27.8 C
Jember
Friday, 31 March 2023

Ihwal Ketersediaan BOR Bondowoso yang Masuk Zona Hitam

Mobile_AP_Rectangle 1

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur, bed occupancy rate (BOR) ICU di RSUD Koesnadi Bondowoso diklasifikasikan dalam zona hitam, bersama dengan beberapa kabupaten/kota lainnya.

BOR merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Perhitungannya adalah persentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Sehingga dapat diketahui gambaran penggunaan tempat tidur di rumah sakit tersebut.

Sebab, ketersediaan bed untuk menampung pasien korona kini telah terpakai 100 persen. Plt Direktur RSUD Koesnadi Bondowoso dr Yus Priyatna menjelaskan, bed ICU Covid-19 hanya terdapat lima unit. Padahal, pasien terkonfirmasi Covid-19 terus berdatangan.

Mobile_AP_Rectangle 2

“Karena keterbatasan tenaga dan peralatan, jadi memang nggak bisa nambah bed ICU. Susah,” terangnya, saat dikonfirmasi, kemarin.

Untuk itu, pihaknya menyiapkan dua tenda lapangan dengan kapasitas masing-masing 10 bed. Menyiapkan paviliun Ijen dengan 58 bed, dan menyiapkan ruang UGD rumah sakit sebagai ruang transit dengan kapasitas 12 bed.

Menurutnya, klasifikasi dalam warna hitam, merah, kuning, hijau pada tabel yang tertera di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, hanya berdasarkan BOR ICU. Bukan secara keseluruhan.

“Kalau dilihat secara keseluruhan, saya yakin tidak hitam. Karena kami punya bed cadangan untuk pasien Covid-19 non ICU,” ulasnya.

Selain itu, RSUD Koesnadi Bondowoso hanya memiliki lima ventilator. Itu pun telah terpakai semua. Karena itu, pihaknya berencana menambah unit ventilator yang harganya mencapai Rp 600 juta per unit.  “Saat ini kami punya 5 ventilator,” pungkasnya.

Meski begitu, dia yakin, pihaknya mampu membeli alat tersebut meski diperlukan waktu untuk perencanaan penganggaran.

Jurnalis: Muchammad Ainul Budi
Fotografer: Muchammad Ainul Budi
Editor: Solikhul Huda

- Advertisement -

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur, bed occupancy rate (BOR) ICU di RSUD Koesnadi Bondowoso diklasifikasikan dalam zona hitam, bersama dengan beberapa kabupaten/kota lainnya.

BOR merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Perhitungannya adalah persentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Sehingga dapat diketahui gambaran penggunaan tempat tidur di rumah sakit tersebut.

Sebab, ketersediaan bed untuk menampung pasien korona kini telah terpakai 100 persen. Plt Direktur RSUD Koesnadi Bondowoso dr Yus Priyatna menjelaskan, bed ICU Covid-19 hanya terdapat lima unit. Padahal, pasien terkonfirmasi Covid-19 terus berdatangan.

“Karena keterbatasan tenaga dan peralatan, jadi memang nggak bisa nambah bed ICU. Susah,” terangnya, saat dikonfirmasi, kemarin.

Untuk itu, pihaknya menyiapkan dua tenda lapangan dengan kapasitas masing-masing 10 bed. Menyiapkan paviliun Ijen dengan 58 bed, dan menyiapkan ruang UGD rumah sakit sebagai ruang transit dengan kapasitas 12 bed.

Menurutnya, klasifikasi dalam warna hitam, merah, kuning, hijau pada tabel yang tertera di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, hanya berdasarkan BOR ICU. Bukan secara keseluruhan.

“Kalau dilihat secara keseluruhan, saya yakin tidak hitam. Karena kami punya bed cadangan untuk pasien Covid-19 non ICU,” ulasnya.

Selain itu, RSUD Koesnadi Bondowoso hanya memiliki lima ventilator. Itu pun telah terpakai semua. Karena itu, pihaknya berencana menambah unit ventilator yang harganya mencapai Rp 600 juta per unit.  “Saat ini kami punya 5 ventilator,” pungkasnya.

Meski begitu, dia yakin, pihaknya mampu membeli alat tersebut meski diperlukan waktu untuk perencanaan penganggaran.

Jurnalis: Muchammad Ainul Budi
Fotografer: Muchammad Ainul Budi
Editor: Solikhul Huda

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur, bed occupancy rate (BOR) ICU di RSUD Koesnadi Bondowoso diklasifikasikan dalam zona hitam, bersama dengan beberapa kabupaten/kota lainnya.

BOR merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Perhitungannya adalah persentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Sehingga dapat diketahui gambaran penggunaan tempat tidur di rumah sakit tersebut.

Sebab, ketersediaan bed untuk menampung pasien korona kini telah terpakai 100 persen. Plt Direktur RSUD Koesnadi Bondowoso dr Yus Priyatna menjelaskan, bed ICU Covid-19 hanya terdapat lima unit. Padahal, pasien terkonfirmasi Covid-19 terus berdatangan.

“Karena keterbatasan tenaga dan peralatan, jadi memang nggak bisa nambah bed ICU. Susah,” terangnya, saat dikonfirmasi, kemarin.

Untuk itu, pihaknya menyiapkan dua tenda lapangan dengan kapasitas masing-masing 10 bed. Menyiapkan paviliun Ijen dengan 58 bed, dan menyiapkan ruang UGD rumah sakit sebagai ruang transit dengan kapasitas 12 bed.

Menurutnya, klasifikasi dalam warna hitam, merah, kuning, hijau pada tabel yang tertera di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, hanya berdasarkan BOR ICU. Bukan secara keseluruhan.

“Kalau dilihat secara keseluruhan, saya yakin tidak hitam. Karena kami punya bed cadangan untuk pasien Covid-19 non ICU,” ulasnya.

Selain itu, RSUD Koesnadi Bondowoso hanya memiliki lima ventilator. Itu pun telah terpakai semua. Karena itu, pihaknya berencana menambah unit ventilator yang harganya mencapai Rp 600 juta per unit.  “Saat ini kami punya 5 ventilator,” pungkasnya.

Meski begitu, dia yakin, pihaknya mampu membeli alat tersebut meski diperlukan waktu untuk perencanaan penganggaran.

Jurnalis: Muchammad Ainul Budi
Fotografer: Muchammad Ainul Budi
Editor: Solikhul Huda

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca