27.8 C
Jember
Friday, 31 March 2023

Kasus Covid-19 di Jember Bertambah, Benarkah ?

Mobile_AP_Rectangle 1

KEPATIHAN, RADARJEMBER.ID – Belum lama ini, tersiar kabar bahwa Kabupaten Jember termasuk salah satu di antara 20 daerah yang mengalami penambahan kasus Covid-19 tinggi. Lebih lanjut, mewakili Bupati Jember Hendy Siswanto, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Jember dr Lilik Lailiyah menampik hal tersebut. Dia menerangkan bahwa sumber data tersebut masih belum jelas.

Dokter Lilik mengungkapkan bahwa pihaknya hingga kini belum mengetahui dari mana sumber data itu berasal. “Yang perlu kami klarifikasi bahwa kasus di Kabupaten Jember sudah memadai,” ungkapnya. Baik dari sisi transmisi maupun respons. Artinya, Kabupaten Jember berada di level 1 yang merupakan daerah dengan penambahan kasus Covid-19 rendah.

Dia menuturkan bahwa ada delapan indikator penentuan level. Salah satunya dari sisi transmisi kasus di Jember. Tercatat kurang dari 5 kasus per 100 ribu orang selama seminggu. Kedua, lanjutnya, kasus rawat inap juga kurang dari 5 per 100 ribu jumlah penduduk dalam seminggu. Kasus kematian kurang dari 5 per 100 ribu dalam seminggu.

Mobile_AP_Rectangle 2

Dari sisi respons alias 3T (tracing, testing, dan treatment), pihaknya menyatakan bahwa sudah 1 banding 17, sedangkan ketentuannya 1 banding 15. Dari sisi testing, kurang dari 5 persen dari kasus yang sudah diperiksa. Sementara itu, dari sisi ketersediaan tempat tidur kurang dari 60 persen dari total ketersediaan tempat tidur. “Bahkan, pemakaian tempat tidur di Jember tak sampai 2 persen,” paparnya.

Sayangnya, yang kurang dari Kabupaten Jember hanya cakupan vaksinasi. “Evaluasi kemarin (Minggu malam, Red) sudah mencapai 44,18 persen,” ujarnya. Lalu, vaksinasi untuk lansia baru mencapai 23 persen. Dia menilai, angka tersebut memang kurang dari target yang harus dicapai. Yakni, perlu 50 persen untuk vaksinasi umum dan 40 persen untuk vaksinasi lansia guna mencapai PPKM level 2.

Meski begitu, terkait dengan kabar yang kurang bisa diketahui kebenarannya tersebut, pihaknya memaparkan bahwa apa yang disampaikan itu dapat diambil sisi positifnya. Yang terpenting, masyarakat Jember dapat menyaringnya dan tidak mudah percaya berita hoax. “Tetap berhati-hati dan semangat untuk mencapai level satu,” tandasnya.

Reporter : Isnein Purnomo

Fotografer : Isnein Purnomo

Editor : Lintang Anis Bena Kinanti

- Advertisement -

KEPATIHAN, RADARJEMBER.ID – Belum lama ini, tersiar kabar bahwa Kabupaten Jember termasuk salah satu di antara 20 daerah yang mengalami penambahan kasus Covid-19 tinggi. Lebih lanjut, mewakili Bupati Jember Hendy Siswanto, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Jember dr Lilik Lailiyah menampik hal tersebut. Dia menerangkan bahwa sumber data tersebut masih belum jelas.

Dokter Lilik mengungkapkan bahwa pihaknya hingga kini belum mengetahui dari mana sumber data itu berasal. “Yang perlu kami klarifikasi bahwa kasus di Kabupaten Jember sudah memadai,” ungkapnya. Baik dari sisi transmisi maupun respons. Artinya, Kabupaten Jember berada di level 1 yang merupakan daerah dengan penambahan kasus Covid-19 rendah.

Dia menuturkan bahwa ada delapan indikator penentuan level. Salah satunya dari sisi transmisi kasus di Jember. Tercatat kurang dari 5 kasus per 100 ribu orang selama seminggu. Kedua, lanjutnya, kasus rawat inap juga kurang dari 5 per 100 ribu jumlah penduduk dalam seminggu. Kasus kematian kurang dari 5 per 100 ribu dalam seminggu.

Dari sisi respons alias 3T (tracing, testing, dan treatment), pihaknya menyatakan bahwa sudah 1 banding 17, sedangkan ketentuannya 1 banding 15. Dari sisi testing, kurang dari 5 persen dari kasus yang sudah diperiksa. Sementara itu, dari sisi ketersediaan tempat tidur kurang dari 60 persen dari total ketersediaan tempat tidur. “Bahkan, pemakaian tempat tidur di Jember tak sampai 2 persen,” paparnya.

Sayangnya, yang kurang dari Kabupaten Jember hanya cakupan vaksinasi. “Evaluasi kemarin (Minggu malam, Red) sudah mencapai 44,18 persen,” ujarnya. Lalu, vaksinasi untuk lansia baru mencapai 23 persen. Dia menilai, angka tersebut memang kurang dari target yang harus dicapai. Yakni, perlu 50 persen untuk vaksinasi umum dan 40 persen untuk vaksinasi lansia guna mencapai PPKM level 2.

Meski begitu, terkait dengan kabar yang kurang bisa diketahui kebenarannya tersebut, pihaknya memaparkan bahwa apa yang disampaikan itu dapat diambil sisi positifnya. Yang terpenting, masyarakat Jember dapat menyaringnya dan tidak mudah percaya berita hoax. “Tetap berhati-hati dan semangat untuk mencapai level satu,” tandasnya.

Reporter : Isnein Purnomo

Fotografer : Isnein Purnomo

Editor : Lintang Anis Bena Kinanti

KEPATIHAN, RADARJEMBER.ID – Belum lama ini, tersiar kabar bahwa Kabupaten Jember termasuk salah satu di antara 20 daerah yang mengalami penambahan kasus Covid-19 tinggi. Lebih lanjut, mewakili Bupati Jember Hendy Siswanto, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Jember dr Lilik Lailiyah menampik hal tersebut. Dia menerangkan bahwa sumber data tersebut masih belum jelas.

Dokter Lilik mengungkapkan bahwa pihaknya hingga kini belum mengetahui dari mana sumber data itu berasal. “Yang perlu kami klarifikasi bahwa kasus di Kabupaten Jember sudah memadai,” ungkapnya. Baik dari sisi transmisi maupun respons. Artinya, Kabupaten Jember berada di level 1 yang merupakan daerah dengan penambahan kasus Covid-19 rendah.

Dia menuturkan bahwa ada delapan indikator penentuan level. Salah satunya dari sisi transmisi kasus di Jember. Tercatat kurang dari 5 kasus per 100 ribu orang selama seminggu. Kedua, lanjutnya, kasus rawat inap juga kurang dari 5 per 100 ribu jumlah penduduk dalam seminggu. Kasus kematian kurang dari 5 per 100 ribu dalam seminggu.

Dari sisi respons alias 3T (tracing, testing, dan treatment), pihaknya menyatakan bahwa sudah 1 banding 17, sedangkan ketentuannya 1 banding 15. Dari sisi testing, kurang dari 5 persen dari kasus yang sudah diperiksa. Sementara itu, dari sisi ketersediaan tempat tidur kurang dari 60 persen dari total ketersediaan tempat tidur. “Bahkan, pemakaian tempat tidur di Jember tak sampai 2 persen,” paparnya.

Sayangnya, yang kurang dari Kabupaten Jember hanya cakupan vaksinasi. “Evaluasi kemarin (Minggu malam, Red) sudah mencapai 44,18 persen,” ujarnya. Lalu, vaksinasi untuk lansia baru mencapai 23 persen. Dia menilai, angka tersebut memang kurang dari target yang harus dicapai. Yakni, perlu 50 persen untuk vaksinasi umum dan 40 persen untuk vaksinasi lansia guna mencapai PPKM level 2.

Meski begitu, terkait dengan kabar yang kurang bisa diketahui kebenarannya tersebut, pihaknya memaparkan bahwa apa yang disampaikan itu dapat diambil sisi positifnya. Yang terpenting, masyarakat Jember dapat menyaringnya dan tidak mudah percaya berita hoax. “Tetap berhati-hati dan semangat untuk mencapai level satu,” tandasnya.

Reporter : Isnein Purnomo

Fotografer : Isnein Purnomo

Editor : Lintang Anis Bena Kinanti

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca