JEMBER, RADARJEMBER.ID – Tiga hak anak di antaranya hak hidup, hak tumbuh kembang, dan hak partisipasi. Hal ini telah diatur oleh pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA). Dengan itu, Pemerintah Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, akan melibatkan anak dalam mitigasi bencana yang sering terjadi.
Belum lama ini Desa Lojejer membentuk organisasi Desa Tanggap Bencana (Destana) yang menangani kebencanaan untuk desa, beranggotakan masyarakat setempat. Mengingat, desa ini merupakan wilayah yang rawan bencana karena lokasinya berada di pesisir selatan Pulau Jawa.
Sementara, korban dari bencana bukan hanya orang dewasa, tentu juga dari anak-anak. Karenanya, peran anak sangat dibutuhkan untuk ikut andil. Burhanuddin Musa, Pendamping Forum Anak Desa Lojejer, mengatakan, Destana kerap melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah yang ada di desa. Pihaknya menyosialisasikan tanggap darurat bencana, juga trauma healing bagi anak. “Di sini ada enam SD negeri, tiga MI, dan dua MTs. Setiap pekan ada sosialisasi dari desa mengenai bencana, bahkan mendorong agar turut berpartisipasi,” imbuhnya.
Sementara itu, Kabid Perlindungan Anak (PA) Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jember Joko Sutriswanto mengatakan, partisipasi anak dalam setiap bencana sangat dibutuhkan. “Anak bisa menjadi teman media trauma healing bagi korban bencana. Sehingga, itu bagus sekali, makanya kami dukung,” ucapnya.
Menurutnya, anak juga penting dalam partisipasi bencana, seperti banjir yang melanda Perumahan Bumi Mangli Permai. “Forum Anak Jember (FAJ) juga ikut trauma healing,” jelas Joko, sapaan akrabnya.
Kemudian, semua forum anak desa se-Kabupaten Jember nanti akan dibina oleh pemerintah melalui FAJ. Joko menambahkan, ketika desa-desa dan kecamatan sudah layak anak, maka predikat Jember untuk kabupaten layak anak (KLA) akan cepat naik. “Bukan hanya di Lojejer saja, nanti semua desa harus deklarasi desa layak anak, agar target KLA ini bisa cepat,” katanya.
Di lain sisi, Muhammad Sholeh, Kades Lojejer, mengatakan, pihaknya akan membangun kawasan tanpa rokok di desa. Lokasinya berada di tempat-tempat umum seperti pasar, masjid, dan yang paling utama adalah sekolah. “Untuk mencapai kategori desa layak anak, maka akan membentuk tempat yang bebas asap rokok,” pungkasnya. (mg4/c2/dwi)