29.5 C
Jember
Tuesday, 28 March 2023

Buat Lukisan Pemandangan untuk Refresh Pikiran

Banyak yang mengira, hidup di dalam penjara membuat seseorang menjadi minim pengetahuan dan tidak bisa bergerak seperti sedia kala. Namun, hal itu disanggah oleh warga binaan di Lapas Kelas II A Jember. Agus, salah satunya. Dia semakin memantapkan diri dengan kemampuan yang dimilikinya.

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Kuas dengan ujung berlumur cat menari-nari di tangan Agus, siang itu. Meski pergerakannya tak beraturan, hasilnya berbentuk pemandangan yang sedap di pandang. Bak berada di sebuah taman, gambar pemandangan mampu disulapnya sesuai presisi pada dinding yang menjulang tinggi.

Inilah yang dilakukan Agus di Lapas Kelas II A Jember. Selain menyalurkan bakat, dia juga mampu me-refresh pikiran setiap napi yang melintas. “Bakat ini saya dapat dari orang tua saya. Tapi dulu masih setengah-setengah,” tuturnya.

Agus menyatakan bahwa bakat itu baru ditekuni secara autodidak ketika berada di lapas. Menurutnya, waktu penantian ini dia buat sebagai wahana untuk mengembangkan bakatnya. “Karena di sini lebih banyak waktu, saya bisa fokus,” imbuhnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Pria berusia 50 tahun itu mengaku bahwa lukisan pemandangan menjadi pilihan utama. “Soalnya, bermanfaat untuk menyegarkan pikiran orang-orang yang berada di dalam penjara,” ujarnya. Dengan begitu, bisa tertanam pikiran yang positif.

Selain itu, kegiatan tersebut juga diakui Agus untuk mengasah diri dan membantu orang lain untuk belajar. “Banyak yang tidak menyangka kalau saya bisa melukis. Karena itu, banyak yang ingin belajar,” terangnya.

Tentu saja, Agus tidak menutup diri. Hal itu juga menjadi sarana untuk mengembangkan diri terkait dengan memberikan ilmu seni lukis kepada napi lain. “Dengan ini, ada yang mengapresiasi karya saya,” tegasnya.

Harapannya, banyak napi yang mau belajar. Sebab, kesenian ini memiliki nilai jual. Ini bisa mereka manfaatkan untuk menyambung hidup ketika keluar dari lapas nanti. “Untuk saat ini, masih tiga orang yang mau belajar. Selanjutnya, mungkin akan lebih banyak orang lagi,” lanjutnya. Mengingat, belajar melukis ini bisa menjadi sarana olah rasa.

Tak tertutup kemungkinan pihaknya bakal membuat lukisan yang bisa dijual. “Dengan begitu, bisa memublikasikan karya teman-teman yang di dalam untuk ditunjukkan di luar,” ulasnya.

Sementara itu, Kasi Kegiatan Kerja Lapas Kelas II A Jember Prianggoro Agung Wibowo Amd SH MH menuturkan bahwa pihaknya tengah menyiapkan sebuah galeri yang nantinya bakal digunakan untuk menjual produk-produk napi. “Produk-produk itu berasal dari pelatihan-pelatihan yang wajib diikuti para napi,” ungkapnya.

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Kuas dengan ujung berlumur cat menari-nari di tangan Agus, siang itu. Meski pergerakannya tak beraturan, hasilnya berbentuk pemandangan yang sedap di pandang. Bak berada di sebuah taman, gambar pemandangan mampu disulapnya sesuai presisi pada dinding yang menjulang tinggi.

Inilah yang dilakukan Agus di Lapas Kelas II A Jember. Selain menyalurkan bakat, dia juga mampu me-refresh pikiran setiap napi yang melintas. “Bakat ini saya dapat dari orang tua saya. Tapi dulu masih setengah-setengah,” tuturnya.

Agus menyatakan bahwa bakat itu baru ditekuni secara autodidak ketika berada di lapas. Menurutnya, waktu penantian ini dia buat sebagai wahana untuk mengembangkan bakatnya. “Karena di sini lebih banyak waktu, saya bisa fokus,” imbuhnya.

Pria berusia 50 tahun itu mengaku bahwa lukisan pemandangan menjadi pilihan utama. “Soalnya, bermanfaat untuk menyegarkan pikiran orang-orang yang berada di dalam penjara,” ujarnya. Dengan begitu, bisa tertanam pikiran yang positif.

Selain itu, kegiatan tersebut juga diakui Agus untuk mengasah diri dan membantu orang lain untuk belajar. “Banyak yang tidak menyangka kalau saya bisa melukis. Karena itu, banyak yang ingin belajar,” terangnya.

Tentu saja, Agus tidak menutup diri. Hal itu juga menjadi sarana untuk mengembangkan diri terkait dengan memberikan ilmu seni lukis kepada napi lain. “Dengan ini, ada yang mengapresiasi karya saya,” tegasnya.

Harapannya, banyak napi yang mau belajar. Sebab, kesenian ini memiliki nilai jual. Ini bisa mereka manfaatkan untuk menyambung hidup ketika keluar dari lapas nanti. “Untuk saat ini, masih tiga orang yang mau belajar. Selanjutnya, mungkin akan lebih banyak orang lagi,” lanjutnya. Mengingat, belajar melukis ini bisa menjadi sarana olah rasa.

Tak tertutup kemungkinan pihaknya bakal membuat lukisan yang bisa dijual. “Dengan begitu, bisa memublikasikan karya teman-teman yang di dalam untuk ditunjukkan di luar,” ulasnya.

Sementara itu, Kasi Kegiatan Kerja Lapas Kelas II A Jember Prianggoro Agung Wibowo Amd SH MH menuturkan bahwa pihaknya tengah menyiapkan sebuah galeri yang nantinya bakal digunakan untuk menjual produk-produk napi. “Produk-produk itu berasal dari pelatihan-pelatihan yang wajib diikuti para napi,” ungkapnya.

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Kuas dengan ujung berlumur cat menari-nari di tangan Agus, siang itu. Meski pergerakannya tak beraturan, hasilnya berbentuk pemandangan yang sedap di pandang. Bak berada di sebuah taman, gambar pemandangan mampu disulapnya sesuai presisi pada dinding yang menjulang tinggi.

Inilah yang dilakukan Agus di Lapas Kelas II A Jember. Selain menyalurkan bakat, dia juga mampu me-refresh pikiran setiap napi yang melintas. “Bakat ini saya dapat dari orang tua saya. Tapi dulu masih setengah-setengah,” tuturnya.

Agus menyatakan bahwa bakat itu baru ditekuni secara autodidak ketika berada di lapas. Menurutnya, waktu penantian ini dia buat sebagai wahana untuk mengembangkan bakatnya. “Karena di sini lebih banyak waktu, saya bisa fokus,” imbuhnya.

Pria berusia 50 tahun itu mengaku bahwa lukisan pemandangan menjadi pilihan utama. “Soalnya, bermanfaat untuk menyegarkan pikiran orang-orang yang berada di dalam penjara,” ujarnya. Dengan begitu, bisa tertanam pikiran yang positif.

Selain itu, kegiatan tersebut juga diakui Agus untuk mengasah diri dan membantu orang lain untuk belajar. “Banyak yang tidak menyangka kalau saya bisa melukis. Karena itu, banyak yang ingin belajar,” terangnya.

Tentu saja, Agus tidak menutup diri. Hal itu juga menjadi sarana untuk mengembangkan diri terkait dengan memberikan ilmu seni lukis kepada napi lain. “Dengan ini, ada yang mengapresiasi karya saya,” tegasnya.

Harapannya, banyak napi yang mau belajar. Sebab, kesenian ini memiliki nilai jual. Ini bisa mereka manfaatkan untuk menyambung hidup ketika keluar dari lapas nanti. “Untuk saat ini, masih tiga orang yang mau belajar. Selanjutnya, mungkin akan lebih banyak orang lagi,” lanjutnya. Mengingat, belajar melukis ini bisa menjadi sarana olah rasa.

Tak tertutup kemungkinan pihaknya bakal membuat lukisan yang bisa dijual. “Dengan begitu, bisa memublikasikan karya teman-teman yang di dalam untuk ditunjukkan di luar,” ulasnya.

Sementara itu, Kasi Kegiatan Kerja Lapas Kelas II A Jember Prianggoro Agung Wibowo Amd SH MH menuturkan bahwa pihaknya tengah menyiapkan sebuah galeri yang nantinya bakal digunakan untuk menjual produk-produk napi. “Produk-produk itu berasal dari pelatihan-pelatihan yang wajib diikuti para napi,” ungkapnya.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca