JEMBER, RADARJEMBER.ID – SORE itu, di ruang resepsionis, perempuan 40 tahun itu masih berdiskusi dengan sejawatnya. Seusai mengajar, ia tak langsung pulang. Melainkan menyempatkan diri membahas berbagi hal dengan guru-guru lain. Mulai tentang proses pembelajaran yang berlangsung hingga masalah-masalah yang mendera siswanya.
Begitulah kebiasaan saban hari guru yang akrab disapa Isti itu di sekolah. “Kondisi siswa di sini masih mending jika dibandingkan dengan di pelosok,” katanya kepada Jawa Pos Radar Jember, belum lama ini.
Dia mengaku, satu dekade bertugas di sekolah pelosok, selama itu pula ia tak memiliki keinginan yang muluk-muluk untuk ikut kompetisi atau berkiprah di bidang lain. Padahal, Isti memiliki kemampuan dalam bidang tulis-menulis. “Dulu saya tidak kepikiran untuk ikut apa-apa,” ceritanya.
Lalu, cara pandang itu pun berubah ketika ia pindah tugas di wilayah perkotaan. Isti semakin melihat bahwa kesempatan mengembangkan kemampuannya makin terbuka lebar. Dia pun mulai menjajal semua ajang kompetisi yang ada. Hingga terpilih menjadi tim pembuat soal Asesmen Nasional Bahasa Inggris. “Ada empat guru Bahasa Inggris yang ditunjuk untuk menjadi tim pembuat soal,” ungkapnya.
Kini, Isti didaulat menjadi salah satu dosen tamu pada kelas Global Edu Leader Award 2021 by International Internship University. Di kelas itu, mahasiswa yang mengikuti pembelajarannya berasal dari luar negeri. Seperti Thailand, Vietnam, dan beberapa negara lainnya. “Topik pembahasannya masih tentang pendidikan,” ujar guru yang hobi menulis itu.
Karena berbagai kesibukannya itu, Isti tak memiliki banyak waktu di rumah. Kendati demikian, anak dan suaminya mengerti dengan kondisinya. Tak jarang, dalam kegiatannya di luar kota, ia mengajak serta keluarganya. “Anak-anak kadang saya ajak kalau lagi ada tugas di luar kota,” tutur perempuan kelahiran Jogjakarta itu.
Tak hanya itu, Isti juga sering mengikuti penelitian tindakan kelas. Prosesnya ini mengantarkannya menulis buku ilmiah tentang hasil risetnya. Rencananya, di tahun ini ada tiga buku yang bakal diterbitkan. “Tapi ilmiah semua. Bukan fiksi,” ungkap ibu dua anak tersebut.
Sebelumnya, pada tahun lalu, Isti telah berhasil menerbitkan dua buku fiksi dan dua memoar. Melalui karya-karyanya itu, ia berharap banyak guru lain juga memiliki motivasi dan keyakinan untuk terus mengasah kemampuan. “Karena semua orang bisa menjadi apa yang ia mau,” ungkapnya.