BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Pembelajaran tatap muka (PTM) bagi murid-murid SMA Luar Biasa (SMALB) Bondowoso sudah digelar. Hal itu dibenarkan oleh Abdul Majid, Kepala SMALB, kepada Jawa Pos Radar Ijen, kemarin (27/10).
Menurut dia, jumlah siswa di tiap-tiap kelas dibatasi. Yakni paling banyak empat sampai lima orang saja. Selain jumlah siswa dibatasi, mereka yang hadir pun wajib mematuhi protokol kesehatan (prokes). “Maka siswa yang masuk dengan catatan prokes ketat. Dengan menggunakan masker, cuci tangan sebelum masuk kelas, dan jaga jarak. Satu meja belajar satu murid,” urainya.
Abdul Majid menambahkan bahwa siswa yang sakit pun tak boleh masuk ke sekolah. “Siswa yang sakit atau suhu badannya di atas 38 derajat diwajibkan istirahat di rumah saja. Selain itu, siswa dan guru sudah divaksin semua,” bebernya.
Lebih lanjut, gelaran PTM tersebut sudah menjadi instruksi cabang dinas. Yakni evaluasi terkait PTM untuk SMALB. “Demikian juga dari pengawas PK provinsi,” imbuhnya.
Sebagai informasi, kini total ada 38 siswa pada SMALB di Desa Pancoran, Kecamatan Bondowoso. Memberikan pelajaran kepada para siswa dengan kebutuhan khusus tentunya harus dengan kesabaran ekstra dan trik khusus. Menurut Abdul Majid, saat ini pihaknya cukup kesulitan untuk memberikan materi pelajaran kepada anak didiknya.
Lebih lanjut, para tenaga pendidik pun terus mengulang materi pelajaran dengan perlahan. “Anak-anak waktu masuk ke kelas harus adaptasi lagi,” bebernya.
Terlebih untuk para siswa tunagrahita. Majid mengatakan, perlu cara dan trik khusus agar pelajaran yang disampaikan guru mereka pahami. “Harus diulang-ulang terus. Bisa beberapa kali. Juga harus diimbangi dengan memberi contoh objek atau alatnya. Semisal kalau kami memberi pelajaran tentang buku, ya, harus ada bukunya. Begitupun seterusnya. Harus terus diulang-ulang,” urai Majid.
Jurnalis : Muchammad Ainul Budi
Fotografer : Muchammad Ainul Budi
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti