberdaya manusia (SDM) dan kemajuan di daerah tersebut. Kabupaten Jember sebagai kota terbesar ketiga se Jawa Timur, tak ingin semakin tertinggal, khususnya dalam hal peningkatan minat membaca atau literasi masyarakat.

Sebagai warga yang juga peduli terhadap problem sosial, Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) yang berdiri sejak 2015, akhirnya dikukuhkan secara resmi oleh pemerintah kabupaten (pemkab) Jember. Ya, tepat pada Sabtu (5/2) sore, FTBM Jember tersebut diresmikan secara langsung oleh Duta Baca Indonesia, Ketua FTBM Jawa Timur, Plt Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsiapan, serta Bunda Literasi Jember Dra Kasih Fajarini.

Dalam kesempatan tersebut Dra Kasih Fajarini yang juga sebagai istri bupati Jember Hendy Siswanto, memberikan apresiasi yang luar biasa atas kreativitas dan ide anggota FTBM dalam meningkatkan minat baca warga Jember. Berkat adanya ide membentuk perpustakaan yang terbuka untuk seluruh warga Jember tersebut, bunda literasi kabupaten Jember ini berencana untuk membuat program pendirian perpustakaan di setiap kecamatan yang tersebar di Jember.

“Mudah-mudahan bisa kita sebarkuaskan ke 31 kecamatan nantinya, saya akan mengajak ibu-ibu PKK untuk berkolaborasi dengan FTBM,” ungkap Kasih yang juga sebagai ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Jember itu.

Menurutnya, adanya perpustakaan di setiap wilayah, khususnya pinggiran kota memang sangat diperlukan. Hal ini demi mengurangi angka buta huruf yang masih cukup tinggi. Apalagi di era disrupsi yang serba teknologi seperti saat ini, mem­baca buku seperti menjadi hal yang langka di kalangan masyarakat.

“Agar bisa mengurangi buta huruf dan meningkatkan literasi anak. Makanya saya akan meng­angkat bunda literasi di kecamatan, untuk menggerakkan anak, agar mau membaca,” sebutnya.

Sementara itu, Ketua FTBM Jember Prita HW menjelaskan, dirinya merasa sangat bersyukur usai dilaksanakannya pengukuhan tersebut. Meski sebelumnya, organisasi yang dijalankannya telah memiliki badan hukum langsung dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), namun pihaknya tetap membutuhkan garis koordinasi dengan Dinas Pendidikan setempat.

“Kami mempersiapkan supaya Jember ini dinilai cukup mumpuni dan cukup kompeten untuk bersama-sama mewadahi forum,” ungkap wanita berkacamata itu.

Melalui forum tersebut, pihaknya dapat menuai banyak manfaat. Pertama untuk meningkatkan kapasitas keilmuan dan pengalaman anggotanya. Kedua, memberikan akses literasi kepada anak-anak yang ada di Jember. Khususnya bagi anak yang keluarganya memiliki perekonomian menengah ke bawah.

“Yang saya lihat bukan minat baca yang rendah, tapi aksesnya. Beli buku itu mahal, bagi masyarakat marjinal itu susah. Taman baca ini menjadi akses,” tutur pendiri The Jannah Institute itu.

Meski berbentuk perpustakaan membaca, aktivitas belajar yang dikelolan oleh FTBM itu tak hanya sekadar berkutat dengan buku saja. Ada banyak cara yang akan dilakukan nantinya, ada tadarus baca, kemudian diskusi tentang tokoh yang paling menarik, serta bisa juga dengan menonton film di youtube dengan tetap menggunakan buku sebagai referensi utamanya.

FTBM ini sudah tersebar di beberapa tempat, mulai dari wilayah kota seperti di Sumbersari dan Patrang, hingga wilayah pinggiran seperti Jenggawah, Panti, dan Silo. FTBM ini juga boleh diikuti oleh siapapun yang berniat menjadi relawan.

“Kami membuka kesempatan bagi teman-teman di daerah untuk bergabung di taman baca, masyatakat boleh saja daftar. Nanti kita juga akan sosialisasi bareng-bareng,” timpalnya saat ditemui usai pengukuhan FTBM di Kampoeng Batca yang terletak di jalan Nusa Indah, Jemberlor, Patrang.

Di tempat yang sama, Joko Sutriswanto Kepala Bidang Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak  dan Keluarga Berencana (DPPPAKB) menanggapi, adanya FTBM tersebut sangat membantu pemerintah dalam mempertahankan predikat Kabupaten Layak Anak (KLA ). Dimana, salah satu indikator yang harus dipenuhi KLA untuk pengesahan Peraturan Daerah (Perda) Layak Anak harus ada ada Informasi Layak Anak (ILA). Menurutnya, FTBM inilah merupakan salah satu bentuk dari ILA yang memang dia harapkan.

”Ini sangat menggembirakan, dan membantu kita memenuhi salah satu indikator KLA yakni ILA (red: Informasi Layak Anak),” pungkasnya.

Jurnalis: Delfi Nihayah
Fotografer: Delfi Nihayah

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Minimnya tingkat membaca masyarakat di suatu daerah tentu mempengaruhi kualitas sumberdaya manusia (SDM) dan kemajuan di daerah tersebut. Kabupaten Jember sebagai kota terbesar ketiga se Jawa Timur, tak ingin semakin tertinggal, khususnya dalam hal peningkatan minat membaca atau literasi masyarakat.

Sebagai warga yang juga peduli terhadap problem sosial, Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) yang berdiri sejak 2015, akhirnya dikukuhkan secara resmi oleh pemerintah kabupaten (pemkab) Jember. Ya, tepat pada Sabtu (5/2) sore, FTBM Jember tersebut diresmikan secara langsung oleh Duta Baca Indonesia, Ketua FTBM Jawa Timur, Plt Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsiapan, serta Bunda Literasi Jember Dra Kasih Fajarini.

Dalam kesempatan tersebut Dra Kasih Fajarini yang juga sebagai istri bupati Jember Hendy Siswanto, memberikan apresiasi yang luar biasa atas kreativitas dan ide anggota FTBM dalam meningkatkan minat baca warga Jember. Berkat adanya ide membentuk perpustakaan yang terbuka untuk seluruh warga Jember tersebut, bunda literasi kabupaten Jember ini berencana untuk membuat program pendirian perpustakaan di setiap kecamatan yang tersebar di Jember.

“Mudah-mudahan bisa kita sebarkuaskan ke 31 kecamatan nantinya, saya akan mengajak ibu-ibu PKK untuk berkolaborasi dengan FTBM,” ungkap Kasih yang juga sebagai ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Jember itu.

Menurutnya, adanya perpustakaan di setiap wilayah, khususnya pinggiran kota memang sangat diperlukan. Hal ini demi mengurangi angka buta huruf yang masih cukup tinggi. Apalagi di era disrupsi yang serba teknologi seperti saat ini, mem­baca buku seperti menjadi hal yang langka di kalangan masyarakat.

“Agar bisa mengurangi buta huruf dan meningkatkan literasi anak. Makanya saya akan meng­angkat bunda literasi di kecamatan, untuk menggerakkan anak, agar mau membaca,” sebutnya.

Sementara itu, Ketua FTBM Jember Prita HW menjelaskan, dirinya merasa sangat bersyukur usai dilaksanakannya pengukuhan tersebut. Meski sebelumnya, organisasi yang dijalankannya telah memiliki badan hukum langsung dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), namun pihaknya tetap membutuhkan garis koordinasi dengan Dinas Pendidikan setempat.

“Kami mempersiapkan supaya Jember ini dinilai cukup mumpuni dan cukup kompeten untuk bersama-sama mewadahi forum,” ungkap wanita berkacamata itu.

Melalui forum tersebut, pihaknya dapat menuai banyak manfaat. Pertama untuk meningkatkan kapasitas keilmuan dan pengalaman anggotanya. Kedua, memberikan akses literasi kepada anak-anak yang ada di Jember. Khususnya bagi anak yang keluarganya memiliki perekonomian menengah ke bawah.

“Yang saya lihat bukan minat baca yang rendah, tapi aksesnya. Beli buku itu mahal, bagi masyarakat marjinal itu susah. Taman baca ini menjadi akses,” tutur pendiri The Jannah Institute itu.

Meski berbentuk perpustakaan membaca, aktivitas belajar yang dikelolan oleh FTBM itu tak hanya sekadar berkutat dengan buku saja. Ada banyak cara yang akan dilakukan nantinya, ada tadarus baca, kemudian diskusi tentang tokoh yang paling menarik, serta bisa juga dengan menonton film di youtube dengan tetap menggunakan buku sebagai referensi utamanya.

FTBM ini sudah tersebar di beberapa tempat, mulai dari wilayah kota seperti di Sumbersari dan Patrang, hingga wilayah pinggiran seperti Jenggawah, Panti, dan Silo. FTBM ini juga boleh diikuti oleh siapapun yang berniat menjadi relawan.

“Kami membuka kesempatan bagi teman-teman di daerah untuk bergabung di taman baca, masyatakat boleh saja daftar. Nanti kita juga akan sosialisasi bareng-bareng,” timpalnya saat ditemui usai pengukuhan FTBM di Kampoeng Batca yang terletak di jalan Nusa Indah, Jemberlor, Patrang.

Di tempat yang sama, Joko Sutriswanto Kepala Bidang Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak  dan Keluarga Berencana (DPPPAKB) menanggapi, adanya FTBM tersebut sangat membantu pemerintah dalam mempertahankan predikat Kabupaten Layak Anak (KLA ). Dimana, salah satu indikator yang harus dipenuhi KLA untuk pengesahan Peraturan Daerah (Perda) Layak Anak harus ada ada Informasi Layak Anak (ILA). Menurutnya, FTBM inilah merupakan salah satu bentuk dari ILA yang memang dia harapkan.

”Ini sangat menggembirakan, dan membantu kita memenuhi salah satu indikator KLA yakni ILA (red: Informasi Layak Anak),” pungkasnya.

Jurnalis: Delfi Nihayah
Fotografer: Delfi Nihayah

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca