LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Selain puluhan SMPN di Lumajang yang tidak terpenuhi pagu muridnya, penerimaan peserta didik baru (PPDB) di ratusan SDN justru lebih parah. Sebab, puluhan sekolah negeri itu tercatat tak ada satu pun yang menerima murid baru. Peminatnya kosong.
Setiap tahun, ancaman sekolah yang harus regrouping kemungkinan besar bakal terjadi. Data Dinas Pendidikan, dari 526 SDN yang ada di Lumajang, ada 488 sekolah yang pagunya tidak terpenuhi. Paling mengenaskan, 59 sekolah di antaranya tidak memiliki pendaftar satu pun. Padahal pendaftaran dibuka lebih awal.
Rata-rata sekolah yang tidak memiliki murid tersebut adalah di Kecamatan Pasirian, sebanyak 12 sekolah. Berikutnya, peringkat kedua Kecamatan Tekung sebanyak 7 sekolah. Kemudian, Kecamatan Gucialit 6 sekolah dan Kecamatan Pronojiwo sebanyak 5 sekolah. Kecamatan lainnya 4 hingga 1 sekolah.
Kepala SDN Tekung 01 Susilowati mengatakan, di desa tempatnya mengajar telah ada empat lembaga pendidikan setara SD. Dua di antaranya merupakan sekolah negeri, sisanya sekolah swasta. Akibatnya, jumlah murid yang mendaftar di sekolahnya sangat minim. Kurang lebih sekitar 10 murid.
“Kalau datanya 0 itu mungkin belum update. Sekarang jumlah yang daftar ada sekitar 10 anak. Ya kami tetap melakukan langkah-langkah untuk terus menambah murid. Karena pagu minimal adalah 20 anak, kami masih kekurangan 10 untuk mencukupi itu. Kami juga pendekatan door to door,” jelasnya.
Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Lumajang Suryadi mengatakan, perpanjangan pendaftaran telah dibuka sampai 31 Mei 2021. Tujuannya supaya pagu murid bisa terpenuhi. Bahkan dirinya juga terus memberikan laporan data siswa lulusan TK atau RA, termasuk data lulusan SDN atau MI supaya guru terus proaktif.
“Kami laksanakan program bekerja sama dengan tokoh masyarakat, aparat desa/kelurahan, dan pihak-pihak yang lain. Kalau misalkan belum terpenuhi juga, dinas akan melakukan evaluasi dan merencanakan tindak lanjutnya nanti seperti apa,” pungkasnya.
Jurnalis: Atieqson Mar Iqbal
Editor: Hafid Asnan