BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Konservasi lingkungan hidup dalam Ijen Geopark menjadi penting. Sebab, Ijen Geopark tak melulu mengenai destinasi wisata. Melainkan, juga mengenai konservasi alam dan pemberdayaan masyarakat. Di sisi lain, perputaran roda ekonomi masyarakat desa di kawasan Ijen Geopark juga harus berkelanjutan.
Konservasi lingkungan pada kawasan Ijen Geopark pun menjadi salah satu tupoksi atau tugas dari Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) Bondowoso. Menurut Kristianto, Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, ada berbagai rencana kegiatan sebelum refocusing anggaran.
Mulai dari pembangunan penahan longsor, kegiatan biogas, penerangan jalan umum (PJU), pembinaan sekolah Adiwiyata berwawasan lingkungan, pelaksanaan Hari Peduli Sampah dan World Cleanup Day.
Menurutnya, konservasi lingkungan terbagi menjadi dua bagian. Yakni teknis bangunan dan bersifat vegetatif. “Sebenarnya juga ada pendampingan dan partisipasi dari masyarakat,” ujarnya.
Kristianto pun mencontohkan, bagian teknis, seperti pembangunan sumur resapan. Sedangkan vegetatif seperti halnya melaksanakan pengadaan bibit tanaman. Bibit tanaman produktif, seperti buah-buahan di kawasan dataran tinggi. “Penanaman disesuaikan dengan kewenangan lahan. Istilahnya di luar kawasan,” katanya.
Penanaman bibit itu juga dimungkinkan dengan kegiatan komunitas. Namun, ketika ditanya sejauh mana upaya koordinasi dan komunikasi dengan pihak terkait atas konservasi lingkungan di kawasan Ijen Geopark. Terutama di wilayah Ijen, yang bersinggungan langsung dengan pihak Perhutani dan BKSDA. “Sejauh ini secara detail belum ada data komunikasi dengan Perhutani dan BKSDA,” jawabnya.
Di sisi lain, upaya konservasi sifatnya nonfisik, salah satunya dengan membuat regulasi. “Peraturan Bupati (Perbup) tentang pengelolaan sampah sudah ada drafnya. Terkait pembuangan sampah di geosite Ijen Geopark itu,” pungkasnya.
Jurnalis : Muchammad Ainul Budi
Fotografer : Muchammad Ainul Budi
Redaktur : Solikhul Huda