Mobile_AP_Rectangle 1
RADARJEMBER.ID – Awal Ramadan tahun ini, sejumlah harga bahan pokok di pasaran melonjak. Kebutuhan dapur yang naikknya paling tinggi adalah bawang putih dan bawang merah. Kondisi ini terpantau di sejumlah pegadang kebutuhan pokok yang berjualan di Pasar Tanjung Jember.
Indah, salah satu pedagang di pasar tradisional itu mengatakan, harga bawang putih mengalami lonjakan cukup mencolok. Naikknya harga bahan pokok mulai terjadi saat memasuki sepekan menjelang Ramadan. Jika bisanya harga bawang putih Rp45 ribu per Kg, saat ini dibaderol Rp 60 ribu per Kg. “Semua bahan pokok naik. Yang paling menonjol itu bawang putih,” paparnya, Minggu (5/5).
Menurut Indah, kenaikan memang kerap terjadi menjelang perayaan hari-hari besar. Terlebih pada bulan Ramadan maupun mendekati hari raya Idul Fitri. Akibatnya, kondisi ini dikeluhkan oleh sejumlah pedagang, serta pembeli yang belanja di pasar tradisional terbesar di Jember tersebut. “Memang kalau seperti ini harga-harga selalu naik. Apalagi kalau mendekati lebaran,” ujarnya.
Mobile_AP_Rectangle 2
Tak hanya bawang putih dan bawang merah, harga cabai dan sayur-mayur juga ikutan terkerek naik, meski tak setinggi harga bawang. Indah menuturkan, melonjaknya komoditi hortikultura itu karena pedagang mendapat pasokan dari luar daerah, yakni Malang. Meski begitu kenaikannya tak signifikan. “Kami ngambilnya dari Malang, memang dan dari petaninya harganya sudah naik,” ujarnya. (*)
- Advertisement -
RADARJEMBER.ID – Awal Ramadan tahun ini, sejumlah harga bahan pokok di pasaran melonjak. Kebutuhan dapur yang naikknya paling tinggi adalah bawang putih dan bawang merah. Kondisi ini terpantau di sejumlah pegadang kebutuhan pokok yang berjualan di Pasar Tanjung Jember.
Indah, salah satu pedagang di pasar tradisional itu mengatakan, harga bawang putih mengalami lonjakan cukup mencolok. Naikknya harga bahan pokok mulai terjadi saat memasuki sepekan menjelang Ramadan. Jika bisanya harga bawang putih Rp45 ribu per Kg, saat ini dibaderol Rp 60 ribu per Kg. “Semua bahan pokok naik. Yang paling menonjol itu bawang putih,” paparnya, Minggu (5/5).
Menurut Indah, kenaikan memang kerap terjadi menjelang perayaan hari-hari besar. Terlebih pada bulan Ramadan maupun mendekati hari raya Idul Fitri. Akibatnya, kondisi ini dikeluhkan oleh sejumlah pedagang, serta pembeli yang belanja di pasar tradisional terbesar di Jember tersebut. “Memang kalau seperti ini harga-harga selalu naik. Apalagi kalau mendekati lebaran,” ujarnya.
Tak hanya bawang putih dan bawang merah, harga cabai dan sayur-mayur juga ikutan terkerek naik, meski tak setinggi harga bawang. Indah menuturkan, melonjaknya komoditi hortikultura itu karena pedagang mendapat pasokan dari luar daerah, yakni Malang. Meski begitu kenaikannya tak signifikan. “Kami ngambilnya dari Malang, memang dan dari petaninya harganya sudah naik,” ujarnya. (*)
RADARJEMBER.ID – Awal Ramadan tahun ini, sejumlah harga bahan pokok di pasaran melonjak. Kebutuhan dapur yang naikknya paling tinggi adalah bawang putih dan bawang merah. Kondisi ini terpantau di sejumlah pegadang kebutuhan pokok yang berjualan di Pasar Tanjung Jember.
Indah, salah satu pedagang di pasar tradisional itu mengatakan, harga bawang putih mengalami lonjakan cukup mencolok. Naikknya harga bahan pokok mulai terjadi saat memasuki sepekan menjelang Ramadan. Jika bisanya harga bawang putih Rp45 ribu per Kg, saat ini dibaderol Rp 60 ribu per Kg. “Semua bahan pokok naik. Yang paling menonjol itu bawang putih,” paparnya, Minggu (5/5).
Menurut Indah, kenaikan memang kerap terjadi menjelang perayaan hari-hari besar. Terlebih pada bulan Ramadan maupun mendekati hari raya Idul Fitri. Akibatnya, kondisi ini dikeluhkan oleh sejumlah pedagang, serta pembeli yang belanja di pasar tradisional terbesar di Jember tersebut. “Memang kalau seperti ini harga-harga selalu naik. Apalagi kalau mendekati lebaran,” ujarnya.
Tak hanya bawang putih dan bawang merah, harga cabai dan sayur-mayur juga ikutan terkerek naik, meski tak setinggi harga bawang. Indah menuturkan, melonjaknya komoditi hortikultura itu karena pedagang mendapat pasokan dari luar daerah, yakni Malang. Meski begitu kenaikannya tak signifikan. “Kami ngambilnya dari Malang, memang dan dari petaninya harganya sudah naik,” ujarnya. (*)