KEPATIHAN, Radar Jember – Bupati Jember Hendy Siswanto dan Wakil Bupati Jember MB Firjaun Barlaman merancang sebuah program yang bertujuan untuk meningkatkan potensi seni budaya dan pariwisata di Kabupaten Jember. Hal tersebut tertuang dalam salah satu program dengan tajuk Wes Wayahe Jember Permata Jawa. Di dalamnya terdapat empat aspek yang menjadi prioritas. Yakni Jember Creative Centre, pembukaan dan pengembangan destinasi wisata, pembangunan gedung seni budaya, serta promosi dan pemasaran seni budaya plus pariwisata.
Dalam hal ini, Hendy menyebutkan bahwa pihaknya berencana untuk mengembangkan potensi wisata di Kabupaten Jember. “Baik wisata budaya maupun wisata religi bakal kami kembangkan,” ungkapnya.
Selain itu, yang tak kalah penting adalah melakukan branding yang baik. Tentunya, perlu ada pengembangan sumber daya manusia (SDM) wisata yang mumpuni lebih dulu.
Tidak hanya itu, Hendy menuturkan bahwa Kabupaten Jember memiliki banyak seni budaya dan wisata yang masih tersembunyi. Artinya, butuh dioptimalkan pengenalannya sehingga bisa menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara. “Kalau tahu, di seberang Puger itu ada Pantai Kucur. Di sana ada bukit yang menyimpan sejarah tentang Kerajaan Majapahit,” ulasnya. Tentu saja ada nilai sejarah dan nilai wisata yang dapat dijual.
Sayangnya, hingga saat ini penampakannya hanya begitu saja. Belum lagi, Hendy menyebutkan bahwa akses menuju Pantai Kucur tergolong susah lantaran adanya sedimen tanah. Bahkan, pihaknya telah memperjuangkan keberadaan pantai itu dengan melaporkannya ke Gubernur Jawa Timur. “Saya sampaikan bahwa Kucur ini keren, tapi bermasalah di aksesnya,” ungkapnya. Sebab, lanjut dia, kapal-kapal itu harus menunggu pasang surutnya air laut untuk bisa menyeberang. Jika surut, kapal tak lagi bisa melaju.
Akibatnya, hal tersebut mempersulit para pengunjung yang ingin tahu keindahan yang terdapat di pantai tersebut. “Ada petilasan di atas, ada pemandangan yang memesona juga,” paparnya. Padahal, jika dikemas dengan baik, bakal lebih baik lagi. Sayangnya, hingga saat ini, Hendy menuturkan bahwa “cuilan surga” itu tidak dikelola dengan baik. (nen/c2/lin)