JEMBER, RADARJEMBER.ID – Pelaksanaan Imlek di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Pay Lien San, Desa Glagahwero, Kecamatan Panti, berlangsung dengan khidmat, Selasa (1/2). Jamaah yang datang di tempat ini baru sekitar 20 persen. Jamaah ada datang sendiri-sendiri dan ada yang bersama keluarga. Namun, tidak ada ibadah berjamaah. Hal itu dilakukan mengingat pandemi korona belum berakhir.
Biasanya, terdapat lebih dari 300 jamaah yang melaksanakan kegiatan ibadah di TITD Pay Lien San. Mereka datang dari sekitar Kabupaten Jember, bahkan sebagian ada yang dari luar daerah. Seperti Situbondo dan Bondowoso. Namun, sejak merebaknya pandemi, setidaknya ada sekitar 50 jamaah tetap yang berkunjung secara bergantian. Mereka merupakan jamaah Konghucu setempat yang berdomisili di kecamatan sekitar TITD.
“Ini ada sekitar 20 persen yang berkunjung. Tahun sebelumnya malah lebih sedikit lagi,” ujar Hery Nofem Stadiono, Wakil Ketua Pengurus TITD Pay Lien San.
Dia menjelaskan, meski situasi pandemi di Jember mulai landai, namun Imlek tahun ini masih tetap sama seperti tahun sebelumnya. Tidak ada keramaian di area TITD, termasuk hiburan seusai kegiatan beribadah.
“Biasanya kami ada silaturahmi, makan-makan bersama di TITD sambil ada pertunjukan barongsai. Dua tahun ini kami tiadakan,” ungkapnya. Waktu pelaksanaan peribadatan perayaan Imlek juga dibatasi, yaitu pada pukul 07.00 hingga 15.00.
Selain itu, Hery mengungkapkan, Tahun Baru Imlek kali ini memiliki shio macan air. Macan memiliki makna ketangguhan, kejujuran, kegigihan, dan keberanian. Hal ini diyakini akan membawa kebangkitan dan kemajuan terhadap kondisi di muka bumi, termasuk pertanian dan perekonomian. Sedangkan unsur air memiliki makna sebuah keadaan yang sulit diterka, karena sifatnya yang selalu berubah-ubah.
“Sayangnya, unsurnya air, susah diterka. Kalau air itu diam, belum tentu dia bisa menyelamatkan, dan bergerak juga belum tentu mencelakakan,” paparnya.
Jurnalis: Delfi Nihayah
Fotografer: Delfi Nihayah
Editor: Nur Hariri