BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Dua orang yang berprofesi sebagai kepala sekolah di Bondowoso berhasil mendapatkan penghargaan nasional dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemenristekdikti) Republik Indonesia. Uniknya, penerimaan hadiah itu bertepatan dengan peringatan Hari Guru Nasional, Jumat (25/11).
Mereka adalah Kepala SDN Pancoran 1 Bondowoso Siti Mutawarridah. Dirinya diberikan penghargaan setelah ditetapkan sebagai peserta terbaik kategori kepala SD inspiratif. Kemudian, Kepala TK Kartika Bondowoso Ludfi Dian Wahyuni juga memperoleh penghargaan nasional.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bondowoso Sugiono Eksantoso menyampaikan kebanggaan dan apresiasi luar biasa atas prestasi tingkat nasional yang diperoleh keduanya. Terlebih, hal tersebut dinilai dapat mengharumkan nama Bondowoso di tingkat nasional.
“Untuk guru-guru yang bagus-bagus ini, nanti ketika pemetaan guru dan kepala sekolah harus ada di tempat yang lebih baik dari sebelumnya. Karena itu penghargaan yang harus diberikan kepada siapa pun yang berprestasi di pendidikan,” tuturnya.
Bahkan, atas prestasi yang diraih oleh dua orang tersebut, pihaknya juga berencana akan memberikan hadiah sebagai salah satu bentuk apresiasi. “Sementara, saya beri penghargaan. Tidak tahu nanti, kita lihat kalau ada anggaran untuk uang pembinaan, saya kasih nanti itu,” imbuhnya.
Pihaknya mengaku bahwa selama ini terus mendorong agar guru ataupun tenaga pendidik di Bondowoso terus berprestasi. Bahkan, dirinya mewacanakan program tahun 2022 agar guru penggerak yang masih rendah bisa meningkat. “Saya dorong terus seperti itu,” ujarnya.
Disinggung tentang guru lainnya, dia menyebutkan bahwa di Bondowoso banyak guru berprestasi. Tapi, di balik itu semua, ternyata masih ada juga guru tidak tetap (GTT) yang justru masih jauh dari kata sejahtera. Yakni masih mendapatkan honor yang hanya sekitar Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu per bulan.
Melihat hal itu, pihaknya berencana akan berangkat ke Kemendikbud untuk memperjuangkan GTT yang kemarin tak lolos saat mendaftarkan diri sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Tepatnya untuk meminta kuota tambahan PPPK di Bondowoso.
“Karena dengan cara itu kesejahteraan mereka terangkat, dari gaji honor yang tidak layaklah, menurut saya. Karena berharap pada APBD tidak mungkin. Berharap dari dana BOS (bantuan operasional sekolah, Red) juga seperti itu,” ujarnya.
Di lain sisi, pihaknya juga berencana akan meminta agar diserahkan database itu ke Dikbud. Sebab, yang mengetahui persis kebutuhan guru. Penataannya juga tak hanya melihat hasil, namun juga mempertimbangkan masa kerja dan lainnya. “Jadi, harapan kami, nanti kalau di-ACC biarlah kami yang menata itu dengan database passing grade,” ujarnya.
Dari tes PPPK beberapa waktu lalu, lanjut dia, baru ada sekitar 500 GTT yang lolos. Sementara sisanya dari total 1.400 GTT masih akan diperjuangkan. “Pertama, sisa kuota yang ada agar segera diperjuangkan. Kalau perlu saya minta kuota tambahan,” tandasnya.
Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Ilham Wahyudi
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti