JEMBER, RADARJEMBER.ID – Pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Jember 2020 tinggal itungan bulan. Apalagi di Minggu pertama, September ini, merupakan masa pendaftaran bagi para pasangan calon bupati dan calon wakil bupati ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Jember.
Tidak dipungkiri, dalam beberapa hari ke depan hingga mendekati hari pencoblosan, situasi politik di Kabupaten Jember dipastikan meningkat.
Untuk itu Wakil Bupati Kyai Muqit mengajak warga untuk selalu tenang. “Beda pilihan saat Pilkada itu lumrah dan itulah demokrasi. Karena itu, meski beda pilihan maka salawat tetap harus dibaca dan jangan ditinggalkan,” ungkap Wakil Bupati Drs KH Abdul Muqit Arief, kemarin.
Hal itu dia sampaikan usai sosialisasi via RRI Jember, terkait buku panduan salawat dan doa anak Jember, Selasa (1/9), pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Karangharjo, Kecamatan Silo. ”Kebiasaan membaca salawat harus dibiasakan mulai usia dini,” lanjutnya.
“Kabupaten Jember ini kan kabupaten religius, dan terdapat ratusan pondok pesantren, karena itu jangan pernah bosan untuk mengumandangkan salawat,” imbuh Wabup Muqit.
Di bagian akhir, Muqit berharap, warga Jember untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan mendekati perhelatan pesta demokrasi bulan Desember nanti.
Alumni Pondok Pesantren Guluk-Guluk Sumenep Madura itu juga mengharapkan, salawat bisa mendinginkan suhu politik sekaligus menghindarkan gesekkan menghadapi Pilkada.
Diskusi udara tersebut mengundang pula narasumber lain. Seperti Pendeta Soni Laksono dari Gereja Kristen Jawi Wetan dan Dr H Hobri, SPd, MPd, Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Jember.