22.7 C
Jember
Friday, 9 June 2023

Niwan Harjono, Kuli Bangunan Beralih Jadi Pedagang

Semangat pria paruh baya ini perlu diacungi jempol. Setelah tak kuat menjadi kuli, dia beralih menjadi pedagang. Meski begitu, dia hanya bisa keliling bersama teman-temannya di pasar-pasar kecamatan, tanpa memiliki tempat berdagang tetap.

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Pasar tradisional menjadi salah satu tempat yang sampai saat ini digemari warga untuk bertransaksi. Nah, pedagangnya juga banyak yang pindah-pindah tempat. Baik pedagang yang menjual sayuran, bahan pokok, peralatan rumah tangga, maupun berbagai jenis pakaian.

BACA JUGA : Dua Warga Jember Meninggal Jadi Korban Kerusuhan Kanjuruhan, Satu Kritis

Namun, di pasar tradisional juga banyak pedagang yang berjualan tanpa lapak resmi. Seperti pasar burung yang terkadang pindah-pindah tempat. Para pedagang selain yang berjualan burung pun banyak yang ikut pindah tempat.

Mobile_AP_Rectangle 2

Para pedagang itu mulai berjualan saat fajar tampak. Setelah waktu siang atau menjelang sore, biasanya mereka lenyap entah ke mana. Para pedagang yang pindah-pindah tempat seperti itu terjadi di banyak lokasi. Salah satunya seperti dialami Niwan Harjono, warga asal Kecamatan Ambulu. Pria ini kerap membuka lapak di pinggir jalan, mengikuti pasar keliling. Sesekali, dia juga singgah di pasar tradisional, hingga tak jarang berjualan di depan toko orang.

Niwan yang kini sudah paruh baya itu mengaku bekerja sebagai penjual peralatan tukang sudah cukup lama. Dia termasuk salah satu anggota pasar burung di Jember yang selalu berpindah tempat untuk menjajakan jualannya. “Setiap hari berpindah,” ucapnya, sembari menawarkan jualannya kepada pengunjung yang lewat.

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Pasar tradisional menjadi salah satu tempat yang sampai saat ini digemari warga untuk bertransaksi. Nah, pedagangnya juga banyak yang pindah-pindah tempat. Baik pedagang yang menjual sayuran, bahan pokok, peralatan rumah tangga, maupun berbagai jenis pakaian.

BACA JUGA : Dua Warga Jember Meninggal Jadi Korban Kerusuhan Kanjuruhan, Satu Kritis

Namun, di pasar tradisional juga banyak pedagang yang berjualan tanpa lapak resmi. Seperti pasar burung yang terkadang pindah-pindah tempat. Para pedagang selain yang berjualan burung pun banyak yang ikut pindah tempat.

Para pedagang itu mulai berjualan saat fajar tampak. Setelah waktu siang atau menjelang sore, biasanya mereka lenyap entah ke mana. Para pedagang yang pindah-pindah tempat seperti itu terjadi di banyak lokasi. Salah satunya seperti dialami Niwan Harjono, warga asal Kecamatan Ambulu. Pria ini kerap membuka lapak di pinggir jalan, mengikuti pasar keliling. Sesekali, dia juga singgah di pasar tradisional, hingga tak jarang berjualan di depan toko orang.

Niwan yang kini sudah paruh baya itu mengaku bekerja sebagai penjual peralatan tukang sudah cukup lama. Dia termasuk salah satu anggota pasar burung di Jember yang selalu berpindah tempat untuk menjajakan jualannya. “Setiap hari berpindah,” ucapnya, sembari menawarkan jualannya kepada pengunjung yang lewat.

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Pasar tradisional menjadi salah satu tempat yang sampai saat ini digemari warga untuk bertransaksi. Nah, pedagangnya juga banyak yang pindah-pindah tempat. Baik pedagang yang menjual sayuran, bahan pokok, peralatan rumah tangga, maupun berbagai jenis pakaian.

BACA JUGA : Dua Warga Jember Meninggal Jadi Korban Kerusuhan Kanjuruhan, Satu Kritis

Namun, di pasar tradisional juga banyak pedagang yang berjualan tanpa lapak resmi. Seperti pasar burung yang terkadang pindah-pindah tempat. Para pedagang selain yang berjualan burung pun banyak yang ikut pindah tempat.

Para pedagang itu mulai berjualan saat fajar tampak. Setelah waktu siang atau menjelang sore, biasanya mereka lenyap entah ke mana. Para pedagang yang pindah-pindah tempat seperti itu terjadi di banyak lokasi. Salah satunya seperti dialami Niwan Harjono, warga asal Kecamatan Ambulu. Pria ini kerap membuka lapak di pinggir jalan, mengikuti pasar keliling. Sesekali, dia juga singgah di pasar tradisional, hingga tak jarang berjualan di depan toko orang.

Niwan yang kini sudah paruh baya itu mengaku bekerja sebagai penjual peralatan tukang sudah cukup lama. Dia termasuk salah satu anggota pasar burung di Jember yang selalu berpindah tempat untuk menjajakan jualannya. “Setiap hari berpindah,” ucapnya, sembari menawarkan jualannya kepada pengunjung yang lewat.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca