JEMBER, RADARJEMBER.ID – Kehadiran wabah virus Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) bukan saja membuat perekonomian terpukul. Para pecinta burung berkicau juga merasakannya. Mereka harus vakum sekitar setahun terakhir tanpa memiliki event tertentu demi adu skill. Nah, di awal tahun 2021 ini, mereka pun kembali bergeliat menyalurkan hobinya.
Salah satunya berlangsung di Pasar Gebang, Minggu (5/1) lalu. Menurut Dedy Efendi, koordinator adu burung kicau, di Pasar Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang, sekitar setahun terakhir adu skill burung yang diadakan di Pasar Gebang merupakan kali pertama. Sebab, sebelumnya tidak dapat dilangsungkan lantaran pandemi korona.
“Alhamdulillah, setelah ditunda beberapa kali, ini biasa digelar dengan protokol kesehatan. Semua warga yang hadir wajib mematuhi protokol kesehatan. Baik yang membawa burung kicau untuk diadu, maupun yang sekadar menonton,” kata.
Peserta adu skill yang berlangsung pun bukan main-main. Ada cucak ijo, murai batu, punglor anis merah, kacer, kenari, cendet, dan love bird. “Selain itu, masih banyak lagi yang diikutsertakan. Jadi, dilakukan per kategori,” imbuh pria yang biasa dipanggil Dedy Bedors itu.
Warga yang ikut adu skill burung tersebut bukan hanya orang dewasa. Ada pula anak-anak dan remaja. “Ini yang ikut bukan Jember saja. Surabaya dan Bali juga datang,” beber Bedors, yang kemudian menyebut adu skill terbanyak adalah burung cucak ijo, murai, dan anis merah.
Pantauan Jawa Pos Radar Jember, keasyikan adu skill burung bukan puncaknya terjadi pada saat digantangkan. Teriakan warga yang burung kicaunya diadu otomatis tak bisa dicegah begitu burung-burung dinilai. Ada yang teriak kencang, ada yang pakai kode-kode khusus, memanggil nama burung, sampai kepada mereka yang lompat-lompat demi menyemangati burungnya.
Informasi yang dihimpun, untuk menilai kualitas kicau burung ini ada sejumlah tolok ukur. Di antaranya suara kicauan, lamanya siulan burung yang bernyanyi, hingga gaya burung. Selain itu, ada beberapa hal lain yang dapat menambah nilai. Burung yang terbaik pastinya akan menjadi pemenang.
Turhadi, salah satu pecinta burung kicau, mengungkap, adu kicau burung memang dilihat dari skill-nya. Bagi burung yang demam panggung atau diam saat digantangkan, tentunya hanya mendapat nilai yang minim. “Kalau sudah menang beberapa kali, harga burung kicau akan semakin mahal. Tetapi ada juga burung yang saat digantangkan diam, berarti demam panggung,” ulasnya.