22.4 C
Jember
Wednesday, 31 May 2023

Harga Minyak Goreng di Jember Capai Puluhan Ribu per Kilogram

Keluhkan Kelangkaan Minyak Goreng

Mobile_AP_Rectangle 1

SUMBERSARI, RADARJEMBER.ID – Pada beberapa pasar di Kabupaten Jember, stok minyak goreng dan minyak curah mulai mengalami kelangkaan dan kenaikan harga. Di Pasar Mayang salah satunya. Menurut Kamil, salah satu warga setempat, sejak satu pekan terakhir ini harga minyak goreng melambung tinggi.

Imbasnya, pembeliannya juga dibatasi, karena penjual khawatir masyarakat mengalami panic buying. “Sekarang kalau beli di supermarket nggak boleh lebih dari dua liter,” katanya.

Satu liter minyak goreng biasanya seharga 14 ribu. Kini justru naik menjadi 20 ribu. Itu pun dengan kualitas menengah.

Mobile_AP_Rectangle 2

Sama dengan Kamil, Iis Fadila, salah satu penjual gorengan di tepi jalan Pasar Mayang, mengakui kenaikan minyak goreng awalnya hanya terjadi pada minyak curah. Menurut dugaannya, hal itu disebabkan rencana penghapusan minyak curah oleh pemerintah.

Akibat langkanya minyak curah, akhirnya berlanjut pada pembelian minyak goreng bermerek yang dibeli dalam jumlah besar. Kemudian, harga minyak goreng bermerek pun turut melambung.

“Katanya nggak boleh pakai minyak curah. Mungkin karena itu, jadi minyak curah harganya dinaikkan. Nah, orang banyak yang beralih ke minyak kemasan bermerek. Mungkin karena banyak yang beli, akhirnya ada permainan harga. Bisa jadi begitu,” tutur Iis.

Dia berharap, jika pemerintah menghapus peredaran minyak curah, seharusnya disertai dengan penjelasan dan penetapan harga pada minyak kemasan bermerek. Sehingga harga minyak antarpedagang bisa seragam dan sesuai dengan harga minyak pada normalnya. “Paling tidak, ada pemberitahuan kalau memang mau dihapus. Untuk minyak goreng yang bermerek, yang dijual di toko itu juga harus jelas, maksimal berapa satu liternya,” pungkasnya.

Reporter : Delfi Nihayah

Fotografer : Delfi Nihayah

Editor : Lintang Anis Bena Kinanti

- Advertisement -

SUMBERSARI, RADARJEMBER.ID – Pada beberapa pasar di Kabupaten Jember, stok minyak goreng dan minyak curah mulai mengalami kelangkaan dan kenaikan harga. Di Pasar Mayang salah satunya. Menurut Kamil, salah satu warga setempat, sejak satu pekan terakhir ini harga minyak goreng melambung tinggi.

Imbasnya, pembeliannya juga dibatasi, karena penjual khawatir masyarakat mengalami panic buying. “Sekarang kalau beli di supermarket nggak boleh lebih dari dua liter,” katanya.

Satu liter minyak goreng biasanya seharga 14 ribu. Kini justru naik menjadi 20 ribu. Itu pun dengan kualitas menengah.

Sama dengan Kamil, Iis Fadila, salah satu penjual gorengan di tepi jalan Pasar Mayang, mengakui kenaikan minyak goreng awalnya hanya terjadi pada minyak curah. Menurut dugaannya, hal itu disebabkan rencana penghapusan minyak curah oleh pemerintah.

Akibat langkanya minyak curah, akhirnya berlanjut pada pembelian minyak goreng bermerek yang dibeli dalam jumlah besar. Kemudian, harga minyak goreng bermerek pun turut melambung.

“Katanya nggak boleh pakai minyak curah. Mungkin karena itu, jadi minyak curah harganya dinaikkan. Nah, orang banyak yang beralih ke minyak kemasan bermerek. Mungkin karena banyak yang beli, akhirnya ada permainan harga. Bisa jadi begitu,” tutur Iis.

Dia berharap, jika pemerintah menghapus peredaran minyak curah, seharusnya disertai dengan penjelasan dan penetapan harga pada minyak kemasan bermerek. Sehingga harga minyak antarpedagang bisa seragam dan sesuai dengan harga minyak pada normalnya. “Paling tidak, ada pemberitahuan kalau memang mau dihapus. Untuk minyak goreng yang bermerek, yang dijual di toko itu juga harus jelas, maksimal berapa satu liternya,” pungkasnya.

Reporter : Delfi Nihayah

Fotografer : Delfi Nihayah

Editor : Lintang Anis Bena Kinanti

SUMBERSARI, RADARJEMBER.ID – Pada beberapa pasar di Kabupaten Jember, stok minyak goreng dan minyak curah mulai mengalami kelangkaan dan kenaikan harga. Di Pasar Mayang salah satunya. Menurut Kamil, salah satu warga setempat, sejak satu pekan terakhir ini harga minyak goreng melambung tinggi.

Imbasnya, pembeliannya juga dibatasi, karena penjual khawatir masyarakat mengalami panic buying. “Sekarang kalau beli di supermarket nggak boleh lebih dari dua liter,” katanya.

Satu liter minyak goreng biasanya seharga 14 ribu. Kini justru naik menjadi 20 ribu. Itu pun dengan kualitas menengah.

Sama dengan Kamil, Iis Fadila, salah satu penjual gorengan di tepi jalan Pasar Mayang, mengakui kenaikan minyak goreng awalnya hanya terjadi pada minyak curah. Menurut dugaannya, hal itu disebabkan rencana penghapusan minyak curah oleh pemerintah.

Akibat langkanya minyak curah, akhirnya berlanjut pada pembelian minyak goreng bermerek yang dibeli dalam jumlah besar. Kemudian, harga minyak goreng bermerek pun turut melambung.

“Katanya nggak boleh pakai minyak curah. Mungkin karena itu, jadi minyak curah harganya dinaikkan. Nah, orang banyak yang beralih ke minyak kemasan bermerek. Mungkin karena banyak yang beli, akhirnya ada permainan harga. Bisa jadi begitu,” tutur Iis.

Dia berharap, jika pemerintah menghapus peredaran minyak curah, seharusnya disertai dengan penjelasan dan penetapan harga pada minyak kemasan bermerek. Sehingga harga minyak antarpedagang bisa seragam dan sesuai dengan harga minyak pada normalnya. “Paling tidak, ada pemberitahuan kalau memang mau dihapus. Untuk minyak goreng yang bermerek, yang dijual di toko itu juga harus jelas, maksimal berapa satu liternya,” pungkasnya.

Reporter : Delfi Nihayah

Fotografer : Delfi Nihayah

Editor : Lintang Anis Bena Kinanti

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca