Mobile_AP_Rectangle 1
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Mohammad Alunk, santri Ponpes Al Irsyad Al Islamiyyah Bondowoso, membuat bangga Bondowoso. Dia meraih juara III Musabaqah Hafalan Quran dan Hadis (MHQH) Amir Sultan bin Abdul Aziz Alu Su’ud. Pergelaran lomba hadis itu merupakan lomba tingkat nasional ke-13. Dilaksanakan di Jakarta, Kamis (25/3).
Sebagai siswa yang baru duduk di bangku kelas XI aliyah, Alunk tidak pernah menyangka akan mendapatkan predikat juara III. Sebab, pesertanya tidak hanya dari kalangan siswa. Banyak dari mahasiswa bahkan ada yang sudah sarjana.
Maklum saja, lomba tersebut ditentukan berdasarkan umur, bukan berdasarkan latar belakang pendidikan. “Gak nyangka bakal dapat juara, udah pasrah aja,” ungkap Alunk, Senin (29/3).
Tahun sebelumnya, Alunk juga mengikuti lomba yang sama, dan berhasil menjadi 10 besar dari seluruh peserta lomba tersebut. Dari hal itu, dia berhak mengikuti lomba MHQH di tingkat Asia-Pasifik. Tapi lomba itu ditunda karena pandemi Covid-19. Tahun ini, dia kembali mengikuti lomba yang sama. Bedanya, lomba kali ini dia berhasil meraih juara tiga.
Untuk mengikuti event itu, Alunk harus menghafal ratusan hadis. Kurang lebih membutuhkan waktu tiga bulan secara fokus, serius, dan intens. “Jadi, ada satu kitab tebal harus dibaca semua. Kemudian, tentang perawinya, biografi penulis hadis harus diketahui. Kemudian tentang ilmu hadis sahih atau daifnya itu saya tekuni selama satu bulan,” jelasnya.
Sementara, Moch Faisal Gumblas, Mudir Ma’had Al Irsyad Al Islamiyyah Bondowoso, menyampaikan, proses mendapatkan juara tersebut tidak didapatkan karena kebetulan saja. Apalagi sebelumnya perwakilan dari pondok tersebut sudah berhasil juara di lomba tersebut. “Anak yang sudah memiliki potensi menghafal itu sudah kami bidik sejak awal. Lewat sistem bina prestasi,” tegasnya.
Sebelum mengikuti lomba, santri sudah melewati proses yang panjang. Proses menghafalnya juga dilakukan dalam waktu yang lama. Tapi, untuk menghafal secara intens hanya dilakukan selama tiga bulan. Setelah itu, harus melewati berbagai tes yang disiapkan. “Hasil itu dari proses yang indah, bukan dari proses yang instan,” paparnya.
Prestasi yang didapatkan santrinya tersebut diharapkan menjadi motivasi bagi santri yang lain, untuk terus mengembangkan kemampuan dan keilmuannya.
Jurnalis: mg3
Fotografer: mg3
Editor: Solikhul Huda
- Advertisement -
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Mohammad Alunk, santri Ponpes Al Irsyad Al Islamiyyah Bondowoso, membuat bangga Bondowoso. Dia meraih juara III Musabaqah Hafalan Quran dan Hadis (MHQH) Amir Sultan bin Abdul Aziz Alu Su’ud. Pergelaran lomba hadis itu merupakan lomba tingkat nasional ke-13. Dilaksanakan di Jakarta, Kamis (25/3).
Sebagai siswa yang baru duduk di bangku kelas XI aliyah, Alunk tidak pernah menyangka akan mendapatkan predikat juara III. Sebab, pesertanya tidak hanya dari kalangan siswa. Banyak dari mahasiswa bahkan ada yang sudah sarjana.
Maklum saja, lomba tersebut ditentukan berdasarkan umur, bukan berdasarkan latar belakang pendidikan. “Gak nyangka bakal dapat juara, udah pasrah aja,” ungkap Alunk, Senin (29/3).
Tahun sebelumnya, Alunk juga mengikuti lomba yang sama, dan berhasil menjadi 10 besar dari seluruh peserta lomba tersebut. Dari hal itu, dia berhak mengikuti lomba MHQH di tingkat Asia-Pasifik. Tapi lomba itu ditunda karena pandemi Covid-19. Tahun ini, dia kembali mengikuti lomba yang sama. Bedanya, lomba kali ini dia berhasil meraih juara tiga.
Untuk mengikuti event itu, Alunk harus menghafal ratusan hadis. Kurang lebih membutuhkan waktu tiga bulan secara fokus, serius, dan intens. “Jadi, ada satu kitab tebal harus dibaca semua. Kemudian, tentang perawinya, biografi penulis hadis harus diketahui. Kemudian tentang ilmu hadis sahih atau daifnya itu saya tekuni selama satu bulan,” jelasnya.
Sementara, Moch Faisal Gumblas, Mudir Ma’had Al Irsyad Al Islamiyyah Bondowoso, menyampaikan, proses mendapatkan juara tersebut tidak didapatkan karena kebetulan saja. Apalagi sebelumnya perwakilan dari pondok tersebut sudah berhasil juara di lomba tersebut. “Anak yang sudah memiliki potensi menghafal itu sudah kami bidik sejak awal. Lewat sistem bina prestasi,” tegasnya.
Sebelum mengikuti lomba, santri sudah melewati proses yang panjang. Proses menghafalnya juga dilakukan dalam waktu yang lama. Tapi, untuk menghafal secara intens hanya dilakukan selama tiga bulan. Setelah itu, harus melewati berbagai tes yang disiapkan. “Hasil itu dari proses yang indah, bukan dari proses yang instan,” paparnya.
Prestasi yang didapatkan santrinya tersebut diharapkan menjadi motivasi bagi santri yang lain, untuk terus mengembangkan kemampuan dan keilmuannya.
Jurnalis: mg3
Fotografer: mg3
Editor: Solikhul Huda
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Mohammad Alunk, santri Ponpes Al Irsyad Al Islamiyyah Bondowoso, membuat bangga Bondowoso. Dia meraih juara III Musabaqah Hafalan Quran dan Hadis (MHQH) Amir Sultan bin Abdul Aziz Alu Su’ud. Pergelaran lomba hadis itu merupakan lomba tingkat nasional ke-13. Dilaksanakan di Jakarta, Kamis (25/3).
Sebagai siswa yang baru duduk di bangku kelas XI aliyah, Alunk tidak pernah menyangka akan mendapatkan predikat juara III. Sebab, pesertanya tidak hanya dari kalangan siswa. Banyak dari mahasiswa bahkan ada yang sudah sarjana.
Maklum saja, lomba tersebut ditentukan berdasarkan umur, bukan berdasarkan latar belakang pendidikan. “Gak nyangka bakal dapat juara, udah pasrah aja,” ungkap Alunk, Senin (29/3).
Tahun sebelumnya, Alunk juga mengikuti lomba yang sama, dan berhasil menjadi 10 besar dari seluruh peserta lomba tersebut. Dari hal itu, dia berhak mengikuti lomba MHQH di tingkat Asia-Pasifik. Tapi lomba itu ditunda karena pandemi Covid-19. Tahun ini, dia kembali mengikuti lomba yang sama. Bedanya, lomba kali ini dia berhasil meraih juara tiga.
Untuk mengikuti event itu, Alunk harus menghafal ratusan hadis. Kurang lebih membutuhkan waktu tiga bulan secara fokus, serius, dan intens. “Jadi, ada satu kitab tebal harus dibaca semua. Kemudian, tentang perawinya, biografi penulis hadis harus diketahui. Kemudian tentang ilmu hadis sahih atau daifnya itu saya tekuni selama satu bulan,” jelasnya.
Sementara, Moch Faisal Gumblas, Mudir Ma’had Al Irsyad Al Islamiyyah Bondowoso, menyampaikan, proses mendapatkan juara tersebut tidak didapatkan karena kebetulan saja. Apalagi sebelumnya perwakilan dari pondok tersebut sudah berhasil juara di lomba tersebut. “Anak yang sudah memiliki potensi menghafal itu sudah kami bidik sejak awal. Lewat sistem bina prestasi,” tegasnya.
Sebelum mengikuti lomba, santri sudah melewati proses yang panjang. Proses menghafalnya juga dilakukan dalam waktu yang lama. Tapi, untuk menghafal secara intens hanya dilakukan selama tiga bulan. Setelah itu, harus melewati berbagai tes yang disiapkan. “Hasil itu dari proses yang indah, bukan dari proses yang instan,” paparnya.
Prestasi yang didapatkan santrinya tersebut diharapkan menjadi motivasi bagi santri yang lain, untuk terus mengembangkan kemampuan dan keilmuannya.
Jurnalis: mg3
Fotografer: mg3
Editor: Solikhul Huda