Mobile_AP_Rectangle 1
KEMUNING LOR, Radar Jember – Retakan tanah yang muncul di wilayah M-15 di PTPN XII Kebun Rayap, Desa Kemuning Lor, Arjasa, masih dibiarkan. Padahal, curah hujan cukup tinggi dan rawan terjadinya retakan susulan. Apalagi retakan itu berada di jalan yang biasa dilewati pekerja kebun.
BACA JUGA : Kepala Sekolah Juga Ngevlog di Atas Sunroof, Begini Tanggapan Dispendik
Padahal, retakan tanah itu sebenarnya sudah hampir dua pekan. Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Jember, rencananya TRC BPBD Jember memang akan naik untuk melakukan asesmen retakan Kebun Rayap.
Mobile_AP_Rectangle 2
“Tetapi hingga sekarang (kemarin, Red) belum ada yang datang ke lokasi, demikian juga dengan dinas terkait lainnya. Padahal retakan itu seharusnya langsung tertangani, karena sangat rawan terjadinya longsor,” kata Matsuli, warga setempat.
Menurutnya, retakan itu cukup panjang dan lebar, sehingga perlu cepat ditangani. Salah satu upayanya adalah memasang atau menutup retakan. “Karena curah hujan cukup tinggi dan air hujan bisa masuk ke sela-sela retakan,” imbuhnya.
Dia berharap retakan itu tak semakin parah. Sebab, cuaca ekstrem bisa turun sewaktu-waktu di bulan Maret ini. Seperti yang diprediksikan BMKG beberapa waktu lalu. (jum/c2/bud)
- Advertisement -
KEMUNING LOR, Radar Jember – Retakan tanah yang muncul di wilayah M-15 di PTPN XII Kebun Rayap, Desa Kemuning Lor, Arjasa, masih dibiarkan. Padahal, curah hujan cukup tinggi dan rawan terjadinya retakan susulan. Apalagi retakan itu berada di jalan yang biasa dilewati pekerja kebun.
BACA JUGA : Kepala Sekolah Juga Ngevlog di Atas Sunroof, Begini Tanggapan Dispendik
Padahal, retakan tanah itu sebenarnya sudah hampir dua pekan. Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Jember, rencananya TRC BPBD Jember memang akan naik untuk melakukan asesmen retakan Kebun Rayap.
“Tetapi hingga sekarang (kemarin, Red) belum ada yang datang ke lokasi, demikian juga dengan dinas terkait lainnya. Padahal retakan itu seharusnya langsung tertangani, karena sangat rawan terjadinya longsor,” kata Matsuli, warga setempat.
Menurutnya, retakan itu cukup panjang dan lebar, sehingga perlu cepat ditangani. Salah satu upayanya adalah memasang atau menutup retakan. “Karena curah hujan cukup tinggi dan air hujan bisa masuk ke sela-sela retakan,” imbuhnya.
Dia berharap retakan itu tak semakin parah. Sebab, cuaca ekstrem bisa turun sewaktu-waktu di bulan Maret ini. Seperti yang diprediksikan BMKG beberapa waktu lalu. (jum/c2/bud)
KEMUNING LOR, Radar Jember – Retakan tanah yang muncul di wilayah M-15 di PTPN XII Kebun Rayap, Desa Kemuning Lor, Arjasa, masih dibiarkan. Padahal, curah hujan cukup tinggi dan rawan terjadinya retakan susulan. Apalagi retakan itu berada di jalan yang biasa dilewati pekerja kebun.
BACA JUGA : Kepala Sekolah Juga Ngevlog di Atas Sunroof, Begini Tanggapan Dispendik
Padahal, retakan tanah itu sebenarnya sudah hampir dua pekan. Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Jember, rencananya TRC BPBD Jember memang akan naik untuk melakukan asesmen retakan Kebun Rayap.
“Tetapi hingga sekarang (kemarin, Red) belum ada yang datang ke lokasi, demikian juga dengan dinas terkait lainnya. Padahal retakan itu seharusnya langsung tertangani, karena sangat rawan terjadinya longsor,” kata Matsuli, warga setempat.
Menurutnya, retakan itu cukup panjang dan lebar, sehingga perlu cepat ditangani. Salah satu upayanya adalah memasang atau menutup retakan. “Karena curah hujan cukup tinggi dan air hujan bisa masuk ke sela-sela retakan,” imbuhnya.
Dia berharap retakan itu tak semakin parah. Sebab, cuaca ekstrem bisa turun sewaktu-waktu di bulan Maret ini. Seperti yang diprediksikan BMKG beberapa waktu lalu. (jum/c2/bud)