Mobile_AP_Rectangle 1
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Stunting merupakan permasalahan klasik yang saat ini masih menjadi PR Kabupaten Bondowoso. Permasalahan ini mendapat perhatian Bupati Bondowoso saat peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang digelar secara virtual di pendapa bupati, kemarin (29/6).
Acara tersebut mengangkat tema “keluarga keren cegah stunting”. Bupati secara virtual mendapat pengarahan langsung dari Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma’ruf Amin.
Bupati Drs KH Salwa Arifin menyampaikan, permasalahan stunting harus diselesaikan. Sebab, Bondowoso menempati posisi ketiga dengan angka stunting tertinggi di Jawa Timur. “Permasalahan ini harus ditekan dengan sungguh-sungguh,” tegasnya.
Mobile_AP_Rectangle 2
Jika masih ada kasus stunting di Bondowoso, maka akan sulit untuk menciptakan rumah tangga yang sejahtera. Stunting menjadi hambatan yang sangat besar. Hambatan ini tentu perlu ditekan dan diselesaikan dengan serius oleh berbagai pihak. “Perlu keseriusan penanganan stunting. Apalagi sudah menjadi tema Harganas tahun ini,” katanya.
Dijelaskannya, pembangunan keluarga sejahtera tak hanya terbatas pada masalah pembatasan angka kelahiran. Melainkan juga perlu betul-betul membangun keluarga yang integral untuk membantu penurunan angka stunting.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) dr Agus Suwardjito memaparkan, target penurunan stunting di Bondowoso bisa turun hingga berada di 14 persen selama tiga tahun ke depan. Dari posisi angka stunting saat ini 27 persen. “Keluarga-keluarga ini harus mengerti ilmu pola asuh atau parenting. Maka konsentrasi kami di keluarga muda,” pungkasnya.
Jurnalis: Ilham Wahyudi
Fotografer: Ilham Wahyudi
Editor: Solikhul Huda
- Advertisement -
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Stunting merupakan permasalahan klasik yang saat ini masih menjadi PR Kabupaten Bondowoso. Permasalahan ini mendapat perhatian Bupati Bondowoso saat peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang digelar secara virtual di pendapa bupati, kemarin (29/6).
Acara tersebut mengangkat tema “keluarga keren cegah stunting”. Bupati secara virtual mendapat pengarahan langsung dari Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma’ruf Amin.
Bupati Drs KH Salwa Arifin menyampaikan, permasalahan stunting harus diselesaikan. Sebab, Bondowoso menempati posisi ketiga dengan angka stunting tertinggi di Jawa Timur. “Permasalahan ini harus ditekan dengan sungguh-sungguh,” tegasnya.
Jika masih ada kasus stunting di Bondowoso, maka akan sulit untuk menciptakan rumah tangga yang sejahtera. Stunting menjadi hambatan yang sangat besar. Hambatan ini tentu perlu ditekan dan diselesaikan dengan serius oleh berbagai pihak. “Perlu keseriusan penanganan stunting. Apalagi sudah menjadi tema Harganas tahun ini,” katanya.
Dijelaskannya, pembangunan keluarga sejahtera tak hanya terbatas pada masalah pembatasan angka kelahiran. Melainkan juga perlu betul-betul membangun keluarga yang integral untuk membantu penurunan angka stunting.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) dr Agus Suwardjito memaparkan, target penurunan stunting di Bondowoso bisa turun hingga berada di 14 persen selama tiga tahun ke depan. Dari posisi angka stunting saat ini 27 persen. “Keluarga-keluarga ini harus mengerti ilmu pola asuh atau parenting. Maka konsentrasi kami di keluarga muda,” pungkasnya.
Jurnalis: Ilham Wahyudi
Fotografer: Ilham Wahyudi
Editor: Solikhul Huda
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Stunting merupakan permasalahan klasik yang saat ini masih menjadi PR Kabupaten Bondowoso. Permasalahan ini mendapat perhatian Bupati Bondowoso saat peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang digelar secara virtual di pendapa bupati, kemarin (29/6).
Acara tersebut mengangkat tema “keluarga keren cegah stunting”. Bupati secara virtual mendapat pengarahan langsung dari Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma’ruf Amin.
Bupati Drs KH Salwa Arifin menyampaikan, permasalahan stunting harus diselesaikan. Sebab, Bondowoso menempati posisi ketiga dengan angka stunting tertinggi di Jawa Timur. “Permasalahan ini harus ditekan dengan sungguh-sungguh,” tegasnya.
Jika masih ada kasus stunting di Bondowoso, maka akan sulit untuk menciptakan rumah tangga yang sejahtera. Stunting menjadi hambatan yang sangat besar. Hambatan ini tentu perlu ditekan dan diselesaikan dengan serius oleh berbagai pihak. “Perlu keseriusan penanganan stunting. Apalagi sudah menjadi tema Harganas tahun ini,” katanya.
Dijelaskannya, pembangunan keluarga sejahtera tak hanya terbatas pada masalah pembatasan angka kelahiran. Melainkan juga perlu betul-betul membangun keluarga yang integral untuk membantu penurunan angka stunting.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) dr Agus Suwardjito memaparkan, target penurunan stunting di Bondowoso bisa turun hingga berada di 14 persen selama tiga tahun ke depan. Dari posisi angka stunting saat ini 27 persen. “Keluarga-keluarga ini harus mengerti ilmu pola asuh atau parenting. Maka konsentrasi kami di keluarga muda,” pungkasnya.
Jurnalis: Ilham Wahyudi
Fotografer: Ilham Wahyudi
Editor: Solikhul Huda