23.3 C
Jember
Tuesday, 28 March 2023

Beredar Isu Miring, Banyak yang Enggan Vaksin

Mobile_AP_Rectangle 1

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Vaksinasi untuk remaja atau pelajar di Bondowoso sampai saat ini masih terus digalakkan di berbagai sekolah. Seperti yang dilakukan SMP Negeri 2 Tamanan, kemarin (30/7). Pada kegiatan itu, ada 50 siswa yang mengikuti vaksinasi tahap pertama. Vaksinasi yang menyasar remaja usia 12 hingga 17 tahun ini dilaksanakan di lingkungan sekolah setempat.

Menurut Kepala SMP Negeri 2 Tamanan Samsul, jumlah pelajar yang ikut vaksinasi hanya 10 persen kurang dari total pelajar yang ada, yakni 550 anak. Salah satu penyebab sedikitnya jumlah siswa yang melakukan vaksin itu karena sebelumnya sudah beredar isu miring. “Kedahuluan isu tentang vaksin menakutkan,” ungkapnya.

Kendati begitu, pihaknya akan terus berupaya turut mengedukasi siswa-siswinya agar ikut vaksinasi. Sebab, salah satu syarat untuk pembelajaran tatap muka nanti yakni warga sekolah harus tuntas divaksin. “Mudah-mudahan nanti 100 persen,” ujarnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Indah Nayla, 15, pelajar kelas IX-1 sekolah itu, mengaku, dari seluruh teman satu kelasnya, hanya ada dua orang yang mau divaksin. Ia dan teman sebangkunya. Padahal, menurutnya teman satu kelasnya semua berjumlah 30 orang. “Yang lain banyak yang tidak mau. Ada yang sakit, ada yang tidak boleh sama orang tuanya,” katanya.

Ia menerangkan, sebelum divaksin, pihak sekolah memberikan blanko vaksinasi untuk diisi. Saat hendak diserahkan ke sekolah, siswa harus juga melampirkan kartu keluarga. “Orang tua saya mengizinkan vaksinasi,” katanya, yang kala itu bersama teman sebangkunya, Siti Kholifah.

Senada, Oktavia Fitriani, pelajar kelas IX-6, menuturkan, di kelasnya hanya ada lima anak yang mengikuti vaksinasi. Sementara, yang lain tak ada yang mau karena beralasan tidak diizinkan oleh orang tuanya. Dirinya mau divaksin karena ingin segera sekolah tatap muka. “Saya mau, soalnya bosan sekolah daring. Kan katanya kalau mau tatap muka harus divaksin dulu,” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Irwan Bachtiar Rahmat yang hadir meninjau langsung proses vaksinasi, mengatakan, pihaknya sejauh ini belum mendengar penolakan yang signifikan. Menurutnya, sedikitnya jumlah siswa yang mau divaksin itu, salah satunya karena keterbatasan jumlah vaksin yang tersedia. “Bagi yang nantinya ada penolakan, saya minta kepada seluruh guru, Pak Camat,  Pak Danramil, dan Pak Kapolsek agar mengedukasi wali murid dan siswa-siswi,” ujarnya.

Ia menerangkan, penting sekali vaksinasi ini dilakukan karena nantinya untuk pembelajaran tatap muka warga sekolahnya wajib divaksin. “Kita lihat, (pelaksanaan tatap muka, Red) tunggu instruksi dari pusat,” ungkapnya.

Ia pun meminta forum pimpinan kecamatan mengajak tokoh agama dan tokoh masyarakat agar ikut andil dalam mengedukasi masyarakat supaya mau divaksin. “Betul, nanti kami akan mengajak peran serta masyarakat,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Ilham Wahyudi
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

- Advertisement -

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Vaksinasi untuk remaja atau pelajar di Bondowoso sampai saat ini masih terus digalakkan di berbagai sekolah. Seperti yang dilakukan SMP Negeri 2 Tamanan, kemarin (30/7). Pada kegiatan itu, ada 50 siswa yang mengikuti vaksinasi tahap pertama. Vaksinasi yang menyasar remaja usia 12 hingga 17 tahun ini dilaksanakan di lingkungan sekolah setempat.

Menurut Kepala SMP Negeri 2 Tamanan Samsul, jumlah pelajar yang ikut vaksinasi hanya 10 persen kurang dari total pelajar yang ada, yakni 550 anak. Salah satu penyebab sedikitnya jumlah siswa yang melakukan vaksin itu karena sebelumnya sudah beredar isu miring. “Kedahuluan isu tentang vaksin menakutkan,” ungkapnya.

Kendati begitu, pihaknya akan terus berupaya turut mengedukasi siswa-siswinya agar ikut vaksinasi. Sebab, salah satu syarat untuk pembelajaran tatap muka nanti yakni warga sekolah harus tuntas divaksin. “Mudah-mudahan nanti 100 persen,” ujarnya.

Indah Nayla, 15, pelajar kelas IX-1 sekolah itu, mengaku, dari seluruh teman satu kelasnya, hanya ada dua orang yang mau divaksin. Ia dan teman sebangkunya. Padahal, menurutnya teman satu kelasnya semua berjumlah 30 orang. “Yang lain banyak yang tidak mau. Ada yang sakit, ada yang tidak boleh sama orang tuanya,” katanya.

Ia menerangkan, sebelum divaksin, pihak sekolah memberikan blanko vaksinasi untuk diisi. Saat hendak diserahkan ke sekolah, siswa harus juga melampirkan kartu keluarga. “Orang tua saya mengizinkan vaksinasi,” katanya, yang kala itu bersama teman sebangkunya, Siti Kholifah.

Senada, Oktavia Fitriani, pelajar kelas IX-6, menuturkan, di kelasnya hanya ada lima anak yang mengikuti vaksinasi. Sementara, yang lain tak ada yang mau karena beralasan tidak diizinkan oleh orang tuanya. Dirinya mau divaksin karena ingin segera sekolah tatap muka. “Saya mau, soalnya bosan sekolah daring. Kan katanya kalau mau tatap muka harus divaksin dulu,” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Irwan Bachtiar Rahmat yang hadir meninjau langsung proses vaksinasi, mengatakan, pihaknya sejauh ini belum mendengar penolakan yang signifikan. Menurutnya, sedikitnya jumlah siswa yang mau divaksin itu, salah satunya karena keterbatasan jumlah vaksin yang tersedia. “Bagi yang nantinya ada penolakan, saya minta kepada seluruh guru, Pak Camat,  Pak Danramil, dan Pak Kapolsek agar mengedukasi wali murid dan siswa-siswi,” ujarnya.

Ia menerangkan, penting sekali vaksinasi ini dilakukan karena nantinya untuk pembelajaran tatap muka warga sekolahnya wajib divaksin. “Kita lihat, (pelaksanaan tatap muka, Red) tunggu instruksi dari pusat,” ungkapnya.

Ia pun meminta forum pimpinan kecamatan mengajak tokoh agama dan tokoh masyarakat agar ikut andil dalam mengedukasi masyarakat supaya mau divaksin. “Betul, nanti kami akan mengajak peran serta masyarakat,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Ilham Wahyudi
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Vaksinasi untuk remaja atau pelajar di Bondowoso sampai saat ini masih terus digalakkan di berbagai sekolah. Seperti yang dilakukan SMP Negeri 2 Tamanan, kemarin (30/7). Pada kegiatan itu, ada 50 siswa yang mengikuti vaksinasi tahap pertama. Vaksinasi yang menyasar remaja usia 12 hingga 17 tahun ini dilaksanakan di lingkungan sekolah setempat.

Menurut Kepala SMP Negeri 2 Tamanan Samsul, jumlah pelajar yang ikut vaksinasi hanya 10 persen kurang dari total pelajar yang ada, yakni 550 anak. Salah satu penyebab sedikitnya jumlah siswa yang melakukan vaksin itu karena sebelumnya sudah beredar isu miring. “Kedahuluan isu tentang vaksin menakutkan,” ungkapnya.

Kendati begitu, pihaknya akan terus berupaya turut mengedukasi siswa-siswinya agar ikut vaksinasi. Sebab, salah satu syarat untuk pembelajaran tatap muka nanti yakni warga sekolah harus tuntas divaksin. “Mudah-mudahan nanti 100 persen,” ujarnya.

Indah Nayla, 15, pelajar kelas IX-1 sekolah itu, mengaku, dari seluruh teman satu kelasnya, hanya ada dua orang yang mau divaksin. Ia dan teman sebangkunya. Padahal, menurutnya teman satu kelasnya semua berjumlah 30 orang. “Yang lain banyak yang tidak mau. Ada yang sakit, ada yang tidak boleh sama orang tuanya,” katanya.

Ia menerangkan, sebelum divaksin, pihak sekolah memberikan blanko vaksinasi untuk diisi. Saat hendak diserahkan ke sekolah, siswa harus juga melampirkan kartu keluarga. “Orang tua saya mengizinkan vaksinasi,” katanya, yang kala itu bersama teman sebangkunya, Siti Kholifah.

Senada, Oktavia Fitriani, pelajar kelas IX-6, menuturkan, di kelasnya hanya ada lima anak yang mengikuti vaksinasi. Sementara, yang lain tak ada yang mau karena beralasan tidak diizinkan oleh orang tuanya. Dirinya mau divaksin karena ingin segera sekolah tatap muka. “Saya mau, soalnya bosan sekolah daring. Kan katanya kalau mau tatap muka harus divaksin dulu,” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Irwan Bachtiar Rahmat yang hadir meninjau langsung proses vaksinasi, mengatakan, pihaknya sejauh ini belum mendengar penolakan yang signifikan. Menurutnya, sedikitnya jumlah siswa yang mau divaksin itu, salah satunya karena keterbatasan jumlah vaksin yang tersedia. “Bagi yang nantinya ada penolakan, saya minta kepada seluruh guru, Pak Camat,  Pak Danramil, dan Pak Kapolsek agar mengedukasi wali murid dan siswa-siswi,” ujarnya.

Ia menerangkan, penting sekali vaksinasi ini dilakukan karena nantinya untuk pembelajaran tatap muka warga sekolahnya wajib divaksin. “Kita lihat, (pelaksanaan tatap muka, Red) tunggu instruksi dari pusat,” ungkapnya.

Ia pun meminta forum pimpinan kecamatan mengajak tokoh agama dan tokoh masyarakat agar ikut andil dalam mengedukasi masyarakat supaya mau divaksin. “Betul, nanti kami akan mengajak peran serta masyarakat,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Ilham Wahyudi
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca