22.9 C
Jember
Wednesday, 29 March 2023

Nyantri di Kala Pandemi

Berangkat Dikawal Bus dan Diperiksa Kesehatan

Mobile_AP_Rectangle 1

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Ratusan santri asal Kabupaten Bondowoso sudah kembali ke pondoknya masing-masing. Seperti santri Nurul Jadi, Paiton, Probolinggo, misalnya. Mereka kembali ke pondok menggunakan bus khusus yang disediakan untuk menjemput santri, kemarin (26/7).

Panitia pemberangkatan membagi keberangkatan menjadi dua gelombang. Gelombang pertama khusus santri putri, dilaksanakan pagi hari. Gelombang kedua khusus untuk santri putra, dilaksanakan siang hari. Titik penjemputan santri juga beragam. Salah satunya di depan Masjid At Taqwa Bondowoso.

Pantauan Jawa Pos Radar Ijen, sebelum menaiki bus, para santri terlebih dahulu disemprot cairan disinfektan. Tidak hanya badannya, barang-barang bawaan mereka juga disemprot oleh petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso. Setelah proses tersebut, para santri diperbolehkan menaiki bus dengan dipandu oleh petugas.

Mobile_AP_Rectangle 2

H Tohari, Ketua Penjemputan Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid, menyampaikan, agenda ini merupakan agenda rutin yang dilakukan setiap tahun oleh Pembantu Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid (P4 NJ). Tetapi, selama masa pandemi, format kepulangan dan kembali menjadi berbeda. Baik untuk mekanisme pemulangan santri ataupun mekanisme santri kembali. “Pulang ini tidak dijemput. Kemudian, kembali juga tidak diantar langsung ke pondok, semuanya rombongan,” ujar pria yang juga Ketua Komisi I DPRD Bondowoso ini.

Menurutnya, hal ini merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kerumunan di pondok pesantren. Sebab, hal itu dapat berpotensi meningkatkan penyebaran Covid-19 dan munculnya klaster baru. Apalagi saat ini varian baru dari virus ini sudah terdeteksi di Jawa Timur.

Disebutkan, jumlah santri yang kembali ke pondok ada 899 orang. Dalam proses pemberangkatan, pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai pihak. Seperti BPBD, Dinkes, dan kepolisian. Hal tersebut bertujuan untuk mengamankan agenda tahunan ini. “Begitu pulang dan kembali ini memang pasti didampingi oleh satgas Covid-19,” tegasnya.

Selain itu, Tohari menjelaskan, para santri yang kembali sudah bisa dipastikan terbebas dari Covid-19. Dibuktikan dengan hasil rapid test dari puskesmas. Pemkab Bondowoso membuat program rapid test gratis bagi santri.

Jurnalis: mg3
Fotografer: mg3
Editor: Solikhul Huda

- Advertisement -

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Ratusan santri asal Kabupaten Bondowoso sudah kembali ke pondoknya masing-masing. Seperti santri Nurul Jadi, Paiton, Probolinggo, misalnya. Mereka kembali ke pondok menggunakan bus khusus yang disediakan untuk menjemput santri, kemarin (26/7).

Panitia pemberangkatan membagi keberangkatan menjadi dua gelombang. Gelombang pertama khusus santri putri, dilaksanakan pagi hari. Gelombang kedua khusus untuk santri putra, dilaksanakan siang hari. Titik penjemputan santri juga beragam. Salah satunya di depan Masjid At Taqwa Bondowoso.

Pantauan Jawa Pos Radar Ijen, sebelum menaiki bus, para santri terlebih dahulu disemprot cairan disinfektan. Tidak hanya badannya, barang-barang bawaan mereka juga disemprot oleh petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso. Setelah proses tersebut, para santri diperbolehkan menaiki bus dengan dipandu oleh petugas.

H Tohari, Ketua Penjemputan Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid, menyampaikan, agenda ini merupakan agenda rutin yang dilakukan setiap tahun oleh Pembantu Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid (P4 NJ). Tetapi, selama masa pandemi, format kepulangan dan kembali menjadi berbeda. Baik untuk mekanisme pemulangan santri ataupun mekanisme santri kembali. “Pulang ini tidak dijemput. Kemudian, kembali juga tidak diantar langsung ke pondok, semuanya rombongan,” ujar pria yang juga Ketua Komisi I DPRD Bondowoso ini.

Menurutnya, hal ini merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kerumunan di pondok pesantren. Sebab, hal itu dapat berpotensi meningkatkan penyebaran Covid-19 dan munculnya klaster baru. Apalagi saat ini varian baru dari virus ini sudah terdeteksi di Jawa Timur.

Disebutkan, jumlah santri yang kembali ke pondok ada 899 orang. Dalam proses pemberangkatan, pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai pihak. Seperti BPBD, Dinkes, dan kepolisian. Hal tersebut bertujuan untuk mengamankan agenda tahunan ini. “Begitu pulang dan kembali ini memang pasti didampingi oleh satgas Covid-19,” tegasnya.

Selain itu, Tohari menjelaskan, para santri yang kembali sudah bisa dipastikan terbebas dari Covid-19. Dibuktikan dengan hasil rapid test dari puskesmas. Pemkab Bondowoso membuat program rapid test gratis bagi santri.

Jurnalis: mg3
Fotografer: mg3
Editor: Solikhul Huda

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Ratusan santri asal Kabupaten Bondowoso sudah kembali ke pondoknya masing-masing. Seperti santri Nurul Jadi, Paiton, Probolinggo, misalnya. Mereka kembali ke pondok menggunakan bus khusus yang disediakan untuk menjemput santri, kemarin (26/7).

Panitia pemberangkatan membagi keberangkatan menjadi dua gelombang. Gelombang pertama khusus santri putri, dilaksanakan pagi hari. Gelombang kedua khusus untuk santri putra, dilaksanakan siang hari. Titik penjemputan santri juga beragam. Salah satunya di depan Masjid At Taqwa Bondowoso.

Pantauan Jawa Pos Radar Ijen, sebelum menaiki bus, para santri terlebih dahulu disemprot cairan disinfektan. Tidak hanya badannya, barang-barang bawaan mereka juga disemprot oleh petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso. Setelah proses tersebut, para santri diperbolehkan menaiki bus dengan dipandu oleh petugas.

H Tohari, Ketua Penjemputan Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid, menyampaikan, agenda ini merupakan agenda rutin yang dilakukan setiap tahun oleh Pembantu Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid (P4 NJ). Tetapi, selama masa pandemi, format kepulangan dan kembali menjadi berbeda. Baik untuk mekanisme pemulangan santri ataupun mekanisme santri kembali. “Pulang ini tidak dijemput. Kemudian, kembali juga tidak diantar langsung ke pondok, semuanya rombongan,” ujar pria yang juga Ketua Komisi I DPRD Bondowoso ini.

Menurutnya, hal ini merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kerumunan di pondok pesantren. Sebab, hal itu dapat berpotensi meningkatkan penyebaran Covid-19 dan munculnya klaster baru. Apalagi saat ini varian baru dari virus ini sudah terdeteksi di Jawa Timur.

Disebutkan, jumlah santri yang kembali ke pondok ada 899 orang. Dalam proses pemberangkatan, pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai pihak. Seperti BPBD, Dinkes, dan kepolisian. Hal tersebut bertujuan untuk mengamankan agenda tahunan ini. “Begitu pulang dan kembali ini memang pasti didampingi oleh satgas Covid-19,” tegasnya.

Selain itu, Tohari menjelaskan, para santri yang kembali sudah bisa dipastikan terbebas dari Covid-19. Dibuktikan dengan hasil rapid test dari puskesmas. Pemkab Bondowoso membuat program rapid test gratis bagi santri.

Jurnalis: mg3
Fotografer: mg3
Editor: Solikhul Huda

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca