22.5 C
Jember
Saturday, 3 June 2023

Penjual Takjil di Alun-Alun Makin Ramai Saja

Satgas Tegaskan Harus Protokol Kesehatan

Mobile_AP_Rectangle 1

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Puluhan pedagang kaki lima tumpah ruah di trotoar Alun-Alun RBA Ki Ronggo. Setiap sore mulai pukul 15.00 hingga menjelang berbuka puasa, mereka menggelar dagangannya.

Suasana hiruk pikuk ramainya pembeli dan pedagang yang menawarkan dagangannya mulai terjadi sejak awal bulan puasa lalu. Pembatasan pedagang dalam kondisi Covid-19 ini pun seakan diabaikan. Puluhan sepeda motor terparkir rapi di bahu jalan.

Bahkan, pihak kepolisian sampai mengatur arus lalu lintas. Dua ruas jalan yang membelah Monumen Gerbong Maut pun disiasati. Ruas jalan pinggir pendapa alun-alun diperuntukkan pengendara yang hendak membeli takjil. Sedangkan ruas jalan sebelah kantor pemkab hanya untuk pengendara yang lewat.

Mobile_AP_Rectangle 2

Sejak pukul 15.00 penyekatan ruas jalan itu dilakukan, hingga pukul 17.30. Sebab, apabila tak disekat, terjadi kemacetan di ruas jalan sisi kiri pendapa alun-alun. Menyebabkan terjadi penumpukan kendaraan dan pembeli.

Kelonggaran para pedagang takjil dadakan setahun sekali dalam momen bulan Ramadan kali ini disikapi dingin oleh Pemkab Bondowoso. Sebab, situasi pelik pandemi Covid-19 memang mencekik perekonomian masyarakat ekonomi bawah. Terlebih dalam hal ini pedagang kaki lima.

“Mereka berjualan setahun sekali untuk mengais rezeki. Apalagi situasi pandemi seperti ini. Ada hal-hal kemanusiaan yang kami pikirkan juga untuk mereka, para pedagang itu,” ujar Adi Sunaryadi, Sekretaris Satgas Covid-19.

Meskipun tetap memperbolehkan para pedagang itu berjualan, pihaknya tetap memberikan imbauan untuk urusan protokol kesehatan. Salah satunya dengan cara menggelar operasi yustisi pada sore hari.

“Operasi yustisi yang biasanya kami gelar siang hari, kami gelar sore hari di sekitaran alun-alun. Menyasar para pembeli atau pedagang yang tidak memakai masker. Sebagai penyeimbang aktivitas jual beli,” imbuhnya.

Lebih jauh, menurut Adi, ada beberapa hal yang dipertimbangkan untuk melakukan tindakan tegas. Adanya bazar Ramadan ini juga sebagai gerakan mendukung bergeliatnya UMKM lokal yang sedang lesu akibat pandemi.

Jurnalis: Muchammad Ainul Budi
Fotografer: Muchammad Ainul Budi
Editor: Solikhul Huda

- Advertisement -

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Puluhan pedagang kaki lima tumpah ruah di trotoar Alun-Alun RBA Ki Ronggo. Setiap sore mulai pukul 15.00 hingga menjelang berbuka puasa, mereka menggelar dagangannya.

Suasana hiruk pikuk ramainya pembeli dan pedagang yang menawarkan dagangannya mulai terjadi sejak awal bulan puasa lalu. Pembatasan pedagang dalam kondisi Covid-19 ini pun seakan diabaikan. Puluhan sepeda motor terparkir rapi di bahu jalan.

Bahkan, pihak kepolisian sampai mengatur arus lalu lintas. Dua ruas jalan yang membelah Monumen Gerbong Maut pun disiasati. Ruas jalan pinggir pendapa alun-alun diperuntukkan pengendara yang hendak membeli takjil. Sedangkan ruas jalan sebelah kantor pemkab hanya untuk pengendara yang lewat.

Sejak pukul 15.00 penyekatan ruas jalan itu dilakukan, hingga pukul 17.30. Sebab, apabila tak disekat, terjadi kemacetan di ruas jalan sisi kiri pendapa alun-alun. Menyebabkan terjadi penumpukan kendaraan dan pembeli.

Kelonggaran para pedagang takjil dadakan setahun sekali dalam momen bulan Ramadan kali ini disikapi dingin oleh Pemkab Bondowoso. Sebab, situasi pelik pandemi Covid-19 memang mencekik perekonomian masyarakat ekonomi bawah. Terlebih dalam hal ini pedagang kaki lima.

“Mereka berjualan setahun sekali untuk mengais rezeki. Apalagi situasi pandemi seperti ini. Ada hal-hal kemanusiaan yang kami pikirkan juga untuk mereka, para pedagang itu,” ujar Adi Sunaryadi, Sekretaris Satgas Covid-19.

Meskipun tetap memperbolehkan para pedagang itu berjualan, pihaknya tetap memberikan imbauan untuk urusan protokol kesehatan. Salah satunya dengan cara menggelar operasi yustisi pada sore hari.

“Operasi yustisi yang biasanya kami gelar siang hari, kami gelar sore hari di sekitaran alun-alun. Menyasar para pembeli atau pedagang yang tidak memakai masker. Sebagai penyeimbang aktivitas jual beli,” imbuhnya.

Lebih jauh, menurut Adi, ada beberapa hal yang dipertimbangkan untuk melakukan tindakan tegas. Adanya bazar Ramadan ini juga sebagai gerakan mendukung bergeliatnya UMKM lokal yang sedang lesu akibat pandemi.

Jurnalis: Muchammad Ainul Budi
Fotografer: Muchammad Ainul Budi
Editor: Solikhul Huda

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Puluhan pedagang kaki lima tumpah ruah di trotoar Alun-Alun RBA Ki Ronggo. Setiap sore mulai pukul 15.00 hingga menjelang berbuka puasa, mereka menggelar dagangannya.

Suasana hiruk pikuk ramainya pembeli dan pedagang yang menawarkan dagangannya mulai terjadi sejak awal bulan puasa lalu. Pembatasan pedagang dalam kondisi Covid-19 ini pun seakan diabaikan. Puluhan sepeda motor terparkir rapi di bahu jalan.

Bahkan, pihak kepolisian sampai mengatur arus lalu lintas. Dua ruas jalan yang membelah Monumen Gerbong Maut pun disiasati. Ruas jalan pinggir pendapa alun-alun diperuntukkan pengendara yang hendak membeli takjil. Sedangkan ruas jalan sebelah kantor pemkab hanya untuk pengendara yang lewat.

Sejak pukul 15.00 penyekatan ruas jalan itu dilakukan, hingga pukul 17.30. Sebab, apabila tak disekat, terjadi kemacetan di ruas jalan sisi kiri pendapa alun-alun. Menyebabkan terjadi penumpukan kendaraan dan pembeli.

Kelonggaran para pedagang takjil dadakan setahun sekali dalam momen bulan Ramadan kali ini disikapi dingin oleh Pemkab Bondowoso. Sebab, situasi pelik pandemi Covid-19 memang mencekik perekonomian masyarakat ekonomi bawah. Terlebih dalam hal ini pedagang kaki lima.

“Mereka berjualan setahun sekali untuk mengais rezeki. Apalagi situasi pandemi seperti ini. Ada hal-hal kemanusiaan yang kami pikirkan juga untuk mereka, para pedagang itu,” ujar Adi Sunaryadi, Sekretaris Satgas Covid-19.

Meskipun tetap memperbolehkan para pedagang itu berjualan, pihaknya tetap memberikan imbauan untuk urusan protokol kesehatan. Salah satunya dengan cara menggelar operasi yustisi pada sore hari.

“Operasi yustisi yang biasanya kami gelar siang hari, kami gelar sore hari di sekitaran alun-alun. Menyasar para pembeli atau pedagang yang tidak memakai masker. Sebagai penyeimbang aktivitas jual beli,” imbuhnya.

Lebih jauh, menurut Adi, ada beberapa hal yang dipertimbangkan untuk melakukan tindakan tegas. Adanya bazar Ramadan ini juga sebagai gerakan mendukung bergeliatnya UMKM lokal yang sedang lesu akibat pandemi.

Jurnalis: Muchammad Ainul Budi
Fotografer: Muchammad Ainul Budi
Editor: Solikhul Huda

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca