JEMBER, RADARJEMBER.ID – Kesan terpencil dan terletak di atas bukit melekat pada SDN 03 Bintoro, Kecamatan Patrang. Padahal letak sekolah tersebut masih berada di lingkungan kelurahan yang masuk kecamatan kota. Hanya saja lokasinya yang berada di kaki gunung sehingga kesan udik begitu melekat. Apalagi, untuk menuju ke sekolah ini harus melewati jalanan aspal di pinggir persawahan.
SDN Bintoro 03 letaknya berada di Lingkungan Mojan, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Patrang. Sekolah ini memiliki jumlah murid kurang dari seratus anak. Sedangkan jumlah gurunya delapan orang dan seluruhnya perempuan. Di sekolah itu cuma ada satu orang pegawai laki-laki dan setiap hari bertugas sebagai waker atau penjaga sekolah.
Saat Jawa Pos Radar Jember mendatangi sekolah tersebut, terlihat murid kelas II sedang mengikuti aktivitas pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di musala. Pihak sekolah sengaja mengungsikan mereka belajar ke musala. Bangku dan kursi dipindahkan ke tempat itu agar kegiatan PTM di sekolah itu tidak terganggu.
Ninuk Andayani Suyata, Kepala SD Negeri Bintoro 03, membenarkan hal tersebut. Nasib sekolah itu sangat memprihatinkan. Tiga ruang kelas tidak dipakai untuk PTM. Sedangkan dua dari tiga kelas itu tidak lagi memiliki plafon karena jebol. Penyebabnya, plafon tidak kuat menahan guncangan gempa bumi, beberapa waktu lalu, dan kayu bangunannya diketahui banyak yang dimakan rayap.
“Jadi, untuk sementara menunggu diperbaiki, siswa kelas dua kami ungsikan ke musala. Ruang kelas dua juga jebol, tapi belum keseluruhan. Tidak seperti ruang kelas sebelah dan sama sekali tidak berplafon. Tinggal terlihat kerangka besi baja ringan. Sekolah tidak mau ambil risiko, takut ada plafon jatuh lagi,” ungkap Ninuk.
Perempuan tersebut belum genap satu bulan menjabat sebagai Kepala SD Negeri Bintoro 03. tentu ia terkejut melihat kondisi bangunan sekolah itu rusak berat. Ketika ia berkeliling melihat sekolah, kusen jendela terlihat keropos tidak kuat menahan serbuan rayap.
Ningrat Subekti, penjaga SD Negeri Bintoro 03, menerangkan, bila hujan deras tiga ruang kelas itu dipenuhi air hujan. Saat musim hujan seperti sekarang ini, setiap hari ia terpaksa membersihkan ruangan kelas. Langkah memindahkan murid belajar ke musala dirasa sangat tepat. Sebab, jika dipaksakan belajar di kelas, tentu siswa akan kejatuhan atap.
“Ruang kelas dua ini tidak difungsikan, takut plafon ambrol. Dibiarkan kosong. Cuma ada dua bangku di dalam ruangan. Setiap hari kelas tersebut ditutup dari luar, takut murid masuk ke ruang kelas dan tiba-tiba atap runtuh. Tentu hal tersebut bisa mengancam keselamatan murid. Karena itu, mereka belajar di musala saat pelajaran berlangsung,” kata Subekti.
Pihak sekolah pun berharap Dinas Pendidikan Kabupaten Jember segera memperbaiki kerusakan tersebut, sehingga kerusakan di SD Negeri Bintoro 03 tidak semakin parah. Apalagi dalam waktu dekat ini berlangsung penerimaan peserta didik baru (PPDB) di tahun ajaran baru. Oleh karena itu, bangunan sekolah perlu dibaguskan lagi.
Jurnalis: Winardyasto
Fotografer: Winardyasto
Editor: Nur Hariri