23.3 C
Jember
Wednesday, 29 March 2023

Masih Bimbang Tentukan Pilihan

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Rindu kampung halaman tentu saja dialami bagi pesepak bola yang berkiprah di luar kota. Salah satunya seperti Ajudia Eka. Pemain yang sebelumnya membela Persikota Tangerang tersebut kembali ke Jember selama pandemi Covid-19.

Tapi bagi dia, meniti karir bola di luar Jember membuatnya lebih mandiri. Termasuk lepas dari bayang-bayang orang tuanya yang juga mantan pemain bola. Pada usia junior, prestasi Eka bisa dikatakan moncer. Sebagai kapten Jember United (JU) Junior kala itu, dia berhasil mempersembahkan gelar Piala Soeratin. Eka juga pernah membela Persid sebelum akhirnya hijrah ke Deltras Sidoarjo.

Pada 2018 Eka tetap berkelana di luar Jember dengan bergabung Bersama Semeru FC. Lalu pada kompetisi 2019, Eka lanjut ke Persikudus dan pertengahan kompetisi ditimang Persikota Tangerang. Tapi sayang, asa Persikota gagal di babak 16 besar nasional Liga III.

Mobile_AP_Rectangle 2

“Sebenarnya kontrak dengan Persikota Tanggerang berakhir Januari ini. Nah, hingga kini belum ada komunikasi lagi. Tapi juga ada tim lain yang menghubungi,” terangnya.

Walau begitu, Eka belum menentukan sikap, apakah berlabuh di tim luar Jember ataukah kembali lagi memperkuat Persid Jember. Bagi pria berusia 24 tahun tersebut, membela tim di luar Jember membuat dirinya semakin dewasa, mandiri, dan tentunya mulai sedikit melepas bayang-bayang orang tuanya.

Ya, ayah Eka adalah mantan pesepak bola dan pernah menjadi pelatih, baik itu Persid maupun JU. Terlahir sebagai anak pesepak bola membuatnya bersyukur karena lebih mengenal lebih dulu dunia bola. Bahkan, arahan bagaimana bermain sepak bola yang baik dan benar. “Senangnya, orang tua mantan pesepak bola ya didukung dalam main bola,” katanya.

Namun, sebagai seorang anak dari mantan pesepak bola tentu ada bayang-bayang sang ayah yang juga menjadi beban baginya. “Beban ya ada. Kalau bisa itu melebihi prestasi orang tua,” jelasnya. Dia pun ingin bisa mencium bendera merah putih seperti prestasi sepak bola yang ditorehkan ayahnya. Lewat meniti karir bola di luar kota, setidaknya Eka mampu keluar dari bayang-bayang orang tuanya.

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Rindu kampung halaman tentu saja dialami bagi pesepak bola yang berkiprah di luar kota. Salah satunya seperti Ajudia Eka. Pemain yang sebelumnya membela Persikota Tangerang tersebut kembali ke Jember selama pandemi Covid-19.

Tapi bagi dia, meniti karir bola di luar Jember membuatnya lebih mandiri. Termasuk lepas dari bayang-bayang orang tuanya yang juga mantan pemain bola. Pada usia junior, prestasi Eka bisa dikatakan moncer. Sebagai kapten Jember United (JU) Junior kala itu, dia berhasil mempersembahkan gelar Piala Soeratin. Eka juga pernah membela Persid sebelum akhirnya hijrah ke Deltras Sidoarjo.

Pada 2018 Eka tetap berkelana di luar Jember dengan bergabung Bersama Semeru FC. Lalu pada kompetisi 2019, Eka lanjut ke Persikudus dan pertengahan kompetisi ditimang Persikota Tangerang. Tapi sayang, asa Persikota gagal di babak 16 besar nasional Liga III.

“Sebenarnya kontrak dengan Persikota Tanggerang berakhir Januari ini. Nah, hingga kini belum ada komunikasi lagi. Tapi juga ada tim lain yang menghubungi,” terangnya.

Walau begitu, Eka belum menentukan sikap, apakah berlabuh di tim luar Jember ataukah kembali lagi memperkuat Persid Jember. Bagi pria berusia 24 tahun tersebut, membela tim di luar Jember membuat dirinya semakin dewasa, mandiri, dan tentunya mulai sedikit melepas bayang-bayang orang tuanya.

Ya, ayah Eka adalah mantan pesepak bola dan pernah menjadi pelatih, baik itu Persid maupun JU. Terlahir sebagai anak pesepak bola membuatnya bersyukur karena lebih mengenal lebih dulu dunia bola. Bahkan, arahan bagaimana bermain sepak bola yang baik dan benar. “Senangnya, orang tua mantan pesepak bola ya didukung dalam main bola,” katanya.

Namun, sebagai seorang anak dari mantan pesepak bola tentu ada bayang-bayang sang ayah yang juga menjadi beban baginya. “Beban ya ada. Kalau bisa itu melebihi prestasi orang tua,” jelasnya. Dia pun ingin bisa mencium bendera merah putih seperti prestasi sepak bola yang ditorehkan ayahnya. Lewat meniti karir bola di luar kota, setidaknya Eka mampu keluar dari bayang-bayang orang tuanya.

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Rindu kampung halaman tentu saja dialami bagi pesepak bola yang berkiprah di luar kota. Salah satunya seperti Ajudia Eka. Pemain yang sebelumnya membela Persikota Tangerang tersebut kembali ke Jember selama pandemi Covid-19.

Tapi bagi dia, meniti karir bola di luar Jember membuatnya lebih mandiri. Termasuk lepas dari bayang-bayang orang tuanya yang juga mantan pemain bola. Pada usia junior, prestasi Eka bisa dikatakan moncer. Sebagai kapten Jember United (JU) Junior kala itu, dia berhasil mempersembahkan gelar Piala Soeratin. Eka juga pernah membela Persid sebelum akhirnya hijrah ke Deltras Sidoarjo.

Pada 2018 Eka tetap berkelana di luar Jember dengan bergabung Bersama Semeru FC. Lalu pada kompetisi 2019, Eka lanjut ke Persikudus dan pertengahan kompetisi ditimang Persikota Tangerang. Tapi sayang, asa Persikota gagal di babak 16 besar nasional Liga III.

“Sebenarnya kontrak dengan Persikota Tanggerang berakhir Januari ini. Nah, hingga kini belum ada komunikasi lagi. Tapi juga ada tim lain yang menghubungi,” terangnya.

Walau begitu, Eka belum menentukan sikap, apakah berlabuh di tim luar Jember ataukah kembali lagi memperkuat Persid Jember. Bagi pria berusia 24 tahun tersebut, membela tim di luar Jember membuat dirinya semakin dewasa, mandiri, dan tentunya mulai sedikit melepas bayang-bayang orang tuanya.

Ya, ayah Eka adalah mantan pesepak bola dan pernah menjadi pelatih, baik itu Persid maupun JU. Terlahir sebagai anak pesepak bola membuatnya bersyukur karena lebih mengenal lebih dulu dunia bola. Bahkan, arahan bagaimana bermain sepak bola yang baik dan benar. “Senangnya, orang tua mantan pesepak bola ya didukung dalam main bola,” katanya.

Namun, sebagai seorang anak dari mantan pesepak bola tentu ada bayang-bayang sang ayah yang juga menjadi beban baginya. “Beban ya ada. Kalau bisa itu melebihi prestasi orang tua,” jelasnya. Dia pun ingin bisa mencium bendera merah putih seperti prestasi sepak bola yang ditorehkan ayahnya. Lewat meniti karir bola di luar kota, setidaknya Eka mampu keluar dari bayang-bayang orang tuanya.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca