23.5 C
Jember
Saturday, 25 March 2023

Awal Tahun Jember Terus Inflasi

Mobile_AP_Rectangle 1

SLAWU, Radar Jember – Perekonomian Jember dilihat dari indeks harga konsumen (IHK) pada awal tahun terus mencatatkan inflasi. Pada Februari, inflasi sebesar 0,06 persen dan sebelumnya, Januari lalu, juga mencatatkan inflasi 0,46 persen.

Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Jember pada awal tahun, yaitu Januari mengalami inflasi 0,46 persen. Begitu pula pada Desember 2021 mengalami inflasi hampir satu persen, yaitu 0,91 persen. Inflasi juga kembali terjadi pada Februari kemarin, yaitu sebesar 0,06 persen.

Sementara itu, 53 kota dari 90 kota di Indonesia pada Februari 2022 mengalami deflasi. Sedangkan, 37 kota mengalami inflasi, termasuk Jember. Kasi Statistik Distribusi BPS Jember Candra Bhirawa mengatakan, dari 11 kelompok pengeluaran di Jember, 8 kelompok pengeluaran mengalami inflasi, 2 kelompok pengeluaran mengalami deflasi, dan 1 kelompok pengeluaran stabil.

Mobile_AP_Rectangle 2

Sumbangsih inflasi tertinggi justru bukan berasal dari bahan makanan, melainkan pakaian dan alas kaki sebesar 1,52 persen, diikuti oleh rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,1 persen. Sementara, inflasi terkecil adalah kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,12 persen.

Sedangkan, komoditas yang memberi andil terbesar terhadap inflasi pada Februari 2022 adalah dari buah-buahan, yaitu mangga, duku. Selain itu, baju kaus pria berkerah. Sementara, 3 komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi adalah alpukat, jambu batu, dan cabai rawit.

Candra menambahkan, delapan kota IHK di Jawa Timur, lima mengalami inflasi, dan tiga lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Kediri sebesar 0,2 persen. Sementara deflasi tertinggi di Kota Probolinggo sebesar 0,18 persen. Untuk Provinsi Jatim, posisinya sama dengan Jember, yaitu inflasi sebesar 0,05 persen. Sementara untuk nasional, terjadi deflasi 0,02 persen.

Candra menjelaskan, perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga.  Perkembangan harga berbagai komoditas pada Februari 2022 secara umum menunjukkan adanya peningkatan.

Candra melanjutkan, inflasi yang mencapai 0,06 persen ini terjadi karena kondisi ekonomi menunjukkan hasil dari strategi kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dan Bank Sentral. Yaitu dengan cara mengendalikan masyarakat agar gejala konsumsi yang berlebihan dapat turun. Ternyata tidak berhasil. (ani/c2/dwi)

 

 

- Advertisement -

SLAWU, Radar Jember – Perekonomian Jember dilihat dari indeks harga konsumen (IHK) pada awal tahun terus mencatatkan inflasi. Pada Februari, inflasi sebesar 0,06 persen dan sebelumnya, Januari lalu, juga mencatatkan inflasi 0,46 persen.

Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Jember pada awal tahun, yaitu Januari mengalami inflasi 0,46 persen. Begitu pula pada Desember 2021 mengalami inflasi hampir satu persen, yaitu 0,91 persen. Inflasi juga kembali terjadi pada Februari kemarin, yaitu sebesar 0,06 persen.

Sementara itu, 53 kota dari 90 kota di Indonesia pada Februari 2022 mengalami deflasi. Sedangkan, 37 kota mengalami inflasi, termasuk Jember. Kasi Statistik Distribusi BPS Jember Candra Bhirawa mengatakan, dari 11 kelompok pengeluaran di Jember, 8 kelompok pengeluaran mengalami inflasi, 2 kelompok pengeluaran mengalami deflasi, dan 1 kelompok pengeluaran stabil.

Sumbangsih inflasi tertinggi justru bukan berasal dari bahan makanan, melainkan pakaian dan alas kaki sebesar 1,52 persen, diikuti oleh rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,1 persen. Sementara, inflasi terkecil adalah kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,12 persen.

Sedangkan, komoditas yang memberi andil terbesar terhadap inflasi pada Februari 2022 adalah dari buah-buahan, yaitu mangga, duku. Selain itu, baju kaus pria berkerah. Sementara, 3 komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi adalah alpukat, jambu batu, dan cabai rawit.

Candra menambahkan, delapan kota IHK di Jawa Timur, lima mengalami inflasi, dan tiga lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Kediri sebesar 0,2 persen. Sementara deflasi tertinggi di Kota Probolinggo sebesar 0,18 persen. Untuk Provinsi Jatim, posisinya sama dengan Jember, yaitu inflasi sebesar 0,05 persen. Sementara untuk nasional, terjadi deflasi 0,02 persen.

Candra menjelaskan, perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga.  Perkembangan harga berbagai komoditas pada Februari 2022 secara umum menunjukkan adanya peningkatan.

Candra melanjutkan, inflasi yang mencapai 0,06 persen ini terjadi karena kondisi ekonomi menunjukkan hasil dari strategi kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dan Bank Sentral. Yaitu dengan cara mengendalikan masyarakat agar gejala konsumsi yang berlebihan dapat turun. Ternyata tidak berhasil. (ani/c2/dwi)

 

 

SLAWU, Radar Jember – Perekonomian Jember dilihat dari indeks harga konsumen (IHK) pada awal tahun terus mencatatkan inflasi. Pada Februari, inflasi sebesar 0,06 persen dan sebelumnya, Januari lalu, juga mencatatkan inflasi 0,46 persen.

Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Jember pada awal tahun, yaitu Januari mengalami inflasi 0,46 persen. Begitu pula pada Desember 2021 mengalami inflasi hampir satu persen, yaitu 0,91 persen. Inflasi juga kembali terjadi pada Februari kemarin, yaitu sebesar 0,06 persen.

Sementara itu, 53 kota dari 90 kota di Indonesia pada Februari 2022 mengalami deflasi. Sedangkan, 37 kota mengalami inflasi, termasuk Jember. Kasi Statistik Distribusi BPS Jember Candra Bhirawa mengatakan, dari 11 kelompok pengeluaran di Jember, 8 kelompok pengeluaran mengalami inflasi, 2 kelompok pengeluaran mengalami deflasi, dan 1 kelompok pengeluaran stabil.

Sumbangsih inflasi tertinggi justru bukan berasal dari bahan makanan, melainkan pakaian dan alas kaki sebesar 1,52 persen, diikuti oleh rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,1 persen. Sementara, inflasi terkecil adalah kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,12 persen.

Sedangkan, komoditas yang memberi andil terbesar terhadap inflasi pada Februari 2022 adalah dari buah-buahan, yaitu mangga, duku. Selain itu, baju kaus pria berkerah. Sementara, 3 komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi adalah alpukat, jambu batu, dan cabai rawit.

Candra menambahkan, delapan kota IHK di Jawa Timur, lima mengalami inflasi, dan tiga lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Kediri sebesar 0,2 persen. Sementara deflasi tertinggi di Kota Probolinggo sebesar 0,18 persen. Untuk Provinsi Jatim, posisinya sama dengan Jember, yaitu inflasi sebesar 0,05 persen. Sementara untuk nasional, terjadi deflasi 0,02 persen.

Candra menjelaskan, perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga.  Perkembangan harga berbagai komoditas pada Februari 2022 secara umum menunjukkan adanya peningkatan.

Candra melanjutkan, inflasi yang mencapai 0,06 persen ini terjadi karena kondisi ekonomi menunjukkan hasil dari strategi kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dan Bank Sentral. Yaitu dengan cara mengendalikan masyarakat agar gejala konsumsi yang berlebihan dapat turun. Ternyata tidak berhasil. (ani/c2/dwi)

 

 

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca