26.8 C
Jember
Sunday, 2 April 2023

Peserta JKN-KIS Semarakkan Senam Sehat Kolosal 18.818

Mobile_AP_Rectangle 1

BONDOWOSO RADARJEMBER.ID – Hidup sehat itu mudah dan murah. Hal tersebut senantiasa digaungkan oleh BPJS Kesehatan selaku penyelenggaran Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat modern.

Dalam rangka menyambut Asian Games XVIII sekaligus merayakan HUT BPJS Kesehatan yang ke-50, BPJS Kesehatan Cabang Banyuwangi menggelar senam sehat kolosal 18.818 di Alun-alun RBA Ki Ronggo Bondowoso, kemarin (29/7). Kegiatan ini diikuti peserta JKN-KIS, fasilitas kesehatan mitra BPJS Kesehatan, stakeholder terkait hingga para duta BPJS Kesehatan. Hadir dalam kesempatan tersebut
Deputi Direksi Wilayah Jatim BPJS Kesehatan Handaryo, Kepala Cabang BPJS Kesehatan Banyuwangi Hernina Agustin, dan Asisten I Agung Tri Handono.

Deputi Direksi Wilayah Jatim BPJS Kesehatan Handaryo mengungkapkan, melalui kegiatan senam 18.818, pihaknya ingin mempromosikan betapa murahnya dan mudahnya untuk menerapkan pola hidup sehat. Cukup dengan senam rutin setiap pagi, bisa meningkatkan kebugaran dan meningkatkan sistem imun dalam tubuh. “Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku sehat sehari-hari, diharapkan jumlah peserta JKN-KIS yang sakit bisa menurun, sehingga pembiayaan pelayanan kesehatan dapat dialokasikan ke program promotif pereventif yang dilakukan agar masyarakat tetap sehat,” jelasnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Dijelaskan, kegiatan senam 18.818 ini adalah kegiatan nasional. Dilaksanakan serentak pada Minggu 29 Juli 2018. Dengan mengajak serta masyarakat untuk membiasakan berolahraga dan menerapkan gaya hidup sehat, dampak jangka panjangnya diharapkan bisa menekan jumlah penderita penyakit katastropik di Indonesia.

Sementara Kepala Cabang BPJS Kesehatan Banyuwangi Hernina Agustin mengatakan, tahun 2017 biaya yang dihabiskan untuk penyakit katastropik telah mencapai Rp 18,4 triliun atau 21,8 % dari total biaya pelayanan kesehatan yang dikeluarkan BPJS Kesehatan. Karenanya, BPJS Kesehatan fokus untuk menjaga masyarakat yang sehat untuk tetap sehat melalui berbagai program promotif preventif yang dilaksanakan. “Bagi masyarakat yang beresiko menderita penyakit katastropik seperti diabetes melitus dan hipertensi, dapat mengelola risiko tersebut melalui Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) yang juga merupakan bagian dari upaya promotif preventif perorangan peserta JKN-KIS,” jelasnya.

Sampai 20 Juli 2018, sudah 74,67 % atau sekitar 583.698 jiwa penduduk Kabupaten Bondowoso yang telah menjadi peserta JKN-KIS. Dalam memberikan pelayanan kesehatan, BPJS Kesehatan telah bekerjasama dengan 49 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), 3 rumah sakit, 1 apotek dan 2 optik.

Asisten I Agung Tri Handono mengatakan, kehadiran BPJS Kesehatan adalah solusi nyata kesehatan murah. Karenanya Pemkab Bondowoso mendukung penuh keikutsertaan masyarakat dalam BPJS Kesehatan. “Sudah ada 12 ribu lebih masyarakat kurang mampu yang ditanggung pemerintah, sementara potensi masyarakat miskin yang membutuhkan mencapai 27 ribu,” jelasnya.

Sebelumnya jika ada warga tidak mampu sakit, pemerintah menyediakan bantuan maksimal Rp 5 juta untuk pengobatan. Sementara kendalanya selain alokasinya terbatas, kebanyakan biaya rumah sakitnya lebih daru Rp 5 juta. “Dengan adanya BPJS Kesehatan, alokasi itu menjadi biaya untuk pembayaran iuran, dan manfaatnya bisa lebih besar,” tuturnya. (*)

Penulis : Sholikhul Huda
Fotografer : Sholikhul Huda
Editor : Winardi Nawa Putra

- Advertisement -

BONDOWOSO RADARJEMBER.ID – Hidup sehat itu mudah dan murah. Hal tersebut senantiasa digaungkan oleh BPJS Kesehatan selaku penyelenggaran Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat modern.

Dalam rangka menyambut Asian Games XVIII sekaligus merayakan HUT BPJS Kesehatan yang ke-50, BPJS Kesehatan Cabang Banyuwangi menggelar senam sehat kolosal 18.818 di Alun-alun RBA Ki Ronggo Bondowoso, kemarin (29/7). Kegiatan ini diikuti peserta JKN-KIS, fasilitas kesehatan mitra BPJS Kesehatan, stakeholder terkait hingga para duta BPJS Kesehatan. Hadir dalam kesempatan tersebut
Deputi Direksi Wilayah Jatim BPJS Kesehatan Handaryo, Kepala Cabang BPJS Kesehatan Banyuwangi Hernina Agustin, dan Asisten I Agung Tri Handono.

Deputi Direksi Wilayah Jatim BPJS Kesehatan Handaryo mengungkapkan, melalui kegiatan senam 18.818, pihaknya ingin mempromosikan betapa murahnya dan mudahnya untuk menerapkan pola hidup sehat. Cukup dengan senam rutin setiap pagi, bisa meningkatkan kebugaran dan meningkatkan sistem imun dalam tubuh. “Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku sehat sehari-hari, diharapkan jumlah peserta JKN-KIS yang sakit bisa menurun, sehingga pembiayaan pelayanan kesehatan dapat dialokasikan ke program promotif pereventif yang dilakukan agar masyarakat tetap sehat,” jelasnya.

Dijelaskan, kegiatan senam 18.818 ini adalah kegiatan nasional. Dilaksanakan serentak pada Minggu 29 Juli 2018. Dengan mengajak serta masyarakat untuk membiasakan berolahraga dan menerapkan gaya hidup sehat, dampak jangka panjangnya diharapkan bisa menekan jumlah penderita penyakit katastropik di Indonesia.

Sementara Kepala Cabang BPJS Kesehatan Banyuwangi Hernina Agustin mengatakan, tahun 2017 biaya yang dihabiskan untuk penyakit katastropik telah mencapai Rp 18,4 triliun atau 21,8 % dari total biaya pelayanan kesehatan yang dikeluarkan BPJS Kesehatan. Karenanya, BPJS Kesehatan fokus untuk menjaga masyarakat yang sehat untuk tetap sehat melalui berbagai program promotif preventif yang dilaksanakan. “Bagi masyarakat yang beresiko menderita penyakit katastropik seperti diabetes melitus dan hipertensi, dapat mengelola risiko tersebut melalui Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) yang juga merupakan bagian dari upaya promotif preventif perorangan peserta JKN-KIS,” jelasnya.

Sampai 20 Juli 2018, sudah 74,67 % atau sekitar 583.698 jiwa penduduk Kabupaten Bondowoso yang telah menjadi peserta JKN-KIS. Dalam memberikan pelayanan kesehatan, BPJS Kesehatan telah bekerjasama dengan 49 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), 3 rumah sakit, 1 apotek dan 2 optik.

Asisten I Agung Tri Handono mengatakan, kehadiran BPJS Kesehatan adalah solusi nyata kesehatan murah. Karenanya Pemkab Bondowoso mendukung penuh keikutsertaan masyarakat dalam BPJS Kesehatan. “Sudah ada 12 ribu lebih masyarakat kurang mampu yang ditanggung pemerintah, sementara potensi masyarakat miskin yang membutuhkan mencapai 27 ribu,” jelasnya.

Sebelumnya jika ada warga tidak mampu sakit, pemerintah menyediakan bantuan maksimal Rp 5 juta untuk pengobatan. Sementara kendalanya selain alokasinya terbatas, kebanyakan biaya rumah sakitnya lebih daru Rp 5 juta. “Dengan adanya BPJS Kesehatan, alokasi itu menjadi biaya untuk pembayaran iuran, dan manfaatnya bisa lebih besar,” tuturnya. (*)

Penulis : Sholikhul Huda
Fotografer : Sholikhul Huda
Editor : Winardi Nawa Putra

BONDOWOSO RADARJEMBER.ID – Hidup sehat itu mudah dan murah. Hal tersebut senantiasa digaungkan oleh BPJS Kesehatan selaku penyelenggaran Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat modern.

Dalam rangka menyambut Asian Games XVIII sekaligus merayakan HUT BPJS Kesehatan yang ke-50, BPJS Kesehatan Cabang Banyuwangi menggelar senam sehat kolosal 18.818 di Alun-alun RBA Ki Ronggo Bondowoso, kemarin (29/7). Kegiatan ini diikuti peserta JKN-KIS, fasilitas kesehatan mitra BPJS Kesehatan, stakeholder terkait hingga para duta BPJS Kesehatan. Hadir dalam kesempatan tersebut
Deputi Direksi Wilayah Jatim BPJS Kesehatan Handaryo, Kepala Cabang BPJS Kesehatan Banyuwangi Hernina Agustin, dan Asisten I Agung Tri Handono.

Deputi Direksi Wilayah Jatim BPJS Kesehatan Handaryo mengungkapkan, melalui kegiatan senam 18.818, pihaknya ingin mempromosikan betapa murahnya dan mudahnya untuk menerapkan pola hidup sehat. Cukup dengan senam rutin setiap pagi, bisa meningkatkan kebugaran dan meningkatkan sistem imun dalam tubuh. “Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku sehat sehari-hari, diharapkan jumlah peserta JKN-KIS yang sakit bisa menurun, sehingga pembiayaan pelayanan kesehatan dapat dialokasikan ke program promotif pereventif yang dilakukan agar masyarakat tetap sehat,” jelasnya.

Dijelaskan, kegiatan senam 18.818 ini adalah kegiatan nasional. Dilaksanakan serentak pada Minggu 29 Juli 2018. Dengan mengajak serta masyarakat untuk membiasakan berolahraga dan menerapkan gaya hidup sehat, dampak jangka panjangnya diharapkan bisa menekan jumlah penderita penyakit katastropik di Indonesia.

Sementara Kepala Cabang BPJS Kesehatan Banyuwangi Hernina Agustin mengatakan, tahun 2017 biaya yang dihabiskan untuk penyakit katastropik telah mencapai Rp 18,4 triliun atau 21,8 % dari total biaya pelayanan kesehatan yang dikeluarkan BPJS Kesehatan. Karenanya, BPJS Kesehatan fokus untuk menjaga masyarakat yang sehat untuk tetap sehat melalui berbagai program promotif preventif yang dilaksanakan. “Bagi masyarakat yang beresiko menderita penyakit katastropik seperti diabetes melitus dan hipertensi, dapat mengelola risiko tersebut melalui Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) yang juga merupakan bagian dari upaya promotif preventif perorangan peserta JKN-KIS,” jelasnya.

Sampai 20 Juli 2018, sudah 74,67 % atau sekitar 583.698 jiwa penduduk Kabupaten Bondowoso yang telah menjadi peserta JKN-KIS. Dalam memberikan pelayanan kesehatan, BPJS Kesehatan telah bekerjasama dengan 49 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), 3 rumah sakit, 1 apotek dan 2 optik.

Asisten I Agung Tri Handono mengatakan, kehadiran BPJS Kesehatan adalah solusi nyata kesehatan murah. Karenanya Pemkab Bondowoso mendukung penuh keikutsertaan masyarakat dalam BPJS Kesehatan. “Sudah ada 12 ribu lebih masyarakat kurang mampu yang ditanggung pemerintah, sementara potensi masyarakat miskin yang membutuhkan mencapai 27 ribu,” jelasnya.

Sebelumnya jika ada warga tidak mampu sakit, pemerintah menyediakan bantuan maksimal Rp 5 juta untuk pengobatan. Sementara kendalanya selain alokasinya terbatas, kebanyakan biaya rumah sakitnya lebih daru Rp 5 juta. “Dengan adanya BPJS Kesehatan, alokasi itu menjadi biaya untuk pembayaran iuran, dan manfaatnya bisa lebih besar,” tuturnya. (*)

Penulis : Sholikhul Huda
Fotografer : Sholikhul Huda
Editor : Winardi Nawa Putra

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca