Mobile_AP_Rectangle 1
TEGAL BOTO, RADARJEMBER.ID – Puluhan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jember (Unej) melakukan demontrasi atas adanya potensi kecurangan dalam pemilihan ketua BEM FEB Unej.
Berdasarkan penuturan para mahasiswa, hal ini berawal dari Dekan FEB Prof Isti Fadah memerintahkan mahasiswanya untuk memilih salah satu pasangan calon (paslon). Hal serupa juga dilakukan oleh kepala program studi.

Mobile_AP_Rectangle 2
Para pejabat dekanat itu juga sempat mengancam mahasiswa untuk tidak bisa melakukan magang di BUMN. Serta adanya ancaman pemangkasan nilai pada mata kuliah yang bersangkutan. “Ada ancaman pemangkasan nilai,” kata salah satu orator demo yang juga merupakan Ketua Aliansi Penyelamat Demokrasi, Gifari Bangkit Pangestu.
Mereka menuntut adanya mediasi antara mahasiswa dan pihak dekanat. Pada awalnya pihak dekanat enggan untuk menemui, namun akhirnya mediasi berhasil dilakukan bersama Dekan FEB Unej Prof Isti Fadah.
Intervensi dekanat dalam menyukseskan salah satu calon pemilihan BEM FEB Unej menimbulkan adanya korban secara psikologis bagi mahasiswa yang dituntut untuk memilih salah satu kadidat.
Salah satu mahasiswa baru yang tidak mau disebut namanya mengatakan bahwa dia mendapat panggilan berkali-kali dari kaprodinya. Lalu, untuk panggilan selanjutnya ia tidak merespons. Sebab sebelumnya, komunikasi itu berisi anjuran atau intruksi untuk memilih salah satu calon. Lalu, ia juga mendapat ancaman pengurangan nilai.
“Saya takut. Saya sebagai mahasiswa baru. Saya hanya ingin belajar dengan tenang,” Papar mahasiswa itu.
Sementara itu Dekan FEB Unej Prof Isti Fadah irit bicara kepada Jawa Pos Radar Jember. “Tidak ada maksud apa pun dari kami untuk itu,” ujarnya.
Reporter: Dian Cahyani
Fotografer: Dian Cahyani
Editor: Lintang Anis Bena Kinanti
- Advertisement -
TEGAL BOTO, RADARJEMBER.ID – Puluhan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jember (Unej) melakukan demontrasi atas adanya potensi kecurangan dalam pemilihan ketua BEM FEB Unej.
Berdasarkan penuturan para mahasiswa, hal ini berawal dari Dekan FEB Prof Isti Fadah memerintahkan mahasiswanya untuk memilih salah satu pasangan calon (paslon). Hal serupa juga dilakukan oleh kepala program studi.

Para pejabat dekanat itu juga sempat mengancam mahasiswa untuk tidak bisa melakukan magang di BUMN. Serta adanya ancaman pemangkasan nilai pada mata kuliah yang bersangkutan. “Ada ancaman pemangkasan nilai,” kata salah satu orator demo yang juga merupakan Ketua Aliansi Penyelamat Demokrasi, Gifari Bangkit Pangestu.
Mereka menuntut adanya mediasi antara mahasiswa dan pihak dekanat. Pada awalnya pihak dekanat enggan untuk menemui, namun akhirnya mediasi berhasil dilakukan bersama Dekan FEB Unej Prof Isti Fadah.
Intervensi dekanat dalam menyukseskan salah satu calon pemilihan BEM FEB Unej menimbulkan adanya korban secara psikologis bagi mahasiswa yang dituntut untuk memilih salah satu kadidat.
Salah satu mahasiswa baru yang tidak mau disebut namanya mengatakan bahwa dia mendapat panggilan berkali-kali dari kaprodinya. Lalu, untuk panggilan selanjutnya ia tidak merespons. Sebab sebelumnya, komunikasi itu berisi anjuran atau intruksi untuk memilih salah satu calon. Lalu, ia juga mendapat ancaman pengurangan nilai.
“Saya takut. Saya sebagai mahasiswa baru. Saya hanya ingin belajar dengan tenang,” Papar mahasiswa itu.
Sementara itu Dekan FEB Unej Prof Isti Fadah irit bicara kepada Jawa Pos Radar Jember. “Tidak ada maksud apa pun dari kami untuk itu,” ujarnya.
Reporter: Dian Cahyani
Fotografer: Dian Cahyani
Editor: Lintang Anis Bena Kinanti
TEGAL BOTO, RADARJEMBER.ID – Puluhan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jember (Unej) melakukan demontrasi atas adanya potensi kecurangan dalam pemilihan ketua BEM FEB Unej.
Berdasarkan penuturan para mahasiswa, hal ini berawal dari Dekan FEB Prof Isti Fadah memerintahkan mahasiswanya untuk memilih salah satu pasangan calon (paslon). Hal serupa juga dilakukan oleh kepala program studi.

Para pejabat dekanat itu juga sempat mengancam mahasiswa untuk tidak bisa melakukan magang di BUMN. Serta adanya ancaman pemangkasan nilai pada mata kuliah yang bersangkutan. “Ada ancaman pemangkasan nilai,” kata salah satu orator demo yang juga merupakan Ketua Aliansi Penyelamat Demokrasi, Gifari Bangkit Pangestu.
Mereka menuntut adanya mediasi antara mahasiswa dan pihak dekanat. Pada awalnya pihak dekanat enggan untuk menemui, namun akhirnya mediasi berhasil dilakukan bersama Dekan FEB Unej Prof Isti Fadah.
Intervensi dekanat dalam menyukseskan salah satu calon pemilihan BEM FEB Unej menimbulkan adanya korban secara psikologis bagi mahasiswa yang dituntut untuk memilih salah satu kadidat.
Salah satu mahasiswa baru yang tidak mau disebut namanya mengatakan bahwa dia mendapat panggilan berkali-kali dari kaprodinya. Lalu, untuk panggilan selanjutnya ia tidak merespons. Sebab sebelumnya, komunikasi itu berisi anjuran atau intruksi untuk memilih salah satu calon. Lalu, ia juga mendapat ancaman pengurangan nilai.
“Saya takut. Saya sebagai mahasiswa baru. Saya hanya ingin belajar dengan tenang,” Papar mahasiswa itu.
Sementara itu Dekan FEB Unej Prof Isti Fadah irit bicara kepada Jawa Pos Radar Jember. “Tidak ada maksud apa pun dari kami untuk itu,” ujarnya.
Reporter: Dian Cahyani
Fotografer: Dian Cahyani
Editor: Lintang Anis Bena Kinanti