SUMBERSARI, RADARJEMBER.ID – Mayoritas mata pencaharian warga di Kabupaten Jember adalah bertani. Namun, mereka masih kerap dihadapkan pada masalah kelangkaan pupuk bersubsidi. Padahal keberadaan pupuk menjadi bagian penting bagi proses produksi pertanian. Oleh sebab itu, masalah pupuk ini perlu dipelototi dalam pembahasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang saat ini tengah dibahas.
Jember yang merupakan salah satu lumbung padi nasional, tidak salah kalau menggenjot ketersediaan pupuk. Misalnya, dengan mendirikan pabrik rabuk sendiri. Sebab, kebutuhan terhadap pupuk dengan harga terjangkau masih cukup tinggi. Jika Jember punya pabrik pupuk, maka akan memberi banyak manfaat kepada pahlawan pangan tersebut. Biaya produksi pertanian bisa ditekan, sehingga keuntungan petani bertambah. Muaranya, petani semakin sejahtera.
Mengenai pabrik pupuk ini, Bupati Jember Hendy Siswanto menyampaikan, Pemkab Jember terus melakukan pendalaman akan rencana tersebut. “Pembangunan pabrik pupuk masih dikaji,” kata Hendy.
Dikatakannya, kajian pabrik pupuk bukan saja dilakukan dengan melihat manfaat dan dampak negatif pabrik pupuk. Akan tetapi, dari segi fisik juga dilakukan kajian, sehingga pada saatnya nanti, bisa memberikan manfaat yang besar bagi warga, khususnya petani di Jember. “(Jika kajian pembangunan pabrik pupuk selesai, Red) tahun depan harus dibangun,” papar Hendy.
Ditanya pabrik apa yang mungkin akan dibangun nantinya, Bupati Hendy menegaskan, akan melihat hasil kajian terlebih dahulu. Dalam kajian itu pun dipertimbangkan mengenai kondisi tanah atau lahan pertanian di Jember. Apakah nanti akan mendirikan pabrik pupuk organik atau anorganik? “Tergantung lahan kita, unsur hara harus diperbaiki,” jelasnya.
Sementara itu, dalam jawaban atas pandangan RPJMD yang dilakukan fraksi-fraksi, Hendy menyebut, kelangkaan pupuk bersubsidi akibat kebijakan pemangkasan kuota pupuk. Terkait hal itu, Pemkab Jember sudah mengajukan penambahan kuota pupuk. Pemerintah Provinsi Jawa Timur pun menambahnya, sehingga realokasi pupuk bertambah, Urea ZA 2.621.000 kilogram dan NPK 2.782.000 kilogram.
Reporter : Nur Hariri
Fotografer : Dwi Siswanto
Editor : Mahrus Sholih