TEGALBOTO, RADARJEMBER.ID – Penyandang disabilitas mulai mendapat perhatian untuk mendapatkan vaksin Covid-19. Setelah sebelumnya digelar di Gedung Bhayangkara, kini giliran Universitas Jember yang menyelenggarakan vaksinasi difabel. Setidaknya ada 362 difabel yang diberi vaksin Covid-19 di Gedung Soetardjo, kemarin (30/8).
Ketua Tim Tanggap Darurat Kesiapan Bencana Covid-19 Universitas Jember dr Ulfa Elfia mengatakan, vaksinasi untuk difabel tersebut sebenarnya disiapkan 750 dosis. Namun, ada 362 difabel yang sudah mendaftar dan satu orang pendamping atau relawan.
Kelompok masyarakat difabel pun tidak luput dari perhatian Universitas Jember dalam memperoleh vaksin. Sebab, penyandang difabel salah satu kelompok masyarakat yang rentan terpapar Covid-19. Vaksinasi ini diharapkan bisa memberikan proteksi kesehatan bagi mereka.
Lebih jauh, Ulfa mengatakan, pelaksanaan vaksinasi untuk difabel ini memang seharusnya dikhususkan. Sebab, selain membutuhkan tempat yang ramah difabel, mereka juga memerlukan proses yang lebih panjang. “Beberapa di antara mereka membutuhkan pendamping mulai dari keberangkatan dari rumah, pelaksanaan vaksin, hingga kembali ke rumah. Alhamdulillah, kami dibantu oleh beberapa relawan maupun lembaga dan organisasi sosial lainnya,” jelas Ulfa.
Sementara itu, Edi, salah seorang penyandang difabel dari Desa Kesilir, Kecamatan Wuluhan, mengaku senang dengan adanya vaksinasi khusus difabel itu. Ditemani kakak perempuannya, Edi datang ke Universitas Jember.
Sementara itu, lokasi dan perjuangan khusus vaksin difabel juga diakui oleh Tri Astini. Sebagai guru SLB Patrang, sebelumnya dia turut membantu vaksinasi difabel secara door to door bersama Satlantas Polres Jember. Dia mengaku, yang susah adalah difabel tunagrahita dan autis. “Kalau mau vaksin difabel itu harus disiapkan tenaga untuk memegang tangan dan kaki,” ungkapnya.
Dia mengakui, untuk menyukseskan vaksinasi difabel, pihak sekolah atau guru juga turut membantu agar sukses.
Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Kesehatan Jember dr Wiwik Supartiwi menyampaikan, penyandang disabilitas dan ODGJ juga harus mendapatkan vaksin. Untuk vaksinasi kaum disabilitas tersebut setidaknya dibutuhkan 3.813 dosis. Sementara itu, untuk ODGJ yang terdaftar baru 524 jiwa saja. Masih ada 1.883 yang belum terdaftar, karena belum punya nomor induk kependudukan atau NIK.
Dia menjelaskan, vaksin Covid-19 yang diterima untuk disabilitas dan ODGJ adalah produksi Sinopharm. “Bukan Sinovac, tapi Sinopharm,” paparnya.
Reporter : Dwi Siswanto
Fotografer : Humas Unej For Radar Jember
Editor : Lintang Anis Bena Kinanti