23.8 C
Jember
Friday, 24 March 2023

Memilih Mati ketimbang Bertengkar dengan Istri

Diduga Depresi, Warga Semboro Bunuh Diri

Mobile_AP_Rectangle 1

SEMBORO, RADARJEMBER.ID – Tak ada yang tahu persis apa alasan Bambang Suhendro bunuh diri. Ada yang menduga, ia jengah karena sering cekcok dengan sang istri. Pertengkaran yang terjadi terus-menerus itu membuat lelaki 53 tahun ini depresi hingga akhirnya nekat gantung diri.

Didit, saudara korban, mengatakan, Bambang ditemukan meninggal gantung diri di dalam dapur rumahnya di Dusun Semboro Pasar, Desa/Kecamatan Semboro, kemarin (30/9). Korban dikenal sebagai pekerja serabutan dengan penghasilan yang pas-pasan. “Sepertinya korban depresi karena sering cekcok dengan istri. Bahkan beberapa waktu lalu, saya melihat korban memberi nasihat ke istrinya agar menjaga sikap dengan tetangga. Tetapi, istrinya malah marah-marah,” kata Didit.

Pria 43 tahun ini menduga, persoalan ekonomi bukan menjadi biang korban mengakhiri hidup. Sebab, walau korban bekerja serabutan, tapi istrinya mempunyai usaha warung di sekitar PG Semboro. “Kalau persoalan ekonomi bukan menjadi penyebab. Karena istrinya memiliki warung di lokasi parkir truk tebu di sekitar pabrik,” ungkapnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Sementara itu, Afandi, ketua RT setempat, menduga, korban nekat mengakhiri hidup lantaran depresi dengan beban hidup yang selama ini dialami. Kendati begitu, Afandi mengaku tidak tahu persis apa yang melatarbelakangi perbuatan tersebut. “Kemungkinan karena beban hidup. Sebab, selama ini korban juga bekerja serabutan,” ujarnya.

Menurut dia, korban kali pertama ditemukan oleh tetangganya. Kala itu, kondisi rumah korban cukup sepi dan istrinya tidak ada di rumah. “Setelah mengetahui, langsung dilaporkan ke polsek dan puskesmas,” kata Afandi.

Sementara itu, petugas dari Polsek dan Puskesmas Semboro yang datang ke lokasi langsung melakukan olah TKP. Petugas dibantu keluarga dan warga setempat langsung menurunkan korban. “Kami juga telah melakukan visum luar,” kata AKP Solihin Agus Wijaya, Kapolsek Semboro.

Namun, karena menerima dan menganggap kejadian ini sebagai musibah, pihak keluarga menolak dilakukan visum dalam. Karena itu, polisi menyerahkan jasad korban ke keluarganya agar dimakamkan. “Tadi sudah dilakukan visum luar dan tidak sampai visum dalam. Karena keluarga menerima peristiwa itu musibah. Keluarga juga sudah membuat pernyataan,” pungkas Solihin.

Reporter : Juma’i

Fotografer : Polsek For Radar Jember

Editor : Mahrus Sholih

- Advertisement -

SEMBORO, RADARJEMBER.ID – Tak ada yang tahu persis apa alasan Bambang Suhendro bunuh diri. Ada yang menduga, ia jengah karena sering cekcok dengan sang istri. Pertengkaran yang terjadi terus-menerus itu membuat lelaki 53 tahun ini depresi hingga akhirnya nekat gantung diri.

Didit, saudara korban, mengatakan, Bambang ditemukan meninggal gantung diri di dalam dapur rumahnya di Dusun Semboro Pasar, Desa/Kecamatan Semboro, kemarin (30/9). Korban dikenal sebagai pekerja serabutan dengan penghasilan yang pas-pasan. “Sepertinya korban depresi karena sering cekcok dengan istri. Bahkan beberapa waktu lalu, saya melihat korban memberi nasihat ke istrinya agar menjaga sikap dengan tetangga. Tetapi, istrinya malah marah-marah,” kata Didit.

Pria 43 tahun ini menduga, persoalan ekonomi bukan menjadi biang korban mengakhiri hidup. Sebab, walau korban bekerja serabutan, tapi istrinya mempunyai usaha warung di sekitar PG Semboro. “Kalau persoalan ekonomi bukan menjadi penyebab. Karena istrinya memiliki warung di lokasi parkir truk tebu di sekitar pabrik,” ungkapnya.

Sementara itu, Afandi, ketua RT setempat, menduga, korban nekat mengakhiri hidup lantaran depresi dengan beban hidup yang selama ini dialami. Kendati begitu, Afandi mengaku tidak tahu persis apa yang melatarbelakangi perbuatan tersebut. “Kemungkinan karena beban hidup. Sebab, selama ini korban juga bekerja serabutan,” ujarnya.

Menurut dia, korban kali pertama ditemukan oleh tetangganya. Kala itu, kondisi rumah korban cukup sepi dan istrinya tidak ada di rumah. “Setelah mengetahui, langsung dilaporkan ke polsek dan puskesmas,” kata Afandi.

Sementara itu, petugas dari Polsek dan Puskesmas Semboro yang datang ke lokasi langsung melakukan olah TKP. Petugas dibantu keluarga dan warga setempat langsung menurunkan korban. “Kami juga telah melakukan visum luar,” kata AKP Solihin Agus Wijaya, Kapolsek Semboro.

Namun, karena menerima dan menganggap kejadian ini sebagai musibah, pihak keluarga menolak dilakukan visum dalam. Karena itu, polisi menyerahkan jasad korban ke keluarganya agar dimakamkan. “Tadi sudah dilakukan visum luar dan tidak sampai visum dalam. Karena keluarga menerima peristiwa itu musibah. Keluarga juga sudah membuat pernyataan,” pungkas Solihin.

Reporter : Juma’i

Fotografer : Polsek For Radar Jember

Editor : Mahrus Sholih

SEMBORO, RADARJEMBER.ID – Tak ada yang tahu persis apa alasan Bambang Suhendro bunuh diri. Ada yang menduga, ia jengah karena sering cekcok dengan sang istri. Pertengkaran yang terjadi terus-menerus itu membuat lelaki 53 tahun ini depresi hingga akhirnya nekat gantung diri.

Didit, saudara korban, mengatakan, Bambang ditemukan meninggal gantung diri di dalam dapur rumahnya di Dusun Semboro Pasar, Desa/Kecamatan Semboro, kemarin (30/9). Korban dikenal sebagai pekerja serabutan dengan penghasilan yang pas-pasan. “Sepertinya korban depresi karena sering cekcok dengan istri. Bahkan beberapa waktu lalu, saya melihat korban memberi nasihat ke istrinya agar menjaga sikap dengan tetangga. Tetapi, istrinya malah marah-marah,” kata Didit.

Pria 43 tahun ini menduga, persoalan ekonomi bukan menjadi biang korban mengakhiri hidup. Sebab, walau korban bekerja serabutan, tapi istrinya mempunyai usaha warung di sekitar PG Semboro. “Kalau persoalan ekonomi bukan menjadi penyebab. Karena istrinya memiliki warung di lokasi parkir truk tebu di sekitar pabrik,” ungkapnya.

Sementara itu, Afandi, ketua RT setempat, menduga, korban nekat mengakhiri hidup lantaran depresi dengan beban hidup yang selama ini dialami. Kendati begitu, Afandi mengaku tidak tahu persis apa yang melatarbelakangi perbuatan tersebut. “Kemungkinan karena beban hidup. Sebab, selama ini korban juga bekerja serabutan,” ujarnya.

Menurut dia, korban kali pertama ditemukan oleh tetangganya. Kala itu, kondisi rumah korban cukup sepi dan istrinya tidak ada di rumah. “Setelah mengetahui, langsung dilaporkan ke polsek dan puskesmas,” kata Afandi.

Sementara itu, petugas dari Polsek dan Puskesmas Semboro yang datang ke lokasi langsung melakukan olah TKP. Petugas dibantu keluarga dan warga setempat langsung menurunkan korban. “Kami juga telah melakukan visum luar,” kata AKP Solihin Agus Wijaya, Kapolsek Semboro.

Namun, karena menerima dan menganggap kejadian ini sebagai musibah, pihak keluarga menolak dilakukan visum dalam. Karena itu, polisi menyerahkan jasad korban ke keluarganya agar dimakamkan. “Tadi sudah dilakukan visum luar dan tidak sampai visum dalam. Karena keluarga menerima peristiwa itu musibah. Keluarga juga sudah membuat pernyataan,” pungkas Solihin.

Reporter : Juma’i

Fotografer : Polsek For Radar Jember

Editor : Mahrus Sholih

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca