22.8 C
Jember
Tuesday, 21 March 2023

Hanya Rp 5000, Pantai Asmara Layak Jadi Jujukan saat Lebaran

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Banyak yang belum mengetahui jelas keberadaan Pantai Asmara. Umumnya masyarakat Jember mengetahui pantai selatan hanya meliputi Pantai Payangan, Papuma dan Watu Ulo saja. Namun demikian, masyarakat Sumberejo menamainya sebagian pantai di bagian sisi selatan Payangan dengan Pantai Asmara.

Pemilik lahan parkir di Pantai Asmara, Khoirul Eko Aji menuturkan, awal pertama kali dinamai Pantai Asmara sebenarnya bukan tanpa alasan. Dulunya, sebelum berdiri warung-warung dan tempat parkir di sepanjang Pantai Payangan-Watu Ulo, pinggiran pantai tersebut dipenuhi oleh pohon pandan yang rindang, hingga menutupi pandangan ke arah laut. Sehingga tempat tersebut menjadi tempat bersantai pasangan pemuda-pemudi saat menikmati deburan angin pantai. “Sebelum berdiri warung-warung ini dulunya dipenuhi pohon pandan, sehingga oleh pemuda-pemudi dibuat untuk pacaran. Dari situlah kemudian dinamai Pantai Asmara,” terang Eko kepada Jawa Pos Radar Jember, kemarin.

Sebenarnya, untuk bentang pantainya sendiri, Pantai Asmara berada di tengah-tengah antara Pantai Payangan dengan Watu Ulo. Karena sebelumnya tempat tersebut tidak terawat dan penuh dengan pohon pandan, akhirnya masyarakat setempat berinisiatif untuk mengelola bersama. “Untuk memberikan daya tarik tersendiri, oleh masyarakat setempat dinamailah dengan nama Pantai Asmara” jelasnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Eko mengatakan, meskipun terbilang baru, pantai tersebut ramai dikunjungi masyarakat. Pada hari-hari biasa saja dalam sehari pengunjung mencapai 80 sampai 100 orang. Selain karena biaya masuknya murah, di pantai tersebut pengunjung hanya dikenai biaya parkir sebesar 5 ribu rupiah untuk roda dua, dan 15 ribu untuk roda empat. “Selama bulan Ramadan ini jumlah pengunjung kecil sekali, antara 15 sampai 20 orang dalam sehari,” ungkapnya.

Dia menuturkan, menjelang hari libur Lebaran ini jumlah pengunjung Pantai Asmara diperkirakan akan membeludak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun kemarin saja, dalam sehari jumlah pengunjung mencapai 500 sampai 800 orang. “Apalagi sekarang jalan menuju pantai ini sudah diperbaiki, akses semakin mudah, diperkirakan akan lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya” pungkasnya.

Eko mengatakan, sejauh ini Pantai Asmara tersebut masih dikelola oleh masyarakat setempat. Melalui persetujuan RT/RW setempat dan camat memperbolehkan pengelolaannya dilakukan oleh masyarakat, yang penting dikelola dengan baik dan saling menjaga satu dengan yang lain. “Hal ini bertujuan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Pesan Pak Camat, yang penting jangan tukaran,” pungkasnya.

Jurnalis: mg6
Fotografer: Achmad Faiz
Editor: Nur Hariri

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Banyak yang belum mengetahui jelas keberadaan Pantai Asmara. Umumnya masyarakat Jember mengetahui pantai selatan hanya meliputi Pantai Payangan, Papuma dan Watu Ulo saja. Namun demikian, masyarakat Sumberejo menamainya sebagian pantai di bagian sisi selatan Payangan dengan Pantai Asmara.

Pemilik lahan parkir di Pantai Asmara, Khoirul Eko Aji menuturkan, awal pertama kali dinamai Pantai Asmara sebenarnya bukan tanpa alasan. Dulunya, sebelum berdiri warung-warung dan tempat parkir di sepanjang Pantai Payangan-Watu Ulo, pinggiran pantai tersebut dipenuhi oleh pohon pandan yang rindang, hingga menutupi pandangan ke arah laut. Sehingga tempat tersebut menjadi tempat bersantai pasangan pemuda-pemudi saat menikmati deburan angin pantai. “Sebelum berdiri warung-warung ini dulunya dipenuhi pohon pandan, sehingga oleh pemuda-pemudi dibuat untuk pacaran. Dari situlah kemudian dinamai Pantai Asmara,” terang Eko kepada Jawa Pos Radar Jember, kemarin.

Sebenarnya, untuk bentang pantainya sendiri, Pantai Asmara berada di tengah-tengah antara Pantai Payangan dengan Watu Ulo. Karena sebelumnya tempat tersebut tidak terawat dan penuh dengan pohon pandan, akhirnya masyarakat setempat berinisiatif untuk mengelola bersama. “Untuk memberikan daya tarik tersendiri, oleh masyarakat setempat dinamailah dengan nama Pantai Asmara” jelasnya.

Eko mengatakan, meskipun terbilang baru, pantai tersebut ramai dikunjungi masyarakat. Pada hari-hari biasa saja dalam sehari pengunjung mencapai 80 sampai 100 orang. Selain karena biaya masuknya murah, di pantai tersebut pengunjung hanya dikenai biaya parkir sebesar 5 ribu rupiah untuk roda dua, dan 15 ribu untuk roda empat. “Selama bulan Ramadan ini jumlah pengunjung kecil sekali, antara 15 sampai 20 orang dalam sehari,” ungkapnya.

Dia menuturkan, menjelang hari libur Lebaran ini jumlah pengunjung Pantai Asmara diperkirakan akan membeludak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun kemarin saja, dalam sehari jumlah pengunjung mencapai 500 sampai 800 orang. “Apalagi sekarang jalan menuju pantai ini sudah diperbaiki, akses semakin mudah, diperkirakan akan lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya” pungkasnya.

Eko mengatakan, sejauh ini Pantai Asmara tersebut masih dikelola oleh masyarakat setempat. Melalui persetujuan RT/RW setempat dan camat memperbolehkan pengelolaannya dilakukan oleh masyarakat, yang penting dikelola dengan baik dan saling menjaga satu dengan yang lain. “Hal ini bertujuan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Pesan Pak Camat, yang penting jangan tukaran,” pungkasnya.

Jurnalis: mg6
Fotografer: Achmad Faiz
Editor: Nur Hariri

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Banyak yang belum mengetahui jelas keberadaan Pantai Asmara. Umumnya masyarakat Jember mengetahui pantai selatan hanya meliputi Pantai Payangan, Papuma dan Watu Ulo saja. Namun demikian, masyarakat Sumberejo menamainya sebagian pantai di bagian sisi selatan Payangan dengan Pantai Asmara.

Pemilik lahan parkir di Pantai Asmara, Khoirul Eko Aji menuturkan, awal pertama kali dinamai Pantai Asmara sebenarnya bukan tanpa alasan. Dulunya, sebelum berdiri warung-warung dan tempat parkir di sepanjang Pantai Payangan-Watu Ulo, pinggiran pantai tersebut dipenuhi oleh pohon pandan yang rindang, hingga menutupi pandangan ke arah laut. Sehingga tempat tersebut menjadi tempat bersantai pasangan pemuda-pemudi saat menikmati deburan angin pantai. “Sebelum berdiri warung-warung ini dulunya dipenuhi pohon pandan, sehingga oleh pemuda-pemudi dibuat untuk pacaran. Dari situlah kemudian dinamai Pantai Asmara,” terang Eko kepada Jawa Pos Radar Jember, kemarin.

Sebenarnya, untuk bentang pantainya sendiri, Pantai Asmara berada di tengah-tengah antara Pantai Payangan dengan Watu Ulo. Karena sebelumnya tempat tersebut tidak terawat dan penuh dengan pohon pandan, akhirnya masyarakat setempat berinisiatif untuk mengelola bersama. “Untuk memberikan daya tarik tersendiri, oleh masyarakat setempat dinamailah dengan nama Pantai Asmara” jelasnya.

Eko mengatakan, meskipun terbilang baru, pantai tersebut ramai dikunjungi masyarakat. Pada hari-hari biasa saja dalam sehari pengunjung mencapai 80 sampai 100 orang. Selain karena biaya masuknya murah, di pantai tersebut pengunjung hanya dikenai biaya parkir sebesar 5 ribu rupiah untuk roda dua, dan 15 ribu untuk roda empat. “Selama bulan Ramadan ini jumlah pengunjung kecil sekali, antara 15 sampai 20 orang dalam sehari,” ungkapnya.

Dia menuturkan, menjelang hari libur Lebaran ini jumlah pengunjung Pantai Asmara diperkirakan akan membeludak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun kemarin saja, dalam sehari jumlah pengunjung mencapai 500 sampai 800 orang. “Apalagi sekarang jalan menuju pantai ini sudah diperbaiki, akses semakin mudah, diperkirakan akan lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya” pungkasnya.

Eko mengatakan, sejauh ini Pantai Asmara tersebut masih dikelola oleh masyarakat setempat. Melalui persetujuan RT/RW setempat dan camat memperbolehkan pengelolaannya dilakukan oleh masyarakat, yang penting dikelola dengan baik dan saling menjaga satu dengan yang lain. “Hal ini bertujuan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Pesan Pak Camat, yang penting jangan tukaran,” pungkasnya.

Jurnalis: mg6
Fotografer: Achmad Faiz
Editor: Nur Hariri

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca