Mobile_AP_Rectangle 1
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Dua bola mata pria itu fokus melihat tanaman putih yang ada di depannya. Sesekali terlihat dia membersihkan kotoran yang ada di tumbuhan tersebut. Selain itu, semprotan air yang ada di tangannya juga difungsikan dengan baik. Satu per satu tanaman diperiksa secara teliti, untuk memastikan keadaannya baik-baik saja.
BACA JUGA : Minta Usut Dugaan Pupuk Palsu
Ternyata kegiatan tersebut merupakan rutinitas yang dilakukan oleh Ahmad Suprayogi setiap hari, terhadap tanaman jamur yang dia budi dayakan bersama sejumlah temannya yang lain. Dari budi daya tersebut, kini mereka sudah berhasil meraup omzet satu juta lebih dalam satu bulan. Setiap hari penghasilan yang didapatkan mencapai hingga Rp 50 ribu.
Mobile_AP_Rectangle 2
Siapa sangka, modal awal yang digunakan untuk membuat usaha budi daya jamur tiram sangat terbatas. Sebab, dana yang digunakan adalah hasil iuran dari rekan pemuda di desanya. Hasilnya hanya cukup untuk membeli sebanyak 50 baglog atau media tanam jamur. Sementara, bangunan yang akan dijadikan tempat produksi dibuat secara swadaya menggunakan bambu. “Per baglog itu harganya Rp 3.000, tinggal ngalikan sudah,” kata Suprayogi.
Meski dengan dana yang terbatas, namun semangat untuk tetap berusahanya terbilang cukup kuat. Benar saja, saat ini kurang lebih sudah ada 300 baglog baru. Dari baglog yang tersedia, setiap hari kurang lebih bisa menghasilkan sebanyak dua kilogram jamur tiram. Dari hal tersebut, maka tidak heran jika setiap hari dia mampu mengumpulkan cuan hingga Rp 50 ribu. Padahal, pangsa pasarnya masih masyarakat yang berada di sekitarnya.
- Advertisement -
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Dua bola mata pria itu fokus melihat tanaman putih yang ada di depannya. Sesekali terlihat dia membersihkan kotoran yang ada di tumbuhan tersebut. Selain itu, semprotan air yang ada di tangannya juga difungsikan dengan baik. Satu per satu tanaman diperiksa secara teliti, untuk memastikan keadaannya baik-baik saja.
BACA JUGA : Minta Usut Dugaan Pupuk Palsu
Ternyata kegiatan tersebut merupakan rutinitas yang dilakukan oleh Ahmad Suprayogi setiap hari, terhadap tanaman jamur yang dia budi dayakan bersama sejumlah temannya yang lain. Dari budi daya tersebut, kini mereka sudah berhasil meraup omzet satu juta lebih dalam satu bulan. Setiap hari penghasilan yang didapatkan mencapai hingga Rp 50 ribu.
Siapa sangka, modal awal yang digunakan untuk membuat usaha budi daya jamur tiram sangat terbatas. Sebab, dana yang digunakan adalah hasil iuran dari rekan pemuda di desanya. Hasilnya hanya cukup untuk membeli sebanyak 50 baglog atau media tanam jamur. Sementara, bangunan yang akan dijadikan tempat produksi dibuat secara swadaya menggunakan bambu. “Per baglog itu harganya Rp 3.000, tinggal ngalikan sudah,” kata Suprayogi.
Meski dengan dana yang terbatas, namun semangat untuk tetap berusahanya terbilang cukup kuat. Benar saja, saat ini kurang lebih sudah ada 300 baglog baru. Dari baglog yang tersedia, setiap hari kurang lebih bisa menghasilkan sebanyak dua kilogram jamur tiram. Dari hal tersebut, maka tidak heran jika setiap hari dia mampu mengumpulkan cuan hingga Rp 50 ribu. Padahal, pangsa pasarnya masih masyarakat yang berada di sekitarnya.
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Dua bola mata pria itu fokus melihat tanaman putih yang ada di depannya. Sesekali terlihat dia membersihkan kotoran yang ada di tumbuhan tersebut. Selain itu, semprotan air yang ada di tangannya juga difungsikan dengan baik. Satu per satu tanaman diperiksa secara teliti, untuk memastikan keadaannya baik-baik saja.
BACA JUGA : Minta Usut Dugaan Pupuk Palsu
Ternyata kegiatan tersebut merupakan rutinitas yang dilakukan oleh Ahmad Suprayogi setiap hari, terhadap tanaman jamur yang dia budi dayakan bersama sejumlah temannya yang lain. Dari budi daya tersebut, kini mereka sudah berhasil meraup omzet satu juta lebih dalam satu bulan. Setiap hari penghasilan yang didapatkan mencapai hingga Rp 50 ribu.
Siapa sangka, modal awal yang digunakan untuk membuat usaha budi daya jamur tiram sangat terbatas. Sebab, dana yang digunakan adalah hasil iuran dari rekan pemuda di desanya. Hasilnya hanya cukup untuk membeli sebanyak 50 baglog atau media tanam jamur. Sementara, bangunan yang akan dijadikan tempat produksi dibuat secara swadaya menggunakan bambu. “Per baglog itu harganya Rp 3.000, tinggal ngalikan sudah,” kata Suprayogi.
Meski dengan dana yang terbatas, namun semangat untuk tetap berusahanya terbilang cukup kuat. Benar saja, saat ini kurang lebih sudah ada 300 baglog baru. Dari baglog yang tersedia, setiap hari kurang lebih bisa menghasilkan sebanyak dua kilogram jamur tiram. Dari hal tersebut, maka tidak heran jika setiap hari dia mampu mengumpulkan cuan hingga Rp 50 ribu. Padahal, pangsa pasarnya masih masyarakat yang berada di sekitarnya.