32 C
Jember
Wednesday, 31 May 2023

RTH Balung dan Mangli Kini Hanya Dibangun Tanpa Dirawat

Fasilitas Toilet di RTH Malah Tidak Berfungsi hingga Lampu Sorot Menghilang

Mobile_AP_Rectangle 1

BALUNG LOR, Radar Jember – Pohon-pohon di salah satu fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kecamatan Balung terlihat rimbun. Cukup untuk menahan teriknya matahari kala siang hari. Kala itu, orang-orang datang silih berganti. Sebagian dari mereka duduk di antara kursi-kursi yang beberapa di antaranya tak dilengkapi meja.

Pengunjung sepertinya cukup menikmati. Mereka ada yang sekadar nongkrong bareng keluarga atau sekadar foto-foto. Ada pula anak-anak yang bermain di peluncuran yang berlubang, jungkir balik tanpa pegangan, atau main ayunan yang besinya telah berkarat. “Kalau siang nongkrong di sini. Lainnya panas, tidak ada pohon-pohonnya,” kata Ahmad Taufik, pengunjung asal Desa Karangduren, Kecamatan Balung.

Di sudut lain dari RTH ini, tidak ada rerimbun hijau lagi. Ada tempat duduk di sisi utara, namun kondisinya gersang. Dan lagi, kursi serta mejanya rusak. Bahkan ada yang hilang. Otomatis, jika siang hari, hanya fasilitas di sisi selatan itu yang bisa dinikmati warga di RTH tersebut.

Mobile_AP_Rectangle 2

Jika pada malam hari, RTH ini lebih banyak lagi pengunjungnya. Puluhan pedagang kaki lima (PKL) hampir ditemui di setiap sudut RTH. Tak heran, malam hari menjadi waktu yang padat untuk taman rakyat ini dikunjungi. Meski kadang harus gelap-gelapan karena banyak lampu RTH yang rusak dan hilang.

Soal toilet, meski toilet di RTH tersebut tidak berfungsi, namun warga setempat menyiapkan toilet umum dengan tarif Rp 2.000 sekali hajat. Selain menyediakan toilet umum, warga juga ada yang berjaga untuk parkiran. “Malam pasti ramai. Jadi, warga sini juga menyediakan parkiran dan toilet,” kata Mujib, warga setempat.

Sejak awal dibangun pada 2018-2019 lalu, taman rakyat ini telah menjelma menjadi idola baru masyarakat. Banyak pula yang memutar ekonominya melalui RTH tersebut. Namun sayang, proyek milik Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Cipta Karya (DPRKPCK) Jember yang dibangun dengan uang rakyat itu sangat minim perawatan.

Hal itu terlihat dari banyaknya fasilitas di RTH yang rusak. Bahkan banyak pula yang hilang. Kondisi serupa juga terjadi di RTH Mangli, Kecamatan Kaliwates. RTH yang sejatinya sebagai taman rakyat dan ruang bersantai bersama itu nyatanya tidak seperti yang diharapkan.

Di lokasi, kondisi RTH Mangli sangat gersang. Minim sekali rimbunan hijau. Yang banyak justru lapak PKL yang hampir merayap di sisi pinggiran RTH. Malam hari pun sama. Banyaknya lampu sorot di RTH Mangli yang rusak dan hilang membuat kesan taman yang ramah dan nyaman hilang. “Yang paling banyak ditempati nongkrong di sisi timur dan selatan. Kalau sisi barat dan utara agak gelap. Pengunjung jarang ke sana. Mungkin takut disangka yang tidak-tidak,” beber Hermawan, salah satu PKL di RTH Mangli.

Berbeda dengan RTH Balung, lapangan RTH Mangli sering difungsikan untuk bermain bola. Hal itu terlihat dari masih terpasangnya jaring di kedua gawang dan empat buah gawang mini. Selebihnya, untuk fasilitas lain seperti kursi, meja, lampu sorot, lampu taman, nasibnya sama. Banyak yang rusak dan hilang. “Sebenarnya eman kalau tidak dirawat dan diperbaiki. Kerusakannya makin banyak,” sesal Suryadi, warga setempat.

RTH Balung dan RTH Mangli sebenarnya hanya potret kecil dari keberadaan ruang hijau yang minim sentuhan perawatan. RTH lainnya, seperti RTH Sumbersari, RTH Arjasa, RTH Rambipuji, RTH Gajah Mada Kaliwates, dan lainnya, juga butuh perawatan. (mau/c2.rus)

- Advertisement -

BALUNG LOR, Radar Jember – Pohon-pohon di salah satu fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kecamatan Balung terlihat rimbun. Cukup untuk menahan teriknya matahari kala siang hari. Kala itu, orang-orang datang silih berganti. Sebagian dari mereka duduk di antara kursi-kursi yang beberapa di antaranya tak dilengkapi meja.

Pengunjung sepertinya cukup menikmati. Mereka ada yang sekadar nongkrong bareng keluarga atau sekadar foto-foto. Ada pula anak-anak yang bermain di peluncuran yang berlubang, jungkir balik tanpa pegangan, atau main ayunan yang besinya telah berkarat. “Kalau siang nongkrong di sini. Lainnya panas, tidak ada pohon-pohonnya,” kata Ahmad Taufik, pengunjung asal Desa Karangduren, Kecamatan Balung.

Di sudut lain dari RTH ini, tidak ada rerimbun hijau lagi. Ada tempat duduk di sisi utara, namun kondisinya gersang. Dan lagi, kursi serta mejanya rusak. Bahkan ada yang hilang. Otomatis, jika siang hari, hanya fasilitas di sisi selatan itu yang bisa dinikmati warga di RTH tersebut.

Jika pada malam hari, RTH ini lebih banyak lagi pengunjungnya. Puluhan pedagang kaki lima (PKL) hampir ditemui di setiap sudut RTH. Tak heran, malam hari menjadi waktu yang padat untuk taman rakyat ini dikunjungi. Meski kadang harus gelap-gelapan karena banyak lampu RTH yang rusak dan hilang.

Soal toilet, meski toilet di RTH tersebut tidak berfungsi, namun warga setempat menyiapkan toilet umum dengan tarif Rp 2.000 sekali hajat. Selain menyediakan toilet umum, warga juga ada yang berjaga untuk parkiran. “Malam pasti ramai. Jadi, warga sini juga menyediakan parkiran dan toilet,” kata Mujib, warga setempat.

Sejak awal dibangun pada 2018-2019 lalu, taman rakyat ini telah menjelma menjadi idola baru masyarakat. Banyak pula yang memutar ekonominya melalui RTH tersebut. Namun sayang, proyek milik Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Cipta Karya (DPRKPCK) Jember yang dibangun dengan uang rakyat itu sangat minim perawatan.

Hal itu terlihat dari banyaknya fasilitas di RTH yang rusak. Bahkan banyak pula yang hilang. Kondisi serupa juga terjadi di RTH Mangli, Kecamatan Kaliwates. RTH yang sejatinya sebagai taman rakyat dan ruang bersantai bersama itu nyatanya tidak seperti yang diharapkan.

Di lokasi, kondisi RTH Mangli sangat gersang. Minim sekali rimbunan hijau. Yang banyak justru lapak PKL yang hampir merayap di sisi pinggiran RTH. Malam hari pun sama. Banyaknya lampu sorot di RTH Mangli yang rusak dan hilang membuat kesan taman yang ramah dan nyaman hilang. “Yang paling banyak ditempati nongkrong di sisi timur dan selatan. Kalau sisi barat dan utara agak gelap. Pengunjung jarang ke sana. Mungkin takut disangka yang tidak-tidak,” beber Hermawan, salah satu PKL di RTH Mangli.

Berbeda dengan RTH Balung, lapangan RTH Mangli sering difungsikan untuk bermain bola. Hal itu terlihat dari masih terpasangnya jaring di kedua gawang dan empat buah gawang mini. Selebihnya, untuk fasilitas lain seperti kursi, meja, lampu sorot, lampu taman, nasibnya sama. Banyak yang rusak dan hilang. “Sebenarnya eman kalau tidak dirawat dan diperbaiki. Kerusakannya makin banyak,” sesal Suryadi, warga setempat.

RTH Balung dan RTH Mangli sebenarnya hanya potret kecil dari keberadaan ruang hijau yang minim sentuhan perawatan. RTH lainnya, seperti RTH Sumbersari, RTH Arjasa, RTH Rambipuji, RTH Gajah Mada Kaliwates, dan lainnya, juga butuh perawatan. (mau/c2.rus)

BALUNG LOR, Radar Jember – Pohon-pohon di salah satu fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kecamatan Balung terlihat rimbun. Cukup untuk menahan teriknya matahari kala siang hari. Kala itu, orang-orang datang silih berganti. Sebagian dari mereka duduk di antara kursi-kursi yang beberapa di antaranya tak dilengkapi meja.

Pengunjung sepertinya cukup menikmati. Mereka ada yang sekadar nongkrong bareng keluarga atau sekadar foto-foto. Ada pula anak-anak yang bermain di peluncuran yang berlubang, jungkir balik tanpa pegangan, atau main ayunan yang besinya telah berkarat. “Kalau siang nongkrong di sini. Lainnya panas, tidak ada pohon-pohonnya,” kata Ahmad Taufik, pengunjung asal Desa Karangduren, Kecamatan Balung.

Di sudut lain dari RTH ini, tidak ada rerimbun hijau lagi. Ada tempat duduk di sisi utara, namun kondisinya gersang. Dan lagi, kursi serta mejanya rusak. Bahkan ada yang hilang. Otomatis, jika siang hari, hanya fasilitas di sisi selatan itu yang bisa dinikmati warga di RTH tersebut.

Jika pada malam hari, RTH ini lebih banyak lagi pengunjungnya. Puluhan pedagang kaki lima (PKL) hampir ditemui di setiap sudut RTH. Tak heran, malam hari menjadi waktu yang padat untuk taman rakyat ini dikunjungi. Meski kadang harus gelap-gelapan karena banyak lampu RTH yang rusak dan hilang.

Soal toilet, meski toilet di RTH tersebut tidak berfungsi, namun warga setempat menyiapkan toilet umum dengan tarif Rp 2.000 sekali hajat. Selain menyediakan toilet umum, warga juga ada yang berjaga untuk parkiran. “Malam pasti ramai. Jadi, warga sini juga menyediakan parkiran dan toilet,” kata Mujib, warga setempat.

Sejak awal dibangun pada 2018-2019 lalu, taman rakyat ini telah menjelma menjadi idola baru masyarakat. Banyak pula yang memutar ekonominya melalui RTH tersebut. Namun sayang, proyek milik Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Cipta Karya (DPRKPCK) Jember yang dibangun dengan uang rakyat itu sangat minim perawatan.

Hal itu terlihat dari banyaknya fasilitas di RTH yang rusak. Bahkan banyak pula yang hilang. Kondisi serupa juga terjadi di RTH Mangli, Kecamatan Kaliwates. RTH yang sejatinya sebagai taman rakyat dan ruang bersantai bersama itu nyatanya tidak seperti yang diharapkan.

Di lokasi, kondisi RTH Mangli sangat gersang. Minim sekali rimbunan hijau. Yang banyak justru lapak PKL yang hampir merayap di sisi pinggiran RTH. Malam hari pun sama. Banyaknya lampu sorot di RTH Mangli yang rusak dan hilang membuat kesan taman yang ramah dan nyaman hilang. “Yang paling banyak ditempati nongkrong di sisi timur dan selatan. Kalau sisi barat dan utara agak gelap. Pengunjung jarang ke sana. Mungkin takut disangka yang tidak-tidak,” beber Hermawan, salah satu PKL di RTH Mangli.

Berbeda dengan RTH Balung, lapangan RTH Mangli sering difungsikan untuk bermain bola. Hal itu terlihat dari masih terpasangnya jaring di kedua gawang dan empat buah gawang mini. Selebihnya, untuk fasilitas lain seperti kursi, meja, lampu sorot, lampu taman, nasibnya sama. Banyak yang rusak dan hilang. “Sebenarnya eman kalau tidak dirawat dan diperbaiki. Kerusakannya makin banyak,” sesal Suryadi, warga setempat.

RTH Balung dan RTH Mangli sebenarnya hanya potret kecil dari keberadaan ruang hijau yang minim sentuhan perawatan. RTH lainnya, seperti RTH Sumbersari, RTH Arjasa, RTH Rambipuji, RTH Gajah Mada Kaliwates, dan lainnya, juga butuh perawatan. (mau/c2.rus)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca