26.6 C
Jember
Wednesday, 31 May 2023

Merinding! Lewat Jembatan Darurat di Sukorambi

Mobile_AP_Rectangle 1

KLUNGKUNG, Radar Jember – Jembatan darurat di Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, belum ada tanda-tanda diperbaiki oleh Pemkab Jember. Padahal jembatan itu kini dalam kondisi mengkhawatirkan. Membuat warga dari tiga desa dan dua kecamatan merinding ketika melintasi jembatan tersebut.

Jembatan permanen tersebut ambrol saat air Kalijompo meluap pada 2020 lalu. Penduduk sekitar membuat jembatan darurat dari bambu dan papan agar bisa dilalui kendaraan roda dua. Namun, saat musim hujan seperti sekarang ini, pemotor harus ekstra hati-hati karena jembatan terasa bergetar.

Pantauan Jawa Pos Radar Jember di lokasi, seusai hujan deras terlihat debit air sungai itu melebihi batas normal. Sementara itu, pemotor terus silih berganti melewati jembatan. Karena sempit, sehingga tidak bisa dilalui kendaraan dari dua arah sekaligus. Harus bergantian.

Mobile_AP_Rectangle 2

Jembatan ini 24 jam tidak pernah sepi. Warga yang melintas biasanya berasal dari Kelurahan Banjarsengon, Kecamatan Patrang, dan Desa Klungkung serta Karangpring, Kecamatan Sukorambi. “Tidak ada akses lain kecuali melewati jembatan ini. Warga berharap jembatan ini segera diperbaiki,” ungkap Zainul Hasan, warga Desa Karangpring.

Hal senada dikatakan oleh Muzani dari Dusun Durjo, Desa Karangpring. Menurutnya, jembatan darurat tersebut sewaktu-waktu bisa putus kembali bila dibiarkan tanpa ada perbaikan. Tidak sedikit warga merasa takut mengendarai motor di atas jembatan tersebut. Terlebih, ketika arus sungai cukup deras. “Jangankan orang naik motor, berjalan kaki saja jembatan ini seperti tidak kuat menahan beban. Papan pijakan jembatan juga licin terkena air hujan. Kami berharap jembatan ini segera diperbaiki. Karena bila dibiarkan bisa memakan korban,” ucap Muzani. (sto/c2/rus)

- Advertisement -

KLUNGKUNG, Radar Jember – Jembatan darurat di Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, belum ada tanda-tanda diperbaiki oleh Pemkab Jember. Padahal jembatan itu kini dalam kondisi mengkhawatirkan. Membuat warga dari tiga desa dan dua kecamatan merinding ketika melintasi jembatan tersebut.

Jembatan permanen tersebut ambrol saat air Kalijompo meluap pada 2020 lalu. Penduduk sekitar membuat jembatan darurat dari bambu dan papan agar bisa dilalui kendaraan roda dua. Namun, saat musim hujan seperti sekarang ini, pemotor harus ekstra hati-hati karena jembatan terasa bergetar.

Pantauan Jawa Pos Radar Jember di lokasi, seusai hujan deras terlihat debit air sungai itu melebihi batas normal. Sementara itu, pemotor terus silih berganti melewati jembatan. Karena sempit, sehingga tidak bisa dilalui kendaraan dari dua arah sekaligus. Harus bergantian.

Jembatan ini 24 jam tidak pernah sepi. Warga yang melintas biasanya berasal dari Kelurahan Banjarsengon, Kecamatan Patrang, dan Desa Klungkung serta Karangpring, Kecamatan Sukorambi. “Tidak ada akses lain kecuali melewati jembatan ini. Warga berharap jembatan ini segera diperbaiki,” ungkap Zainul Hasan, warga Desa Karangpring.

Hal senada dikatakan oleh Muzani dari Dusun Durjo, Desa Karangpring. Menurutnya, jembatan darurat tersebut sewaktu-waktu bisa putus kembali bila dibiarkan tanpa ada perbaikan. Tidak sedikit warga merasa takut mengendarai motor di atas jembatan tersebut. Terlebih, ketika arus sungai cukup deras. “Jangankan orang naik motor, berjalan kaki saja jembatan ini seperti tidak kuat menahan beban. Papan pijakan jembatan juga licin terkena air hujan. Kami berharap jembatan ini segera diperbaiki. Karena bila dibiarkan bisa memakan korban,” ucap Muzani. (sto/c2/rus)

KLUNGKUNG, Radar Jember – Jembatan darurat di Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, belum ada tanda-tanda diperbaiki oleh Pemkab Jember. Padahal jembatan itu kini dalam kondisi mengkhawatirkan. Membuat warga dari tiga desa dan dua kecamatan merinding ketika melintasi jembatan tersebut.

Jembatan permanen tersebut ambrol saat air Kalijompo meluap pada 2020 lalu. Penduduk sekitar membuat jembatan darurat dari bambu dan papan agar bisa dilalui kendaraan roda dua. Namun, saat musim hujan seperti sekarang ini, pemotor harus ekstra hati-hati karena jembatan terasa bergetar.

Pantauan Jawa Pos Radar Jember di lokasi, seusai hujan deras terlihat debit air sungai itu melebihi batas normal. Sementara itu, pemotor terus silih berganti melewati jembatan. Karena sempit, sehingga tidak bisa dilalui kendaraan dari dua arah sekaligus. Harus bergantian.

Jembatan ini 24 jam tidak pernah sepi. Warga yang melintas biasanya berasal dari Kelurahan Banjarsengon, Kecamatan Patrang, dan Desa Klungkung serta Karangpring, Kecamatan Sukorambi. “Tidak ada akses lain kecuali melewati jembatan ini. Warga berharap jembatan ini segera diperbaiki,” ungkap Zainul Hasan, warga Desa Karangpring.

Hal senada dikatakan oleh Muzani dari Dusun Durjo, Desa Karangpring. Menurutnya, jembatan darurat tersebut sewaktu-waktu bisa putus kembali bila dibiarkan tanpa ada perbaikan. Tidak sedikit warga merasa takut mengendarai motor di atas jembatan tersebut. Terlebih, ketika arus sungai cukup deras. “Jangankan orang naik motor, berjalan kaki saja jembatan ini seperti tidak kuat menahan beban. Papan pijakan jembatan juga licin terkena air hujan. Kami berharap jembatan ini segera diperbaiki. Karena bila dibiarkan bisa memakan korban,” ucap Muzani. (sto/c2/rus)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca