31.1 C
Jember
Wednesday, 29 March 2023

Ternyata, Ada yang Tidak Terdampak Pandemi

Mobile_AP_Rectangle 1

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Ternyata ada usaha yang sama sekali tidak terdampak oleh pandemi Covid-19. Perajin tirai bambu bergambar misalnya. Usaha ini sama sekali tidak terdampak Covid-19. Hal itu diungkapkan oleh Muhammad Ghofur Hasbullah, perajin tirai bambu bergambar dari Desa Sumber Dumpyong, Pakem.

Kepada Jawa Pos Radar Ijen, Ghofur mengungkapkan, selama ini penjualannya online. Hal itu yang menjadi salah satu faktor kenapa di tengah pandemi ini, produknya sama sekali tidak terdampak. Selain itu, setiap bulannya pasti ada saja pesanan datang. Sebab, tirai bambu  bergambar masih jarang. Apalagi gambarnya bisa sesuai selera.

Selama ini masih jarang perajin tirai bambu yang disertai gambar. Bahkan, untuk daerah Bondowoso dan Jember saat ini belum ada perajinnya. Hanya ada perajin yang mewarnai tirainya dengan pernis maupun cat satu warna saja. “Untuk yang lukis masih belum ada. Jadi, saya satu-satunya” ungkapnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Usaha tersebut sudah berjalan selama dua tahun. Berawal dari ketidaksengajaan karena tidak menemukan pekerjaan. Sementara lingkungannya sendiri rata-rata berprofesi sebagai perajin tirai bambu. Akhirnya Ghofur mencoba hal yang berbeda. Yakni membuat tirai bambu dengan ditambahi lukisan. “Saya mengambil referensi untuk ini dari para perajin di Yogyakarta dan Malang,” Imbuhnya.

Selama pandemi, Ghofur tetap melayani para pembeli. Saat ini pesanan banyak menggunakan aplikasi Facebook sebagai market place barang jualannya. Selain itu, pihaknya juga menggunakan aplikasi WhatsApp untuk mempromosikan barangnya kepada orang-orang yang sudah dikenal. Walaupun faktanya para pemesan tirai tersebut masih didominasi oleh orang-orang luar Bondowoso.

Untuk memproduksi tirai bambu, Ghofur masih melakukannya secara manual dengan alat seadanya, sehingga untuk produksi satu tirai bambu dari awal sampai jadi tirai, mulai dari pemotongan bambu hingga penyusunannya, membutuhkan waktu satu hari penuh. Tempat produksinya pun masih dilakukan di rumahnya sendiri.

Lebih lanjut, Ghofur berharap ke depannya usahanya akan lebih diperhatikan pemerintah desa setempat sampai pemerintah kabupaten. Sebab, menurutnya, produk yang ditawarkan juga membawa nama baik untuk Kabupaten Bondowoso sendiri.

- Advertisement -

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Ternyata ada usaha yang sama sekali tidak terdampak oleh pandemi Covid-19. Perajin tirai bambu bergambar misalnya. Usaha ini sama sekali tidak terdampak Covid-19. Hal itu diungkapkan oleh Muhammad Ghofur Hasbullah, perajin tirai bambu bergambar dari Desa Sumber Dumpyong, Pakem.

Kepada Jawa Pos Radar Ijen, Ghofur mengungkapkan, selama ini penjualannya online. Hal itu yang menjadi salah satu faktor kenapa di tengah pandemi ini, produknya sama sekali tidak terdampak. Selain itu, setiap bulannya pasti ada saja pesanan datang. Sebab, tirai bambu  bergambar masih jarang. Apalagi gambarnya bisa sesuai selera.

Selama ini masih jarang perajin tirai bambu yang disertai gambar. Bahkan, untuk daerah Bondowoso dan Jember saat ini belum ada perajinnya. Hanya ada perajin yang mewarnai tirainya dengan pernis maupun cat satu warna saja. “Untuk yang lukis masih belum ada. Jadi, saya satu-satunya” ungkapnya.

Usaha tersebut sudah berjalan selama dua tahun. Berawal dari ketidaksengajaan karena tidak menemukan pekerjaan. Sementara lingkungannya sendiri rata-rata berprofesi sebagai perajin tirai bambu. Akhirnya Ghofur mencoba hal yang berbeda. Yakni membuat tirai bambu dengan ditambahi lukisan. “Saya mengambil referensi untuk ini dari para perajin di Yogyakarta dan Malang,” Imbuhnya.

Selama pandemi, Ghofur tetap melayani para pembeli. Saat ini pesanan banyak menggunakan aplikasi Facebook sebagai market place barang jualannya. Selain itu, pihaknya juga menggunakan aplikasi WhatsApp untuk mempromosikan barangnya kepada orang-orang yang sudah dikenal. Walaupun faktanya para pemesan tirai tersebut masih didominasi oleh orang-orang luar Bondowoso.

Untuk memproduksi tirai bambu, Ghofur masih melakukannya secara manual dengan alat seadanya, sehingga untuk produksi satu tirai bambu dari awal sampai jadi tirai, mulai dari pemotongan bambu hingga penyusunannya, membutuhkan waktu satu hari penuh. Tempat produksinya pun masih dilakukan di rumahnya sendiri.

Lebih lanjut, Ghofur berharap ke depannya usahanya akan lebih diperhatikan pemerintah desa setempat sampai pemerintah kabupaten. Sebab, menurutnya, produk yang ditawarkan juga membawa nama baik untuk Kabupaten Bondowoso sendiri.

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Ternyata ada usaha yang sama sekali tidak terdampak oleh pandemi Covid-19. Perajin tirai bambu bergambar misalnya. Usaha ini sama sekali tidak terdampak Covid-19. Hal itu diungkapkan oleh Muhammad Ghofur Hasbullah, perajin tirai bambu bergambar dari Desa Sumber Dumpyong, Pakem.

Kepada Jawa Pos Radar Ijen, Ghofur mengungkapkan, selama ini penjualannya online. Hal itu yang menjadi salah satu faktor kenapa di tengah pandemi ini, produknya sama sekali tidak terdampak. Selain itu, setiap bulannya pasti ada saja pesanan datang. Sebab, tirai bambu  bergambar masih jarang. Apalagi gambarnya bisa sesuai selera.

Selama ini masih jarang perajin tirai bambu yang disertai gambar. Bahkan, untuk daerah Bondowoso dan Jember saat ini belum ada perajinnya. Hanya ada perajin yang mewarnai tirainya dengan pernis maupun cat satu warna saja. “Untuk yang lukis masih belum ada. Jadi, saya satu-satunya” ungkapnya.

Usaha tersebut sudah berjalan selama dua tahun. Berawal dari ketidaksengajaan karena tidak menemukan pekerjaan. Sementara lingkungannya sendiri rata-rata berprofesi sebagai perajin tirai bambu. Akhirnya Ghofur mencoba hal yang berbeda. Yakni membuat tirai bambu dengan ditambahi lukisan. “Saya mengambil referensi untuk ini dari para perajin di Yogyakarta dan Malang,” Imbuhnya.

Selama pandemi, Ghofur tetap melayani para pembeli. Saat ini pesanan banyak menggunakan aplikasi Facebook sebagai market place barang jualannya. Selain itu, pihaknya juga menggunakan aplikasi WhatsApp untuk mempromosikan barangnya kepada orang-orang yang sudah dikenal. Walaupun faktanya para pemesan tirai tersebut masih didominasi oleh orang-orang luar Bondowoso.

Untuk memproduksi tirai bambu, Ghofur masih melakukannya secara manual dengan alat seadanya, sehingga untuk produksi satu tirai bambu dari awal sampai jadi tirai, mulai dari pemotongan bambu hingga penyusunannya, membutuhkan waktu satu hari penuh. Tempat produksinya pun masih dilakukan di rumahnya sendiri.

Lebih lanjut, Ghofur berharap ke depannya usahanya akan lebih diperhatikan pemerintah desa setempat sampai pemerintah kabupaten. Sebab, menurutnya, produk yang ditawarkan juga membawa nama baik untuk Kabupaten Bondowoso sendiri.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca